Chapter 1

125K 10.4K 713
                                    

Selamat membaca 😁

Prada melirik ke arah tangan kedua orang tuanya yang kompak menggandeng tangan Nada. Dia hanya diam saat orang tuanya tidak ada satu pun yang menggandeng tangannya.

Walaupun Prada dan Nada wisuda dalam waktu yang bersamaan, tetapi orang tua mereka terlihat hanya fokus pada Nada. Dan itu semakin jelas ketika mereka memilih untuk berdiri di sisi Nada, dibandingkan berdiri di sebelah Prada.

Padahal fotografer sudah mengarahkan jika Nada dan Prada lah yang seharusnya berada di tengah. Sedangkan kedua orang tua mereka berada di samping anaknya. Namun, Aji dan Endang justru ingin mengambil foto dengan posisi di sebelah Nada.

"Ayo semuanya, senyum ke arah kamera!" Fotografer memberikan instruksi sebelum mengambil foto.

Nada, Aji, dan Endang tersenyum lebar ke arah kamera. Begitupula dengan Prada. Tetapi meskipun bibirnya tersenyum, sorot mata Prada tidak bisa berbohong. Ada kesedihan di dalamnya yang berusaha wanita itu sembunyikan.

Selesai foto bersama dengan keluarga, Prada dan Nada kemudian foto bersama dengan teman-teman mereka masing-masing sebagai kenangan. Sedangan Aji dan Endang berbincang dengan beberapa orang tua dari teman-teman putrinya yang mereka kenal.

Ketika tengah bergabung dengan teman-temannya, raut wajah Prada terlihat berseri-seri saat melihat kedatangan Rico.

Dia pun pamit pergi sejenak dan berjalan menghampiri Rico dengan senyuman cerah di wajahnya.

"Kak Rico dat—" Prada terdiam saat Rico berjalan melewati dirinya.

Senyuman di wajah Prada seketika pudar ketika mendengar nama seseorang yang Rico panggil.

"Nada!"

Prada menoleh ke belakang, dan mendapati Rico saat ini tengah memeluk Nada.

"Selamat atas kelulusan kamu," tutur Rico lembut sembari memberikan buket bunga yang cukup besar kepada Nada.

"Wah! Makasih ya, Kak," seru Nada ceria.

"Maaf aku terlambat. Soalnya aku harus ngurusin kerjaan dulu," ucap Rico merasa tidak enak.

"Nggak pa-pa, yang penting Kak Rico bisa datang," sahut Nada mengerti.

"Ini kan hari penting buat kamu. Jadi sesibuk apa pun, aku pasti usahain datang," ujar Rico.

Nada tersenyum manis. "Makasih banget karena Kakak udah menyempatkan waktu buat aku."

Rico mengangguk sembari tersenyum simpul dan menatap Nada dengan tatapan hangat.

Pria itu kemudian menoleh ke arah Prada saat menyadari dirinya belum mengucapkan selamat kepada Prada.

"Prada, selamat juga atas kelulusan kamu," ujar Rico.

"Maaf, tadi aku buru-buru. Jadi aku nggak sempat pesan buket bunga untuk kamu juga," sambungnya.

Prada berusaha memaksakan senyumnya. "It's okay."

"Eh? Ada Rico ternyata," ujar Endang berjalan ke arah Rico.

Rico tersenyum ramah kepada Endang. Dia lalu mencium punggung tangan Endang ketika wanita itu telah berada di depannya.

"Gimana kabarnya? Sudah lama kamu nggak pernah main ke rumah," tanya Endang.

"Baik, Tante," jawab Rico sopan.

"Sekarang Rico bantu ngurusin perusahaan papa. Jadi nggak sempat main ke rumah soalnya sibuk. Tapi nanti kalau ada waktu, Rico pasti main ke rumah Tante," sambungnya.

"Iya, dong. Harus sering-sering main pokoknya," ujar Endang.

"Oh iya, habis ini Tante sama anak-anak mau pergi makan. Kamu kalau nggak sibuk, ikut kita saja," lanjutnya.

Hujan Terakhir ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang