4;

205 159 57
                                    

•••

Ricuhnya suara dari ruang kelas 11 Ips 2 terdengar sampai luar. Kini kelas mereka sedang jam kosong karena gurunya berhalangan hadir.

Helaan napas kesal keluar begitu saja dari Ratu. Gadis itu merasa kesal karena dia rela begadang demi mengerjakan tugas.

"Tau gitu gak gue kerjain semalem ck," decaknya.

"Masih untung lo aman bego," kata Naya yang menjadi teman sebangku gadis itu. Dilain tempat Gezza sebangku dengan Tasya, salah satu gadis pintar di kelasnya.

"Bersyukur, kita jadi nya jamkos," Gezza tergelak, benar-benar merasa bersyukur.

Tiba-tiba pandangan seluruh murid mengarah ke arah pintu ketika ada yang mengetuknya, lalu masuklah dua orang yang mereka yakini kakak kelasnya. Ratu mengenali kakak kelasnya itu yang tadi pagi mengobrol dengannya selagi upacara.

"Ketua kelas 11 IPS 2?" tanya kakak kelas itu dan Naya pun mengangkat tangan.

"Sebelumnya perkenalkan saya Rayhan Mahendra ketua pelaksanaan acara yang akan diadakan oleh sekolah nanti," Rayhan tersenyum hangat.

"Acara apaan? Gue baru tau," Ratu terlihat penasaran, kedua temannya hanya menggeleng tanda tidak tau, lalu gadis itu mulai mendengarkan Rayhan berbicara lagi.

"Ketua kelas IPS 2 harap ikut saya terimakasih," ucap Rayhan dan Naya pun mengikuti kakak kelasnya itu.

"Gue denger-denger ada acara ulang tahun sekolah dan bakal di adain lomba maybe," celetuk Tasya.

"Hadeh males banget pasti ada lomba menghias kelas," kata Ratu yang seakan hafal dengan acara yang akan diadakan sekolahnya.

"Kayak lo kerja aja nanti."

"Kerja dong, lagian gue males ngikut lomba lainnya," timpal Ratu meyakinkan Gezza.

"Btw, kakak kelas tadi ganteng ya."

Beginilah Gezza, jika sudah melihat yang ganteng pasti akan dia bicarakan bisa sampai kapanpun.

"Gue tadi pagi ngobrol sama dia," sombong Ratu ke Gezza.

"Kok bisa?!" pekik gadis putih itu lumayan keras.

"Heboh banget anjir, ya gitu."

"Ayo kenalin ke gue."

"Gak, lo sama Farel aja."

Melihat wajah cemberut Gezza membuat Ratu tertawa, dia dan Naya paling suka menjahili Gezza dengan Farel.

Seperti yang mereka tau. Farel menyukai Gezza tetapi gadis itu entahlah, hanya dia yang tau perasaannya sendiri.

~~~

"Hari ini kamu disuruh Mama mampir ke rumah," ucap Ratu ke Abim yang sudah menghampiri dengan motornya di depan sekolah.

"Ok ayo," Abim mengulurkan tangannya untuk membantu Ratu naik ke motor.

Ratu tersenyum dan meraih uluran tangan Abim.

"Kenapa kamu senyum-senyum?" tanya Abim menyadari senyum gadis itu.

"Kamu lucu."

Abim langsung menarik tangan Ratu untuk melingkari perutnya, "pegangan, aku mau ngebut," kata Abim yang di hadiahi pukulan oleh Ratu.

"Gak usah gayaan, aku cubit nanti."

"Aduh sakit Ra, kan aku bercanda sayang."

Pemuda itu meringis merasakan panas pada bahu nya. Tidak lama setelah memukul Ratu mencubit Abim di tempat dia memukul tadi, "jangan buat anak orang jantungan Abim! cepet jalan."

Jujur saja, Ratu berusaha menyembunyikan wajahnya yang sudah semerah tomat di balik bahu Abim.

~~~

Abim memarkirkan motornya tepat di halaman rumah Ratu.

"Abim."

Merasa namanya dipanggil, Abim berdeham setelah pria itu melepas helmnya.

"Kenapa Ra?" tanya Abim, tetapi Ratu tidak menghiraukan pertanyaannya dan langsung mendekat ke pria itu untuk memasukkan kalung Salib milik Abim ke dalam bajunya.

Sadar akan kalung yang dia pakai, ia pun langsung melepasnya.

"Jadi, kamu takut karena ini?" Abim mendapati Ratu mengangguk pelan.

"Jangan sekarang ah ayo masuk," kata Ratu lalu berjalan memasuki rumah. Abim mengekori gadis itu di belakang.

Saat Ratu memasuki rumahnya, terlihat Mama-nya yang sedang menyiapkan makan malam. Dan Andra sedang bergelut dengan tugas skripsinya di ruang tamu.

"Aduh aduh yang pacaran sama skripsi," ledek Ratu yang membuat Andra merasa jengkel.

"Bawel banget lo dek."

Ratu tertawa, dia memang senang mengganggu kakak nya.

"Abim kamu disini ya sama Kak Andra, aku mau bantu Mama," ucap Ratu yang di angguki oleh Abim.

Ratu pergi ke kamarnya terlebih dahulu untuk mengganti pakaiannya lalu menemui Mama-nya yang berkutat di dapur.

Dilain tempat Abim merasa canggung dengan Andra.

"Perlu gue bantu kak?" tanya Abim yang membuat atensi Andra dari laptop ke Abim.

"Serius?" tanya Andra dan Abim mengangguk.

"Boleh lah, masa nolak bantuan adek ipar," canda Andra walaupun begitu mendengar kata 'adek ipar' membuat Abim tersenyum tipis.

•••




Rayhan Mahendra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rayhan Mahendra

Tbc

When I Love You (✓) Where stories live. Discover now