18. Hilangnya Dua Anggota

446 110 13
                                    

Sebelum membaca, diharapkan untuk vote terlebih dahulu.

Anggota Edith yang berada di rumah pribadi Valendra sedang dilanda kepanikan. Sudah lama sejak Loria dan Helios pergi untuk membeli makanan, tapi sampai sekarang mereka belum kembali. Bulan sudah menampakkan diri dan suasana sejuk membuat mereka tegang.

"Seharusnya mereka sudah kembali sejak tadi. Pasar di Daniswara dekat dengan rumah ini, tidak akan memakan waktu lama untuk pergi ke sana," ucap Aeris. Ia memegang tangan Redeia di kiri dan Navulia di kanan, sedangkan Redeia menggenggam tangan Altair di kirinya.

"Pasti anggota khusus itu menemukan mereka, pasti," kata Altair, mencoba untuk tidak memikirkan hal-hal yang aneh. Menjadi laki-laki sendiri di antara tiga perempuan membuatnya harus tetap tenang walau dirinya sendiri takut.

"Bagaimana jika tidak ditemukan? Astaga ... mereka pemimpin dan wakil pemimpin kita, tanpa mereka, kita tidak bisa apa-apa." Redeia berucap lesu. Ia tidak bisa menahan air mata yang keluar karena panik, juga takut.

"Apa ini perbuatan Hantu Malam?" tanya Navulia. Tubuh Aeris lantas menegang kala mendengar julukan untuk sekelompok orang yang suka membuat kekacauan di malam hari itu. Aeris lupa akan adanya Hantu Malam.

"Bukankah seharusnya Hantu Malam bergerak saat malam tiba? Saat Kak Loria dan Kak Helios pergi, cahaya matahari masih menerangi kota ini. Jadi kemungkinan bukan Hantu Malam," jawab Altair.

"Aku takut mereka benar-benar hilang," lirih Redeia.

"Jangan berpikir seperti itu, Red!" Altair berujar. Aeris menggelengkan kepalanya, susah untuk tidak memikirkan hal-hal negatif.

"Itu mereka!" Navulia menunjuk ke sekelompok orang yang sedang menuju ke tempat mereka.

"Bagaimana? Ketemu?" tanya Aeris yang seketika berdiri ketika pasukan khusus itu berdiri di hadapannya.

Arjuna—sang ketua menggelengkan kepalanya, tanda bahwa Loria dan Helios tidak ditemukan. Melihat itu, Aeris lemas, ia duduk kembali. Tangis Redeia semakin pecah, Altair memejamkan matanya, dan Navulia semakin mengeratkan genggamannya dengan Aeris.

"Apa ini perbuatan Hantu Malam?" Aeris bertanya.

"Kami tidak bisa memastikannya. Hantu Malam tidak akan bergerak saat matahari masih menampilkan cahayanya. Namun, jika benar itu ulah Hantu Malam, dua anggotamu pasti mengetahui sesuatu tentang Hantu Malam. Atau bisa juga mereka tersesat, kita tunggu sampai besok. Jika besok mereka tidak kembali, kalian akan kami antar ke Kerajaan Hanasta." Ucapan Arjuna membuat Aeris menggigit bibirnya.

"Apa kalian bisa mencari Kak Loria dan Kak Helios lagi besok pagi?" tanya Aeris.

Arjuna mengangguk. "Kami akan mencari mereka lagi besok. Kalian tidurlah malam ini, kami akan berjaga." Arjuna lalu maju selangkah ke hadapan Aeris, ia memberi beberapa makanan untuk Aeris dan lainnya.

"Kalian pasti lapar, jangan sampai tidak makan." Aeris mengangguk sebagai ucapan terima kasih. Altair lalu menyuruh Aeris, Redeia, dan Navulia untuk masuk.

"Kalian makanlah, aku tidak selera." Aeris berkata sembari menyodorkan makanan yang diberi Arjuna tadi kepada Redeia, Navulia, dan Altair.

"Aku juga tidak selera makan, Kak," ucap Navulia, Redeia hanya mengangguk, setuju dengan Navulia.

"Jangan seperti itu. Kalian harus tetap makan. Aku besok akan ikut mencari Kak Loria dan Kak Helios, jika kalian ingin ikut, makanlah, jangan sampai tidak ada tenaga," ujar Altair lalu mengambil salah satu makanan dan memakannya.

Mendengar kalimat yang diucapkan oleh Altair membuat Aeris mau tak mau ikut makan, walau tidak selera. Begitu juga dengan Redeia dan Navulia.

Altair yang melihat ketiganya makan hanya bisa menghela napas. Jika besok Loria dan Helios tidak ditemukan, bisa dipastikan mereka akan terus bersedih seperti ini dan misi mereka untuk mencari Pluto akan gagal. Altair sepertinya harus menjadi pemimpin sementara untuk mereka.

Edith: RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang