DUA PULUH TIGA

1K 73 0
                                    

                                            •
                                            •
                                            •

Beberapa tahun sudah Nadzira lewati sebagai santri di pondok pesantren da'arul horomain. Di dalam pesantren ini Nadzira banyak belajar tentang ilmu, attitude, akhlak yang baik, dan juga berbagai macam hal lainnya. Disini juga ia bisa belajar bersosialisasi yang baik.

Nadzira senang dirinya bisa menjadi salah satu santri di pondok pesantren ini, ia senang bisa mengenal hal-hal yang unik, yang mungkin tidak akan pernah terulang lagi ditempat lain.

waktu berlalu begitu saja. Hari ini adalah hari wisuda, dimana disana sangat banyak sekali orang tua yang datang untuk merayakan wisuda anaknya masing-masing.

Runtuyan acara dari awal hingga akhir telah selesai dengan Lancar. mulai dari pelepasan santri, pidato-pidato, santri yang lulus dengan nilai yang terbaik, dan banyak lagi.

Nadzira berlari kecil kearah kedua orang tuanya, Nadzira memeluk mereka dengan hati senang, dirinya tidak menyangka kalau ia sudah pernah merasakan menjadi seorang santri.

"Selamat ya sayang" ucap bunda.

"Makasih bunda" jawab Nadzira, dengan senyum yang dari tadi terus mengembang.

"Ayah gak nyangka, salah satu anak ayah ada yang menjadi lulusan pesantren" ucap ayah, haru.

"Iya, dong".

Pak kiai dan umi Layla menghampiri mereka."assalamualaikum".

"Ehh, wa'alaikumsalam" jawab mereka.

"Selamat ya, Nadzira. sekarang kamu udah lulus aja Jadi santri pak kiai" Kata pak kiai.

"Iya, pak kiai Alhamdulilah" jawab Nadzira.

Tiba-tiba tika, putri dan via melambaikan tangan pada Nadzira untuk menghampiri mereka.

Nadzira yang sadar dengan lambaian itu Lansung meminta izin pada mereka semua.

"Pak kiai, umi, bunda, ayah, aku kesana dulu ya" izin Nadzira.

                                          •••••

Nadzira langsung memeluk mereka, senang, haru, sedih, campur aduk deh.

"Gak nyangka, kita berempat udah lulus aja Jadi santri" Kata putri.

"Iya" jawab via.

"dulu tu gue awal-awal masuk kepesantren ini tuh rasanya gue mau cepet-cepet lulus terus. Eh ternyata sekarang gue udah lulus, rasanya kayak gak sanggup gitu gue ninggalin tempat ini" tutur via, haru.

Tiba-tiba Zaki, haikal dan Farhan menghampiri mereka.

"Nadzira Selamat ya, lo Jadi lulusan terbaik" ucap Zaki, langsung.

"Iya, selamat ya Ra" sambung haikal.

"Makasih ya"

Mata Nadzira dan mata Farhan tidak sengaja berkontak mata langsung. Tapi Farhan dengan langsung memicingkan pandangannya kearah keramaian.

"He, han." Zaki menyenggol lengan Farhan.

Farhan hanya melirik sebagai jawaban.

"Lo itu ucapin selamat, atau apa ke. Ini Malah diem aja, kayak orang lagi sariawan." Omel Zaki.

"Nanti kalau kalian udah pisah, gak ketemu lagi, nanti lo nangis, gamon gak bisa ketemu lagi sama Nadzira" cerocos Zaki.

Farhan berdehem, dengan tatapan tajamnya.

"Iya deh iya, yang gengsian" celetuknya.

"Eh, han, selamat ya lo udah Jadi lulusan terbaik" ujar Nadzira, kaku. Tidak ngegas, seperti biasanya.

Farhan menampilkan senyumnya simpul.
"Makasih, lo juga".

"Kok Rasanya berat ya bakal pisah dari Farhan, kayaknya gue bener-bener suka sama dia. Tapi gimana gue gak suka coba sama cowok yang memperlakukan perempuan layaknya seorang putri" batin Nadzira. Perlakuan Farhan terhadap perempun berhasil memporakporandakan hatinya.

"Kalau gue boleh jujur, gue sebenernya suka sama lo ra. Entah perasaan ini muncul sejak kapan. Tapi dengan segala keunikan lo, cara berpikir lo, itu yang bikin gue suka" batin Farhan. Tidak bisa bohong dengan perasaannya sendiri.

Seiring berjalannya waktu rasa itu muncul pada diri mereka berdua. Meskipun mereka bohong pada semesta, tapi hati, hati tidak bisa bohong.

Tapi percayahlah, jika mereka berjodoh, mereka pasti akan dipertemukan kembali diwaktu yang tepat.

Karena Allah tidak pernah salah menggariskan takdir setiap manusia.

                                          •••••

"Pak kiai, umi Layla, ustadzah syahla, ustadz Adnan. Saya mau berterimakasih pada kalian, karena kalian sudah mengajarkan banyak ilmu pada anak saya Nadzira" Kata Nino.

"Iya sama-sama pak Nino. Ini udah Jadi tugas kami untuk mengajarkan ilmu pada anak bapak" jawab pak kiai.

"Kalau gitu kami pamit pulang ya pak kiai. Kami ingin membawa pulang kembali putri saya" ucap Arum.

"Pak kiai, umi Layla, ustadzah syahla, ustadz Adnan. Makasih ya, kalian udah ngajarin banyak hal pada Nadzira" tutur Nadzira.

"Nadzira janji, jasa kalian pada Nadzira akan selalu Nadzira ingat. Kalian bener-bener hebat, kalian ngajarin kita semua tentang islam, tanpa lelah".

Sebelum pulang, Nadzira bersaliman terlebih dahulu pada mereka. Rasa haru, sedih, senang, bercampur aduk pada mereka.

Setelah Mereka berpamitan, mereka langsung masuk kedalam Mobil. Tapi Nino memasukkan terlebih dahulu barang-barang Nadzira kedalam Mobil, setelah itu, ia masuk kedalam kursi pengemudi.

Sebelum ia meninggalkan gerbang pesantren, ia mengkelakson mereka, setelah itu ia melaju keluar gerbang pesantren.

"Selamat tinggal pak Kiai, umi Layla, ustadzah syahla, ustadz Adnan, dan kenangan lainnya" batin Nadzira.

"Selamat tinggal Farhan, semoga kita bisa ketemu kembali dilain waktu. Dan semoga saat waktu itu tiba, gue masih ada dibumi ini. Andai Lo tau, hari ini, adalah hari paling berat buat gue ninggalin Lo han" lirih Nadzira berbicara didalam hati.

Pada awalnya mereka sama sekali tidak mengenal satu sama lain.
Farhan adalah sosok stranger yang mungkin juga tak pernah Nadzira sangka akan jatuh hati pada dirinya.
Tapi pada akhirnya, waktu mempertemukan mereka agar saling mengenal. Dan waktu juga memberi kesempatan untuk mereka menyukai satu sama lain.

Entahlah, itu awal-awal pendekatan yang sangat Nadzira hargai, dan ia nikmati kala itu.

> _ <

Oke, jangan lupa 🌟💬

Udah lulus aja ni mereka berdua 👀
Kira' mereka bakal ketemu lagi gak ya?

Oke!, ditunggu ya next partnya. Byee!

Cinta berawal dari pesantrenWhere stories live. Discover now