10. Confession

46 11 31
                                    

____________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________

Terkadang beberapa dari kita berpikir orang dewasa bisa melakukan banyak hal-hal hebat. Seperti bepergian sendiri, membayar belanjaan di kasir, membeli barang mahal tanpa izin, mengambil keputusan, dan masih banyak lagi. Setidaknya Gaffi berpikir seperti itu.

Dulu, Gaffi harus meminta izin orang tuanya jika ingin membeli barang-barang yang ia suka meskipun Gaffi memiliki uang. Jika ke minimarket atau tempat perbelanjaan apa pun, selalu orang tuanya yang akan mengantri di kasir. Kala ingin bepergian pun selalu ada orang tua atau supir yang akan menemani Gaffi, pemuda itu tak pernah dibiarkan sendiri.

Gaffi bahagia.

Pemuda itu tak pernah merasa risih atau apa pun. Tak pernah terpikirkan bahwa orang tuanya terlalu ketat dalam membesarkannya. Pikirnya, itu adalah cara mereka menunjukkan kasih sayang untuk Gaffi.

"Dua ratus tiga puluh satu lima ratus. Sekalian tebus murahnya, Kak?" tanya seorang kasir muda yang dijawab gelengan kecil dari Gaffi.

Gaffi memberi tiga lembar uang seratus ribu, mengambil kantong belanjaannya dan langsung keluar begitu saja. Hari ini dia membeli beberapa jajanan ringan, es krim, dan beberapa kotak susu berbagai macam rasa.

Besok adalah hari kelahiran Xavier Wistara yang akan menjadikannya genap 22 tahun hidup di bumi ini.

Hari ulang tahun Gaffi. Maka sekarang sampai besok ia ingin menjadi Xavier, bukan Gaffi.

Pemuda itu membeli makanan-makanan manis, ingin berkendara dengan Tesla Putihnya keliling kota semalaman, daripada bahagia dan tidur nyenyak Gaffi memilih untuk merenungkan setiap momen yang telah terjadi di dalam hidupnya. Berdua, bersama bayangannya sendiri. Itu lebih masuk akal. Karena katanya, ada beberapa ajaran dalam agama bahwa kata bahagia untuk hidup di dunia itu terlalu rapuh untuk dimiliki manusia.

Maka Gaffi tak pernah mengharapkan hal menakjubkan itu.

Pemuda itu menenteng plastik belanjaannya menuju mobil putihnya. Gaffi mengenakan hoodie kuning kebesaran dan topi berwarna coklat yang dibalut lagi dengan tudung hoodienya, matanya memicing sebentar dan menghentikan pergerakan tangannya yang akan membuka pintu mobil.

Jam menunjukkan pukul hampir dua pagi dan tak sengaja netra terangnya menemukan gadis yang berjalan sempoyongan ke arah minimarket. Pemuda itu dengan cepat membuka pintu mobil dan meletakkan barang belanjanya, kemudian berlari kecil menghampiri Fay.

Gadis yang memakai gaun span biru dongker itu seperti sudah hilang akal rupanya---berjalan sempoyongan pagi buta dengan bau alkohol menyengat--- membuat Gaffi kebingungan apa yang sebenarnya tengah terjadi. Gaffi menarik paksa tubuh Fay yang tanpa perlawanan langsung masuk ke dalam mobil Gaffi di bagian kursi penumpang.

Pemuda itu menghela napas kesal. Ia memasuki mobil dan mengendarainya hingga cukup jauh dari minimarket tadi. Kemudian berhenti pada jalan sepi, membiarkan gadis di belakangnya terus tertawa kecil tak berarti. Gaffi menggeleng pelan, menatap Fay yang masih keliatan teler dari kaca spion depan. Mimpi apa semalam sampai bertemu Fay dalam keadaan seperti itu.

FANTASYWhere stories live. Discover now