Pintu Kebenaran Kedua (9)

29 4 0
                                    

Kalian tentu bisa menebak, aku adalah narator dari cerita ini. Namun, apakah kalian ingin tahu siapa aku yang sebenarnya? Sebelum aku menjawabnya di akhir cerita nanti, akan kutanyakan dulu hal sepele berikut:

Manakah di antara dua kejadian ini yang paling membuat patah hati?

 A. Seorang gadis membaui parfum yang mirip kesukaan mantan kekasihnya.

B. Gadis tersebut memandang wajah yang persis seperti kekasih lamanya.

 
Kamu akan menjawab B? Sayangnya, kamu salah pilih. Jawaban yang tepat adalah A. Hidungmu itu sebenarnya lebih sakti dari organ-organ tubuh lainnya. Karena entah mancung ataukah pesek, hidungmu piawai mengenali triliunan stimuli yang berlain-lainan. Faktanya, penciuman adalah jendela indrawi pertama yang dibukakan Tuhan bagi calon manusia. Bahkan sejak janin, indra pembau digariskan lebih peka dua setengah juta kali lipat daripada indra pendengaran. Kurang luar biasa menurutmu?

Sekalipun para lelaki dikatakan makhluk yang visual, tapi faktanya indra penciuman mengingat bau lebih baik dari kemampuan mata menyimpan kenangan visual. Benar sekali, karena sinyal sel aroma dihantar seketika ke wilayah otak yang mengolah emosi dan memori, yakni hipokampus dan amigdala. Artinya, hidungmu adalah satu dari panca indra yang kaya emosi dan mengingat paling baik. Maka, berbahagialah bila indra penciumanmu jitu dan tak terganggu sinusitis kronis menahun.

Nah, kembali lagi ke parfum maupun aroma kesayangan. Bila kamu menyimak cerita ini dari awal, kalian pasti tahu, Greta Reiko pemilik museum patah hati, notabene museum kehilangan, juga mengelola kafe Kreska Luno yang menjual aroma dan bukan minuman ataupun makanan ringan. Aroma yang dipesan pelanggan bermacam-macam, dan tidak seluruhnya berbau harum.

Pernah terjadi kasus seorang pelanggan memesan aroma bahan pemutih pakaian. Obat pengelantang nama lainnya, bleach bila disebut dalam bahasa Inggris, dan dalam bahasa Esperanto dinamakan blankulo. Bau yang tak enak itu malah dirindukan si pengunjung kafe, karena ia teringat seorang asisten rumah tangga yang mengasuhnya sejak kecil. Si pengasuh diusir kedua orangtua si klien karena salah paham, dan akhirnya bekerja di luar negeri sebagai buruh migran. Baju putih pengasuhnya itu rajin di-bleaching, maka bau bahan pemutih mengingatkannya pada aroma pengasuh yang dikasihinya. Meski bau bleach tidak menyenangkan bagi orang lain, tetapi ada stimuli personal, suatu rangsangan memori yang cuma dimengerti oleh pelanggan tersebut.

Greta Reiko tak pernah menolak order apa pun dari pelanggan baru. Pesanan aroma rokok keretek saja dilayani dengan baik. Berhubung rokok keretek non-filter sudah dilarang di negara Esperanto, si pria pelanggan kafe merindukan mantapnya aroma tembakau asli yang dikeringkan, dipadukan dengan saus cengkih dan saat dihisap menimbulkan bunyi keretek-keretek. Maka, dengan cerdik, Greta Reiko membuat bau tiruan yang mirip sekali bau rokok keretek murni yang dilinting memakai tangan dan tidak diproduksi mesin.

Ada pula seorang ibu hamil yang mengidam aroma bensin. Baginya bau di pom bensin sangat menyenangkan dihirup. Berhubung suaminya melarang ia membaui bensin yang katanya tak baik untuk janinnya, maka si wanita mendatangi kafe Kreska Luno dan memesan aroma bensin tiruan. Si ibu sangat puas dan setelah bayinya dilahirkan, ia keranjingan aroma bayi merah, maka order selanjutnya ia meminta bau bayi, kemungkinan berasal dari vernix caseosa, zat mirip keju keputihan yang melapisi bayi yang baru lahir. Pasalnya setelah berusia beberapa minggu, harum menyenangkan itu perlahan pupus sementara si ibu muda sudah sangat menyenangi baunya.

Nah, kamu pasti juga tak mengira, ada klien yang memesan bau pasta gigi, kebetulan merek yang dimaksud tidak diproduksi lagi, dan konon ia menggandrungi bau itu karena merindukan suaminya yang dokter gigi. Usut punya usut, pasta gigi itu merek pilihan sang suami dan suaminya itu sudah meninggal akibat kecelakaan wahana hiburan, saat berlibur musim panas bersama anak-anak mereka.

Kisah Museum KehilanganWhere stories live. Discover now