18;

89 75 18
                                    

•••

"Jadi lo babu Abim?" tanya Andra kepada Dean, kini mereka berbincang hal tidak berbobot.

"Majikan sih bang lebih cocok," jawab Dean lalu menyeruput americano nya.

"Tampang lo mah cocok babu."

Andra puas menertawakan Dean, tidak ada kecanggungan antara keduanya. Mereka benar-benar se-frekuensi.

"Tampang ganteng gini mah cocok jadi suami Karina Aespa bang," pede Dean membuat Andra memutar bola matanya malas, "btw bang, lo nyuruh Abim putusin Ratu kenapa?"

Andra terdiam mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut remaja di depannya. Menghela napas kasar lalu Andra fokus melihat Dean membuat sang empu yang ditatap merasa terintimidasi.

"Karena mereka beda agama," penjelasan yang sangat singkat tetapi mampu membuat semua orang yang mendengar langsung mengerti.

Begitupun dengan Dean, dia baru sadar jika mereka berdua berbeda dengan Ratu dan Andra. Tetapi apa itu berlaku untuk sekarang?

"Gimana kalo mereka udah se-agama?"

~~~

"Ini apa Abim?!" tanya Ratu menunjukkan handphone-nya ke wajah Abim dengan emosi yang tersulut.

Abim melihat handphone Ratu yang sudah menampilkan foto Qur'an yang Abim buat untuk SG. Tentu saja hal itu membuat Ratu terkejut bukan main.

Dia mengira jika ucapan pria di depannya tempo lalu adalah gurauan. Siapa sangka ternyata Abim memang serius berpindah.

Karena dirinya? Ratu berulang kali mencari jawaban mengapa Abim berpindah sampai memutuskan untuk bertanya.

"Kenapa pindah? Karena aku?"

"Karena kamu iya, karena sesuatu juga iya," jelas Abim yang terdengar abu-abu buat Ratu. Sesuatu? Diri nya sungguh tidak mengerti, otak dia sudah terlalu lelah memikirkan semua kejadian dalam hidupnya.

"Mungkin aku dapet hidayah Ra."

Ratu menghela napas merasa lega tidak tau kenapa,"aku rasa, aku butuh waktu sendiri."

Setelah itu Ratu bangkit dari duduknya dan menghampiri Andra yang tengah berbincang serius dengan Dean.

Dapat Ratu lihat wajah terkejut Andra sekilas, tetapi dia tidak memikirkan itu. Yang dia ingin sekarang adalah pulang dan berdiam diri di kamar di temani lagu galau. Kebiasaan anak muda tidak lepas dari lagu galau.

Melihat kepergian Ratu dengan tatapan kosong, Abim sengaja membiarkan Ratu pergi. Dia dapat melihat wajah terkejut Ratu dan sorotan matanya yang masih tidak percaya.

"Lo baik-baik aja?" tanya Dean yang sudah mendatangi meja Abim. Mereka berdua masih berada di dalam cafe.

"Seperti yang lo liat," jawab Abim malas.

Dean memandang Abim prihatin, dia benar-benar kasihan dengan nasib temannya yang keras kepala itu. Sudah sering kali Dean memberi tau ke Abim untuk melupakan Ratu, tetapi yang dia dapat hanya emosi dari Abim.

Abim memang telah berpindah agama kemarin, dan itu membuat Dean tidak dapat melakukan apapun untuk melarang temannya itu.

"Den, kapan waktu yang tepat?" tanya Abim membuat lamunan Dean terbuyarkan.

"Jangan sekarang, gue yakin lo bisa bertahan sebentar lagi," ujar Dean lalu mengadahkan tangan di depan Abim, "kunci mobil, biar gue yang bawa." Abim lalu memberikan kunci mobil ke Dean dan membiarkan temannya itu membawa mobilnya.

~~~

Di dalam mobil hanya ada keheningan, Ratu yang mendadak diam tidak banyak celoteh itu membuat Andra ikut terdiam tidak ingin mengganggu pikiran adiknya yang berkelana ntah kemana.

Hanya terdengar suara lagu yang menyeruak di pendengaran mereka. Sampai tiba dirumah Andra memarkirkan mobilnya.

Ratu langsung turun dari mobil tanpa sepatah kata pun dan memasuki rumah lalu mengunci diri di kamar.

