Part 29

1.1K 47 13
                                    

💜Happy Reading💜

Semenjak kejadian itu, Reyhan semakin protektif terhadap Alana. Bukan hanya Reyhan saja, tapi satu keluarga sangat mewanti-wanti wanita itu.

"Mulai besok, kamu home schooling saja," ujar Veronika, sambil memberikan segelas susu Ibu hamil pada Alana.

"Gak! Alana gak mau. Alana udah cukup tertekan, karena gak boleh keluar mansion," tolaknya mentah-mentah.

"Alana, ini juga demi kebaikan kamu, Nak, timpal Seren.

"Ma, Alana gak mau, Ma! Biarin Alana sekolah ya, Ma? Lagian, sebentar lagi Alana lulus." Alana menatap Seren melas.

"Justru itu! Karena sebenar lagi kamu lulus, lebih baik kamu home schooling aja. Keadaan kamu gak memungkinkan buat sekolah umum, Sayang." Seren berusaha memberikan penjelasan pada putrinya.

"Alana udah sehat, Ma! Kandungan Alana juga udah kembali kuat, kok."

"Alana!" tekan Veronika.

"Jangan hanya memikirkan dirimu sendiri, tapi pikirkan janin yang ada di dalam kandungan kamu juga! Kita semua gak tahu, kedepannya akan seperti apa. Oknum yang nyebarin foto kamu aja belum di temukan, wanita itu pasti juga masih menyimpan dendam sama kamu. Belum lagi Sagara? Dia bisa saja bertindak nekat, karena merasa sakit hati."

Seren menggenggam tangan Alana. "Apa yang di katakan Nenek kamu benar, Sayang. Kami melakukan semua ini, karena ingin melindungi kamu. Mungkin kamu tidak akan percaya, tapi ... Mama punya firasat kalau hal buruk akan terjadi."

"Ma. Mama jangan ngomong gitu, dong! Alana jadi takut," rengek nya.

"Nenek gak mau tahu! Pokonya, mulai besok kamu harus home schooling! Nenek akan bicarakan hal ini pada Kakek dan suami kamu dulu."

Veronika beranjak pergi, meninggalkan Alana yang tengah tertunduk lesu.

🐯🐯🐯

Reyhan tengah sibuk mengoreksi tugas murid-muridnya. Sorot mata yang tajam itu, dengan teliti mencocokan deretan angka demi angka, dengan kunci jawaban yang ia pegang.

Ia tersenyum puas, setelah menyelesaikan pekerjaannya, dengan waktu yang sangat singkat. "Ternyata mereka cepat menangkap, materi yang saya jelaskan. Bahkan nilai yang paling rendah, hanya tujuh puluh delapan," ujarnya, tersenyum bangga.

Tok tok tok

"Silahkan masuk."

Ceklek

Dahi Reyhan mengernyit, saat tak melihat sosok yang baru saja membuka pintu.

"Yang di luar, silahkan masuk."

Tap tap tap

Seorang wanita, dengan tubuh yang terbungkus jaket yang panjangnya selutut, masuk ke ruangan tersebut.

Brak

"Siapa anda?"

Kepala wanita itu yang tertutup tudung jaket dan helaian rambut, membuat Reyhan sulit mengenalinya.

Tangan wanita itu terulur, menurunkan tudung jaket yang ia kenakan.

Deg

"B-bu Yasmin?"

Yasmin. Wanita itu menatap Reyhan dengan mata yang memerah, serta jejak tetesan air mata yang masih terlihat jelas di kedua pipinya.

"Tunggu-tunggu! Bukankah anda sedang menjalankan hukuman Bu? Lalu, bagaimana anda bisa ada disini?"

Pak Reyhan [END]Where stories live. Discover now