Bab 16

2.5K 540 36
                                    

Happy reading, moga suka.

Full version tersedia di Playstore dan Karyakarsa ya.

Di Karyakarsa : carmenlabohemian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di Karyakarsa : carmenlabohemian

Di Karyakarsa : carmenlabohemian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Enjoy

Luv,
Carmen

__________________________________________

Aku tak pernah berpikir bahwa kehidupan pernikahan kami bisa semakin membaik. Daphne jauh lebih jinak setelah aku mengungkapkan penyesalanku. Dan harus kuakui, aku lebih senang melihat senyumnya saat dia menyambutku. Bagaimana aku merindukan hal-hal kecil seperti itu ketika kami berjauhan, atau ketika aku harus berada di peternakan seharian.
Oh, aku tidak berbicara tentang cinta. Sejak awal aku menghindari hal-hal cengeng seperti cinta dan romantisme atau perasaan-perasaan sejenis itu. Tapi aku sadar kalau wanita membutuhkan hal-hal tertentu, seperti misalnya kelembutan, perhatian atau sepatah dua ucapan manis. Dan percayalah, setelah itu, hidup akan menjadi lebih mudah.

Aku menyadari bahwa suasana hati Daphne yang baik juga membuat hidupku lebih baik. Seperti inilah, kurang lebih, pernikahan yang aku bayangkan, kami memiliki kerjasama yang baik, di luar kamar maupun di dalam kamar. Bonusnya, aku beruntung karena mendapatkan istri yang cantik. Kompeten dan cantik, itu yang harus kuakui. Dan Daphne mendapatkan suami seperti yang diinginkan setiap wanita. Aku penyedia yang baik, aku bisa memberinya keamanan, aku sebagai pelindungnya dan tugasnya adalah melayani dan mematuhiku dengan baik. Maka hidup kami akan selalu baik-baik saja.

Tapi aku tahu ada satu hal yang akan membuat segalanya sempurna. Kupikir sudah saatnya Daphne melakukan tugasnya yang lain. Melahirkan keturunan untukku. Aku menatap Daphne yang masih tertidur pulas dan memikirkan betapa menyenangkannya ide membuat wanita itu mengandung benihku. Kucondongkan tubuh menatapnya yang tengah pulas tertidur lalu pelan-pelan menyingkapkan anak rambut dari pipinya yang mulus.

Padahal baru tadi kami bercinta tapi aku sudah menginginkannya lagi. Terbangun di tengah malam seperti ini, telanjang dan bergairah, menatapnya sambil memikirkan apa yang telah terjadi semenjak kami menikah, dan pikiran untuk menghamilinya, aku langsung menginginkannya lagi.

"Daphne... " Aku berbisik pelan sambil terus mengusap pipinya. Dia bergerak kecil dalam tidurnya.

"Mmhhh... " erangnya pelan.

"Wake up," bisikku lagi, kali ini bibirku begitu dekat dengan telinganya dan tanganku mulai merengkuhnya.

Daphne memprotes kecil ketika aku mulai bergerak menaikinya dan menciumi sisi lehernya.

"Um... Damon... stop, aku mengantuk."

Aku sangat tidak menyukai penolakan. Apalagi dari bibir Daphne. Itu hanya menyulut sifat agresifku. Aku tak memedulikan gumam protesnya dan membungkam kata-katanya dengan bibir. Tangan-tanganku merambah ke bawah, menggeranyanginya di mana-mana.

"I want you, Daph," bisikku di sela-sela ciuman.

Lalu tanpa mendengar balasan Daphne, aku membalikkannya sehingga kini perutnya menekan kasur.

"Oh... Damon... Apa... Apa yang kau lakukan?"

"Sshh..."

Aku menekannya lembut dengan berat tubuhku sementara bibirku menyapu sisi tengkuknya. Kudengar dia mengerang lembut dan aku tersenyum.

Seperti ini... Inilah yang paling kusukai dari istriku yang muda dan polos ini.

Aku berbisik padanya, memintanya untuk mengangkat bokong dan melebarkan kakinya. Dengan tak sabar aku lalu menanamkan diriku ke dalamnya. Daphne mengerang keras sementara aku menggerung nikmat.

"This... Feels so good, Daphne."

Lalu aku mulai bergerak. Dalam. Kuat. Semakin cepat.

Wanita itu tiba lebih dulu. Tubuhnya berkontraksi dan mencengkeramku. Aku menggerung keras saat mencoba bertahan lebih lama sebelum menyusul Daphne dalam jurang nikmat. Aku meledakkan diri dan mengisinya penuh-penuh, berharap malam ini aku berhasil menghamili istri cantikku itu.

A Rancher's Mail Order Bride - Pengantin Pesanan Sang PeternakWhere stories live. Discover now