4. Home

85 20 100
                                    

____________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________

Aryasatya Corporation.

Perusahaan raksasa berbadan hukum itu sudah memiliki lebih dari 23 cabang di dalam negri, belum termasuk cabangnya yang ada di luar. Gaffi masih tidak menyangka ia akan bertemu dengan seorang anak dari keluarga Aryasatya di SMA Candala. Tak heran jika keluarga Hansa bisa menutupi kasus kecelakaan anaknya karena pasti keluarganya memiliki pengacara sendiri yang bisa dibilang mahal. Sedikit terkesima, membuat Gaffi menggelengkan kepalanya pelan. Targetnya adalah Johara, kenapa ia harus tertarik juga pada Hansa?

Dan satu lagi,

Izumi Fay Maheswari.

Gadis itu, Gaffi bahkan lagi-lagi tak menyangka seorang Fay adalah salah satu murid istimewa juga di Candala. Orang tuanya adalah pemilik dari Izumi Entertainment, tempat para musisi, penari, aktor, dan banyak seniman lainnya yang tengah naik daun tahun ini. Ayah Fay, Faiz Maheswara adalah seorang Aktor sekaligus Musisi terkenal jaman dulu. Sementara Ibunya, Naumi Arawinda adalah Model yang merangkap sebagai Selebritis. Banyak brand terkenal yang pernah menjadikannya ambassador.

Gaffi tersenyum sendiri di dalam mobil. Kehidupan mereka terlihat luar biasa. Apakah orang tua mereka juga berteman di jaman dulu sampai-sampai mereka semua kompak menjadi donatur di SMA Candala, yang notabene adalah yayasan milik Ibu dari Valo Adyatama---si pemilik badan atletis.

Kemudian pemuda itu menghela napas sembari melepaskan earphone bluetooth yang berada di telinga, memasukkannya pada tempat. Melirik ke jendela mobil, sudah ada Pak Aji---satpam rumah---di luar menunggunya untuk keluar dari mobil sembari menggenggam erat payung berwarna coklat. Gaffi baru sadar hujan tengah mengguyur kota Jakarta. Mesti tak begitu deras, satpamnya cukup perhatian untuk repot memayungi Gaffi.

Embusan angin membelai pelan wajah Gaffi bersamaan dengan aroma petrikor saat pemuda itu membuka mobil. Ia melempar kunci mobilnya yang langsung sigap ditangkap oleh Pak Aji. Sembari berjalan tanpa takut basah sama sekali karena ada Pak Aji yang memayungi, memasuki rumah yang bisa dibilang cukup victoria. Pemuda itu membuka pintu dan langsung disambut oleh satu pelayan, jangan pikir bahwa pelayan di rumah Gaffi memakai seragam, pakaian mereka bebas. Karena menurut Gaffi mereka akan terlihat norak jika memakai seragam maid.

Dan ruangan pertama yang Gaffi tuju setelah melempar tasnya asal ke sofa adalah ruang di bagian kanan rumahnya di mana terdapat meja makan di sana.

"Laper," rengek Gaffi sembari duduk di kursi meja makan. Mejanya terlalu luas untuk Gaffi sendiri, bahkan ada enam kursi di sana dan hanya satu yang bisa ditempati. "Siapin makanan, Bi Desy. Anything, yang kalian buat, akan saya makan."

"Baik, Tuan." Yang diangguki langsung dengan senyuman kecil milik pelayan Gaffi yang dipanggil Bi Desy. Kemudian Bi Desy pergi meninggalkan Gaffi sendirian di meja makan.

FANTASYWhere stories live. Discover now