31. Persiapan Lomba Di Desa

280 43 0
                                    

"Gak mau tau! Pokoknya harus menang!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gak mau tau! Pokoknya harus menang!"

***

Setelah dua minggu Mbah Putri menjalankan perawatan intensif di rumah sakit. Kini mbah putri diperbolehkan pulang untuk menjalankan rawat jalan di rumah saja. Saat ini keadaan Mbah Putri tidak bisa dibilang sembuh total atau bahkan sangat sakit. Namun mbah Putri tidak bisa beraktivitas dengan normal seperti sebelumnya. Dengan rutin keluarga Singgih harus membelikan oksigen hanya untuk mbah Putri agar beliau bisa bernafas dengan nyaman.

Kemana-manapun Mbah Putri harus menggunakan kursi roda, dibantu ayah bunda atau saudara Singgih lainnya. Sedangkan Mbah Kakung selalu ditemani cucu-cucunya sekedar untuk menghibur diri agar mbah Kakung tidak merasa sedih melihat keadaan mbah Putri yang sekarang semakin melemah. Namun terkadang mbah Kakung juga enggan untuk menjauh dari istri tercintanya itu. Melihat akan hal itu, Jidan sangat ingin mempunyai pasangan sehidup sematinya kelak kalau yayah Aruan sudah mengizinkannya pacaran atau mencari istri sekalian.

Hari ini, ayah Arwan pergi bertemu dengan ketua RT untuk merundingkan acara perlombaan di komplek mereka dalam rangka ulang tahun desa. Perlombaan hanya untuk meramaikan, lagipula di komplek Singgih sudah tersedia lapangan sangat luas untuk mengadakan perlombaan apapun, bahkan dengar-dengar ada lomba karaoke dengan hadiah uang tunai.

Sepertinya sudah Haris tandai untuk perlombaan itu.

Disisi lain untuk meramaikan acara ulang tahun desa mereka, pak RT dan ayah Arwan juga ingin menyambut kembali kedatangan kdua saudaranya yang baru beberapa hari ini sampai dengan selamat, serta menghibur mbah Singgih agar tidak terlalu sedih dan melupakan sejenak sakit yang mbah Putri derita.

Saat mendengar ada perlombaan di desa, Julian ingin sekali pulang kampung. Kebetulan ujian akhir semesternya juga sudah rampung semua. Kalau bang Jonny tidak bisa mengambil izin, ia akan nekad pulang sendirian menyusul papa dan mama, juga Jovan dan Juanda.

"Nggak mau tau, gue harus pulang."

"Iye.. Iye.." Mendengar hal itu membuat Jonny berdecih, menatap malas sang adik. Padahal dalam hatinya ingin sekali ikut pulang, tapi tidak bisa karena pekerjaannya juga masih banyak. Mau tidak mau ia juga harus tinggal sendirian disini.

Membiarkan Julian pulang ketempat mbah Sendirian. Dengar-dengar juga, Wildan dan ibunya tidak bisa pulang ke tempat mbah karena, ibunya harus menjaga warung dan juga Wildan tidak bisa meninggalkan ibunya sendirian disana. Jadi setidaknya ia ada teman meratapi nasib saat yang lain berkumpul sedangkan Wildan dan Jonny tidak bisa.

***

Dengan raut wajah merengut, Haris dan Revan di hukum ayah untuk mengikat tali bendera warna-warni di tiang bambu untuk di letakkan ditepi jalan dekat gerbang masuk komplek Singgih. Karena mereka berdua sudah membuat onar sebelum perlombaan dimulai, yang awalnya keadaan damai aman sentosa tanpa mereka berdua menimbrung. Hingga pada akhirnya salah satu dari keduanya merasa bosan dan melakukan kesalahan fatal yaitu menghancurkan pot kembang anggrek kesayangan bunda, membuat bunda histeris dan ayah murka akibat ulah keduanya yang saat itu sedang mengejar Juminten yang baru saja mencuri kaos kaki Sinchan sekayangan Haris.

Keluarga Besar Singgih | NCT OT23 ✅ [END]Where stories live. Discover now