08. Taman Malam

233 132 87
                                    

🔊Song:

🎼Spirit-Oceans🎤

"Jika gue tidak bahagia tugas gue satu, bahagiakan orang yang kita sayangi."

-Fajar Guntur Pratama

Seorang gadis baru saja turun dari sebuah Angkot, ia turun tepat depan gerbang rumahnya. Lalu memberi ongkos yang sudah disiapkan oleh Terbit untuk Mang Rozak.

"Nuhun pisan, Neng." Ucap Mang Rozak tersenyum mengangguk sopan.

"Sama-sama, Mang. Makasih udah anter Terbit sampai rumah." Ujar Terbit lalu tersenyum.

"Yaudah atuh, Neng. Amang mau narik terlebih dahulu, biar penumpang tidak berlalu." Ucap Mang Rozak yang menancapkan gas Angkotnya.

"Iya Mang, hati-hati." Ujar Terbit lalu tertawa karena gaya bahasa Amang Rozak yang seperti itu.

"Iya santai, Neng. Mari..." Ujar Mang Rozak yang pergi dengan Angkotnya.

Tiba-tiba saja ada suara deru motor yang sepertinya dari tadi mengikuti Angkot Mang Rozak dan sepertinya juga mengikuti gadis ini, Fajar Guntur Pratama. Lelaki ini ternyata yang mengikuti dari belakang Angkot.

Terbit memastikan dirinya terkejut telah menyadari siapa pengendara motor itu yang dari tadi mengikutinya lalu lelaki itu membuka helm full-face miliknya lalu menaruhnya diatas lipatan kedua tangannya.

Fajar tertawa berat. "Kenapa mukanya tenggang gitu?"

"Enggak, siapa? Biasa aja." Ujar Terbit. Pipinya mulai sedikit memerah.

"Gue lupa bilang makasih ke lo."

"Untuk apa?"

"Roti." Singkat lelaki itu.

"Owh, iya sama-sama." Ujar Terbit tersenyum. "Kakak enggak mampir dulu?" Tawar Terbit.

"Besok aja, buat sarapan gue." Ujar Fajar tertawa kecil.

"Kalo gitu besok aku bawain roti yang banyak! Biar kakak enggak kelaparan." Ujar Terbit. "Habisnya kok kakak enggak mau sarapan? Kan itu penting buat tubuh apalagi buat diawal pagi." Omel Terbit.

"Enggak ada kata sarapan dirumah gue." Ujar lembut Fajar sedikit tersenyum. Terbit yang mendengar itu ingin mempertanyakan apa maksudnya.

Terbit bergumam. "Enggak ada kata sarapan dirumah lelaki itu?"

"Owh ya, jam tujuh malam lo bisa pergi ke Taman? Tambah Fajar.

Terbit terdiam lalu tersadar dan mengangguk. "Malam hari? Bisa, ada apa?" Tanya lugu gadis itu.

"Lo datang aja, tunggu disitu kalau gue belum datang." Pinta Fajar memakai helm full-face lalu pergi dengan motornya.

Gadis itu mengangguk. "Hati-hati, kak."

Lelaki itu tidak manjawab. Gadis ini lalu masuk kerumah dan menemui Rossa yang sedang berada didalam.

"Assalamu'alaikum, Mah. Terbit pulang."

"Wa'alaikumsalam, alhamdulillah kamu sudah sampai dirumah." Ujar Rossa mencium kening gadis itu lalu dibalas dengan senyuman Terbit.

"Yaudah kalau gitu kamu langsung ganti baju diatas terus turun kita makan siang, oke?"

"Oke, Mah!" Ujar Terbit lalu beranjak keatas tangga dan masuk ke kamarnya.

Setelah masuk ternyata ada seorang laki-laki yang tidak sengaja sedang berbaring diatas ranjang milik gadis ini, yang sepertinya lelaki itu sedang tertidur. Siapa lagi kalau bukan Teja Aditya dirinya sudah lama sampai kerumah sebelum gadis ini. Aduh, Ja! Kamu itu ya.

Terbit Fajar [On Going]Where stories live. Discover now