Chapter 9: Dunia Luar

535 62 71
                                    

Kumoko:"bagaimana cara mengalahkannya?!"

Rimuru:"tidak tau! Pokoknya lari saja!"

Rimuru dan Kumoko berlari menuju sekeliling labirin untuk menghindari kejaran Araba.

Araba membeli beberapa skill yang berguna untuk melawan mereka berdua dan hasilnya, Araba menjadi sangat sulit untuk ditangani bagi mereka berdua.

Kumoko:"padahal sudah kuserang dengan sihir neraka! Oah!!"

*Boom!!

Araba melepaskan tembakan nafas api ke arah mereka berdua dan meledak setelah mereka menghindarinya.

Rimuru:"ini seperti game dengan kesulitan Nightmare."

Araba berlari sambil mengejar mereka, tubuhnya saat ini menjadi berapi biru dan kecepatan regenerasi otomatis miliknya telah meningkat.

Dia tidak terluka dengan api yang keluar dari tubuhnya untuk melapisi tubuhnya. Tidak hanya itu, dia telah membeli sihir api tertinggi dan membuatnya mendapatkan resistensi terhadap api.

Api merupakan kelemahan Kumoko, dia tidak bisa menggunakan benangnya secara bebas melawan api yang ditembakkan oleh Araba. Benangnya akan langsung terbakar menjadi abu.

Mereka berdua terus berlari sambil menghindari semua peluru api yang terbang ke arah mereka. Sekaligus menghindari hempasan ekor Araba.

Tetapi, Rimuru dan Kumoko tidak tinggal diam, mereka berdua menyerang Araba menggunakan sihir air dan sihir hitam.

Dua macam lingkaran sihir dalam jumlah banyak terus menembakkan serangan mereka sendiri ke arah Araba. meski jumlah kedua lingkaran sihir mereka lebih banyak kekuatan serangan Araba melebihi kekuatan serangan mereka.

Rimuru dan Kumoko berbelok ke kiri menuju lorong besar. Mereka berdua bisa merasakan luasnya tempat tersebut berkat penglihatan malam dan skill deteksi mereka.

Araba terus mengejar dan menciptakan dinding batu yang besar di pintu masuk untuk menghadang jalur kabur mereka berdua.

Kumoko:"kita salah pilih!"

Kumoko dan Rimuru tiba-tiba berhenti karena di depan mereka sudah jalan buntu. Mereka sampai di sebuah ruangan besar yang tinggi langitnya tidak terlihat dari bawah.

Araba langsung mendekati mereka dan menembakkan peluru batu dan serangan nafas. Karena tidak punya pilihan lain, Rimuru dan Kumoko naik ke dinding.

Mereka menggunakan dinding penghalang untuk menciptakan pijakan dibawah kaki mereka setiap kali mendarat.

Araba mengejar mereka dengan sangat cepat dari bawah menuju ke atas dengan menggunakan cara yang sama. Alhasil, kecepatannya mencapai mereka berdua.

Dia mengayunkan cakarnya ke arah Rimuru dan Kumoko. Namun kecepatan reaksi mereka membantu mereka menghindari serangan tersebut.

Mereka berpijak pada dinding dan Araba membuka mulutnya ke arah mereka.

Dia menembakkan serangan nafas ungu ke arah mereka berdua hampir secara instan.

Kumo To Slime Desu Ga Nani Ka? (Fanfic Tensura X Kumo Desu Ga Nani Ka)Where stories live. Discover now