Andra hanya menghela napas, tidak tau harus berbuat apa. Bagi nya kisah percintaan remaja membuatnya pusing, padahal belum tentu sampai beranjak ke jenjang serius.

Apalah daya dirinya yang masih betah jomblo, mengingat gebetannya waktu itu dia lepaskan karena sudah mempunyai pacar.

Lupakan tentang Andra, kini Ratu sudah mengunci pintu kamar. Dia langsung menenggelamkan kepala nya dalam bantal.

Dia sudah lelah terlebih pikiran dan hatinya, disaat dia berusaha melupakan Abim mengapa pria itu datang lagi ke kehidupannya?

Ratu rasa diri nya sedang dibuat bercanda oleh takdir.

Sibuk dengan pikirannya, Ratu tersadar ketika ponsel nya bergetar dan tertera nama 'Bibim 119' bahkan dia lupa untuk mengganti nama kontaknya.

Mengabaikan panggilan tersebut, Ratu langsung men-silent ponselnya. Dia benar-benar malas menanggapi siapapun untuk saat ini.

"Jadi gue harus lupain dia atau gak?" monolog Ratu.

Merasa ponselnya bergetar lagi dan kali ini pesan yang masuk dari Grup dirinya, Naya serta Gezza untuk mengajak ketemuan.

Mengingat waktu belum memasuki malam, dengan cepat Ratu bergegas pergi, karena Gezza yang meminta untuk kumpul di rumah Naya.

~~~

"Dih diem sih lo ganggu gue terus," kesal Gezza kepada pria yang sudah duduk di sampingnya.

Kini Gezza, Naya, Farel dan Dean sedang menunggu kedatangan Ratu.

"Temen lo satu nya kenapa gak kesini?" tanya Naya, mereka tengah berkumpul di taman belakang rumah Naya yang sudah seperti basecamp bagi Naya dan teman-temannya.

"Galau tuh anak," jawab Farel sok tau.

"Lo bertiga emang cocok nya jadi sad boy," celetuk Gezza membuat Dean tidak terima.

"Gini-gini gue baru jadian ya anjir."

Gezza tidak mempedulikan ucapan Dean dan sibuk memakan cemilan.

"Laku juga temen gue," bangga Farel sambil menepuk nepuk punggung Dean.

"Memang nya lo, yang rela di gantung berbulan bulan," ucapan Dean berhasil membuat dua orang tersindir, siapa lagi kalau bukan Farel dan Gezza.

"Dih Aden anj-"

"Kok dateng berdua?" ucapan Naya berhasil memutus ucapan Gezza yang hendak memaki Dean.

Lantas mereka berempat melihat ke arah pintu mendapati Abim dan Ratu datang bersamaan, dan itu membuat mereka berempat menatap kedua insan di ambang pintu dengan kecurigaan.

"A-apaan! gue kebetulan ketemu Abim di depan rumah lo," jelas Ratu sembari menunjuk Naya.

Naya tersenyum, ketika dirinya tau bahwa Abim telah pindah dia merasa jika Ratu mendapatkan kesempatan sekali lagi.

"Sok ngelak lo buaya," ujar Dean yang sudah melempar sebiji kacang kepada Abim tetapi omongannya mengarah ke Ratu.

Lemparan itu membuat Abim menatap tajam Dean, seperti sudah siap ancang-ancang untuk ribut.

"Jangan ribut sekarang dong bro, balikan lo berdua?"

Pertanyaan Farel mampu membuat Ratu dan Abim terdiam sedangkan keempat orang itu menunggu jawaban yang terlontar dari kedua insan di depan mereka.

"Ngga," jawab Abim yang di angguki Ratu. Begitu terlihat kekecewaan pada wajah keempat temannya.

Tidak tau saja, hati Ratu sedikit mencelos mendengar jawaban Abim. Walaupun memang kenyataannya mereka tidak balikan.

Dan itu membuat Ratu tersenyum tipis, memikirkan bahwa dirinya dan Abim akan kembali bersama. Serta mengingat ucapan Abim yang ingin kembali jika sudah seiman.

Apa semua itu hanya omong kosong belaka?

•••

Tbc

When I Love You (✓) Where stories live. Discover now