26. Friendzone

4 1 0
                                    



Happy Reading...

—————

nguap panjang ia terduduk mengerjap - kerjapkan matanya. Teman - temannya yang lain masih terlelap, wajar saja semalam mereka mengikuti acara api unggun hingga larut. Dalam tenda ini di isi oleh 8 orang siswi termasuk Mauryn dan Rania, menggunakan ranjang susun didalamnya.

Rambutnya yang terurai panjang Mauryn ikat cepol. Ia bangkit dari ranjangnya gadis itu ingin mandi ia membutuhkan kesegaran agar kantuknya menghilang. Mauryn melirik Rania yang berada diranjang sampingnya ia masih menutup matanya rapat sembari memeluk boneka pororonya.

"Niaaa.." Mauryn menoel lengan Rania.

"Mmhh.." Rania tidak bergeming dari tidur princessnya.

"Udah pagi Rann, buru mandi!"

"Lo aja duluan, gue masih capek" suara Rania serak. Jelas Rania lelah semalam ia mengisi penampilan dance cover korea bersama Iko.

"Byee gue tinggal mandii,"

"Ya ya ya," Rania membelakangi Mauryn melanjutkan mimpinya.

Udara pagi ini begitu sejuk semilir angin menambah rasa dingin yang meremang dikulit. Mauryn menenteng handuk dan tas peralatan mandinya. Keadaan lapangan masih sepi hanya ada beberapa anak lain sibuk jalan - jalan pagi biasa. Waktu kumpul jam 8 dan sekarang masih jam 6 wajar saja masih sepi.

Hampir setengah jam Mauryn mandi, biarlah lama toh masih sepi. Gadis itu keluar dari bilik kamar mandi perempuan menuju tendanya, saat berjalan ia berpapasan dengan Zidan.

"Pagi Ryn," Zidan tersenyum melambaikan tangannya.

"Pagi juga Dan," Mauryn membalas senyuman Zidan.

"Abis mandi ya? Gak kedinginan?"

"Iya, lumayan dingin sih cuma tadi pake air anget biar seger," Zidan mengangguk.

"Mau aku ambilin teh anget dari kafetaria gak?"

"Gak usah Dan aku masih mau dandan siap - siap dulu,"

"Okee, dasar cewek emang rempong dandan mulu," cibir Zidan terkekeh.

"Yeee biarin aja, aku duluan ya Dan," Mauryn melanjutkan langkahnya.

Zidan menarik lengan Mauryn pelan membuat gadis itu menoleh "Ada apa Dan?"

"Nanti siang aku mau ngomong sama kamu bisa?" Zidan memandang Mauryn serius.

"Bisa dong Dan, emang mau ngomongin apa? Kok serius begitu,"

"Nanti aja Ryn," ujar Zidan tersenyum.

"Okay, ada lagi Dan?"

Zidan menggeleng "Engga Ryn," Mauryn pun kembali ke tendanya.

Memasuki tenda terlihat teman - temannya sudah terbangun, Rania menata ranjangnya bersiap untuk pergi mandi. Mauryn meletakkan peralatan mandinya lalu mulai berdandan.

"Lama banget Ryn lo mandi,"

"Mumpung tadi sepi gue lamain sekalian biar seger,"

"Kebiasaan elo mah, dingin amat yakk teh anget enak nih,"

"Di kafetaria ada tuh, tadi Zidan tawarin gue juga,"

Mendengar kata Zidan, Rania menjadi teringat.

"Ryn.." panggil Rania yang kini duduk dihadapan Mauryn.

Tell Me Your SecretWhere stories live. Discover now