Bab 17

2.4K 533 30
                                    

Happy reading, moga suka ya.

Versi lengkap sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa.

Di KK : carmenlabohemian

Enjoy

Luv,
Carmen

___________________________________________

Pada ulang tahunku yang ke-22, tepat sebelas bulan setelah pernikahan kami, untuk pertama kalinya kami bepergian bersama keluar dari Texas. Kata Damon, ini adalah kejutan ulang tahun dan juga bulan madu kami yang tertunda. Pria itu membawaku ke Las Vegas selama seminggu.

Apa yang kami lakukan selama seminggu di sana? Tidak banyak sebenarnya. Las Vegas adalah kota yang indah dan terutama terasa paling hidup di malam hari. Keramaian terasa mengisi setiap sudut kota. Kebisingan lalu lintas, bunyi percakapan di setiap sisi, rumah makan dan kafe gemerlap, juga bangunan-bangunan tinggi, lalu bunyi musik yang indah, hiburan hampir ada di setiap tempat yang dilewati.

Intinya, semua yang ada di tempat ini begitu berbeda dengan Cedar Woods. Bahkan orang-orangnya juga, yang sepertinya selalu mengenakan model pakaian keluaran terbaru. Tapi yang paling mengagumkan adalah pusat perbelanjaannya. Aku menikmati waktu yang kami habiskan di sana. Damon begitu murah hati dengan membebaskanku dari batas belanja.

'Kau boleh memilih apapun yang kau sukai.'

Aku sebenarnya tidak membutuhkan apa-apa. Cukup mendengar kata-kata itu saja, aku sudah senang bercampur terharu. Menghabiskan waktu seperti ini saja, berkeliling dan menikmati apa yang ada di sekitar kami, bersama Damon di sisiku, itu lebih dari cukup. Ini seperti kencan yang tidak pernah kami miliki sebelumnya dan pelan-pelan, ada sesuatu dari hatiku yang berubah.

Hari ketiga berada di sini, kami merayakan ulang tahunku. Damon membawaku ke restoran hotel yang kami tempati dan menurutku, itu makan malam paling romantis dan lezat dan entahlah... pokoknya segalanya sempurna. Untuk kali pertama, aku mengakui bahwa aku beruntung menikah dengan pria ini. It could have been so worse, menilai cara kami berkenalan dan menikah, tapi ternyata hidup bersama Damon melebihi ekspektasiku. Segalanya terus membaik, bahkan hubungan dan komunikasi kami juga membaik.

Saat tiba di kamar hotel, aku melihat pria itu membuka botol sampanye dan menuangkan isinya ke dalam dua gelas lalu menyerahkan satu untukku.

"Happy Birthday again, Daph. Cheers."

Dia mengangkat gelas dan meneguk isinya. Aku mengikutinya. Setelah itu, mengejutkan diriku sendiri, aku lalu mendekat dan menciumnya di bibir.

"Thanks, Damon. Untuk semuanya." Dari pria yang pernah ingin mengirimku pulang, yang tampak ogah-ogahan menikahiku, yang kasar dan penuntut, pria posesif yang pemaksa serta pemarah, Damon yang sekarang jauh... jauh lebih baik dalam memperlakukanku. He deserves more than just a kiss from me. I want to do more. To give him more.

"Tell me, apa yang harus kulakukan untuk membuatmu bahagia malam ini?"

Entah bagaimana, kata-kata semacam itu keluar dari mulutku dan justru terdengar seperti godaan, tantangan, juga bujukan... entahlah...

Damon tentu tak menolak. Mungkin ini juga yang ditunggunya.

Dia mengambil gelas dari tanganku lalu berjalan untuk meletakkan keduanya di meja. Saat kembali berbalik menatapku, dia mulai membuka tali pinggang serta celananya dan perasaanku langsung berubah gugup tapi juga berdebar halus.

"I want this, Daph. Aku menginginkan mulutmu di sini."

Beberapa kali aku telah menolaknya. Dan Damon cukup mengerti untuk menghormati keinginanku. But tonight... Mungkin Damon memang layak mendapatkan lebih dariku.

Aku mengambil inisiatif pertama dan berjalan mendekati pria itu lalu berlutut di depannya - Damon tampak terkejut tapi juga senang. Mengabaikan wajahku yang memerah malu, aku berucap setengah berbisik, "Here, let me." Dan membantunya menurunkan celana serta boxer.

"Tatap aku, Daph."

Aku mengangkat wajah untuk menatap ke dalam mata Damon.

"You'll make me happy," yakinnya lalu mulai membimbingku. "Buka bibirmu."

Aku tidak tahu seperti apa perasaanku, tidak bisa dibilang aku benar-benar menikmati. Damon memegang kedua sisi kepalaku dan mulai menggerakkannya dan aku tidak yakin apakah ini yang kuinginkan? Namun saat mendengar erangan nikmat pria itu, dan tahu bahwa aku menyenangkan Damon, semuanya menjadi lebih mudah.

Saat selesai, ketika pria itu pulih dan menjauhkan diri, aku merasa menanyakan hal paling tolol.

"Apakah aku melakukannya dengan benar, Damon? Apakah kau menyukainya?"

"Ya, Daph. I really like it."

Pria itu tersenyum dan tampak puas, dan aku merasa... bahagia.

Aku sadar, aku bahagia hanya karena melihatnya bahagia.

"Giliranku."

"A... Apa?"

"Untuk menyenangkanmu, Daph."

Aku memekik kecil saat Damon tiba-tiba menarikku dalam dekapannya dan langsung membawaku ke ranjang. Aku kembali memekik kaget saat dia melemparku pelan ke atas ranjang lalu menarik kedua kakiku ke arahnya.

“Damon?”

Pria itu menyeringai dari atas lalu dengan pelan mengangkat gaunku dan meloloskan celana dalamku.

“Oh Damon…”

Aku berusaha menguasai diri. Tapi saat pria itu mengusapku dengan jarinya, aku dengan tanpa malu langsung melebarkan kedua kakiku.

Aku merebahkan kepalaku di ranjang dan menutup mata dan menikmati, hingga satu orgasme hebat menjemput dan menghempaskanku.

Teriakan kepuasanku memenuhi kamar hotel berpenerangan remang tersebut.

Saat aku berbaring di sana, di atas ranjang yang dingin dan lembut, masih terengah karena dahsyatnya orgasme, pria itu menjauh. Namun beberapa detik kemudian, aku melenguh lega saat pria itu menyatukan tubuh kami. Aku memeluknya hebat saat dia bergerak.

Sebelum aku jatuh tertidur karena lelah dan puas, samar aku mendengar bisikan di dekat telingaku, panas napas pria itu saat dia berucap lirih, “My wish for your birthday, Daph… kuharap aku berhasil menghamilimu.”

A Rancher's Mail Order Bride - Pengantin Pesanan Sang PeternakWhere stories live. Discover now