Part 36. probably 17+

505 61 11
                                    

hari ini dengan sangat mendadak Jun memberitahu orang tuanya untuk datang melamar seorang perempuan sambil mengatakan

"aku akan menikah dalam tiga hari"

mendengar hal ini, orang tua Jun sangat senang dan juga terkejut. dikeluarganya Jun dikenal sebagai orang yang lebih sibuk bekerja dibandingkan berkencan. setiap hari kegiatannya hanya bekerja, bahkan dihari minggu pun saat dirumah dia lebih sering berada diruang kerjanya.

orng tuanya selau menyuruhnya mencari kegiatan lain selain bekerja, misalnya bersenang-senang dengan teman-temannya dan mencari hobi yang baru selain bekerja. namun Jun tidak pernah menurti mereka.

***

Yuki duduk di depan jendela sambil menatap keluar, entah apa yang dial lihat namun apapun itu tidak ada hubungannya dengan isi kepalanya yang terus berputar putar. Dia sedang memikirkan perasan seseorang atau mungkin bisa juga dibilang memikirkan seseorang yang punya rasa tega untuk menghilangkan nyawa keluarganya sendiri hanya demi uang. dia sangat tidak habis pikir dengan hal itu.

orang bilang darah lebih kental dari pada air. aku rasa pribahasa ini tidak berlaku untuk mereka.

memikirkan hal ini malah membuatnya menjadi pusing. mau bagai manapun Yuki tidak akan pernah bisa mengerti. ditengah kebungungannya dia teringat dengan perkataan Alvin kepada Tomas.

"Alvin?!" yuki menoleh kearah Alvin yang baru masuk kedalam kamar.

"apa?"

"gue ini lagi banyak masalah. terus pas gue lagi mikirin solusi masaah ini gue inget lu bikin masalah baru" ujar Yuki dengan menggebu gebu

"salah gue apa?"

"elu... bilang sama Papa kalau lu kita gak akan pernah cerai"

"lu mau cerai?" Alvin balik bertanya dengan sedikit rasa takut kalau Yuki menjawab iya.

Yuki diam. Dia dangat ingin mengatakan 'tidak' namun di kontrak sudah tertera dengan jelas kalau mereka akan bercerai.

Walaupun surat kontrak itu sudah diambil Tomas namun Yuki masih percaya kalau mereka harus tetap mengikuti isi kontrak tersebut.

"Di kontrak dituliskan kalau kita akan bercerai setelah satu tahun"

Yuki memutar tubuhnya hingga membelakangi Alvin. Untuk beberapa saat tidak ada gerakan yang berarti yang dilakukan Yuki. Dia hanya berdiri menhadap jendela sambil menekan dadanya yang terasa sesak.

Dadanya sesak karena menahan sesuatu yang paling ingin dia keluarkan dari dalam hatinya. Dengan semua masalah yang ada dan ditambah dengan masalah perceraian ini membuat Yuki semakin sesak.

"Tahaan..." gumam Yuki

"Apa yang ditahan?"

Yuki meloncat karena terkejut mendengar Alvin berbicara tepat di samping telinganya. Dia berbalik dan mendapati Alvin sudah berdiri sangat dekat dengannya. Yuki tidak sadar kalau Alvin berjalan mendekat padanya.

Yuki mundur untuk membuat jaram diantara mereka namun dia sudah tidak bisa mundur lagi karena dinding dan jendela.

Alvin mendekatkan wajahnya kepada Yuki sambil menatap matanya. Dia bisa merasakan hembusan nafas Yuki yang sedikit memburu.

Jantung Yuki berdegup dengan cepat saat Alvin terlalu dekat dengannya. Udara disekitar Yuki rasakan semakin panas meski pendingin ruangan menyala.

"Jawab aku. Kamu mau bercerai?" Ujar Alvin dengan tatapan sayunya dan dengan nada suara yang terdengar lebih lembut. Dia bahkan menggunakan bahasa yang lebih lembut kepada Yuki.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 03, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tiba Tiba MenikahWhere stories live. Discover now