14 - The Illusion of Dimension

6 1 0
                                    

Ilusi itu yang berhasil menjebakku untuk membuatku semakin gila dan hilang akal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilusi itu yang berhasil menjebakku untuk membuatku semakin gila dan hilang akal

🌧🌧🌧

Erlys...

Erlys menatap sekeliling ketika ia mendengar panggilan itu. Kini, ia berada dalam sebuah dimensi yang cukup aneh. Selain itu, kakinya seolah menuntun untuk berjalan menyusuri jalan lengang yang tak berujung dengan beberapa pintu berada di sisi kanan dan kiri. Pintu itu tampak aneh, karena ada cermin yang terpasang di tiap-tiap pintu tersebut. Lebih tepatnya, di samping pintu.

Erlys berhenti sejenak, melihat penampilannya yang terbilang jauh berbeda dari biasanya. Bergaun putih panjang, mahkota bunga mawar biru yang menghiasi kepalanya, serta rambut yang halus dan lembut terurai panjang dengan sedikit gelombang di bagian ujungnya. Sangat cantik bagai putri dari sebuah kerajaan.

"Apa benar itu aku?" ucap Erlys tidak percaya melihat pantulan dirinya di cermin itu. Kemudian, ia kembali menatap sekeliling. "Lalu, tempat apa ini? Kenapa aku ada di sini?"

Sebuah pintu pun terbuka ketika ia bertanya demikian, seolah pintu itu menjawab pertanyaannya. Ia terdiam sejenak lalu perlahan mendekati pintu itu. Ia pun memegang kenopnya, memutarnya, dan mendorong pintu tersebut perlahan agar terbuka. Setelah terbuka, ia terkejut bukan main karena di dalam ruangan itu, ia melihat sosok adiknya, Erlyn, yang dengan buasnya menghabisi nyawa temannya sendiri yaitu Min Terry.

"Astaga, E-Erlyn! Apa yang kau lakukan pada Terry?!" teriak Erlys panik.

Hal itu sontak membuat Erlyn menoleh dan langsung berlari ke arahnya. Dengan cepat, Erlys berbalik lalu berlari menghindari Erlyn yang hampir seluruh jiwa dan raganya menyerupai sosok monster. Erlys pun menutup pintu itu dan seketika, pintu itu memudar dan menghilang. Melihat itu, Erlys menghela nafas lega diiringi dengan isak tangis.

"Astaga, apa itu tadi?" tanya Erlys bingung dan takut. Tubuh Erlys mulai gemetar. Ia merasa seperti terombang-ambing di dimensi lain dengan pertanyaan yang tidak terjawab melalui untaian kata. Melainkan pintu yang terus terbuka seiring pertanyaan yang ia lontarkan. Membuat Erlys penasaran dengan apa yang ada di dalamnya sehingga ia memasuki tiap pintu yang ada. Sampai akhirnya, ia berada di dua pintu terakhir yang saling berhadapan.

Kini, Erlys semakin dibuat bingung. Pintu mana yang akan ia pilih? Karena, hampir semua pintu yang ia datangi memperlihatkan kejadian yang menyeramkan dan juga menyakitkan. Bahkan, bagian bawah roknya pun terkena noda darah karena ia menuju salah satu pintu yang memperlihatkan dirinya membunuh Daniel Raven. Tentu saja, hal itu sungguh menyakitkan dan menyesakkan bagi seorang Erlys Skylla yang sepertinya mulai mencintai pemuda vampir ini.

"Kumohon, jangan ada kesakitan dan kesedihan lagi." ucap Erlys pelan.

Erlys terjatuh di sana, merasa tidak kuat dengan perjalanan anehnya ini. Sampai kapan ia terjebak dalam perjalanan ini? Sebuah perjalanan yang seolah menjadi penentu bagi kehidupannya setelah apa yang terjadi belakangan ini. Saat ia ingin memejamkan kedua matanya, tiba-tiba salah satu pintu perlahan terbuka dan terdengar sebuah suara yang tidak asing baginya.

ANOTHER SERIES: THIRSTWhere stories live. Discover now