O2. Jam Pelajaran

41 6 0
                                    

Beberapa minggu sudah kau lalui sebagai siswa sekolah ini dan segala cara upaya kau lakukan untuk percobaan pembunuhan kepada gurumu tak kunjung mendapatkan hasil.

Terlebih, kau dibuat pening dari aksi kejahilan oleh bangku sampingmu, seakan sudah menjadi kebiasaan bagi lelaki itu. Entah apa manfaatnya baginya bertindak seperti itu.

Dan suasana kelas tidak mendukung, ditambah jam pelajaran matematika yang kini sedang berlangsung. Jarum jam berdetik dengan perlahan. Hening dan sunyi ruangan terasa nyata walaupun ada penghuninya, beberapa siswa berkutat pada pengajar dengan serius, sisanya samar-samar mendengar pelajaran karena kantuk melanda diantara mereka.

Salah satunya kau, mata sayumu terpaksa bertahan, memerhatikan pembelajaran tak sekali-sekali kamu menguap mengeluarkan rasa kantuk yang sudah diujung.

Tanganmu menari-nari diatas buku tatkala bersama pulpen yang kau genggam, otakmu bekerja mencari sebuah penyelesaian yang ada dipapan tulis. Dirasa selesai mengerjakan, manikmu mengedarkan kesegala ruangan untuk mengecek keadaan.

Aman, batinmu.

Kemudian, kamu tidur dengan lipatan tangan sebagai bantalan di meja. Tidak akan memerhatikanmu sebab kau berada di bangku belakang, tanpa menyadari ada seseorang melihat gerak-gerikmu dari tadi.

Dengan senyuman seringainya, ia mengangkat salah satu tangannya, "Sensei, [Name] tidur!"

Bagaikan suara petir gemuruh, kau terbangun dari mimpimu, dan menengok pelaku yang telah membangungkan sekaligus membuat perhatian tertuju padanu. Terdapat perempatan imajiner di kepalamu.

"Hah?!"

"[Name]-chan tidak boleh tidur saat pelajaran itu sangat tidak diperbolehkan!"

Pembelajaran terhenti, kepala Koro-sensei berubah merah disertai tanda silang. Sial, dewi fortuna sedang tidak berpihak kepadamu kali ini. Salahkan si surai merah bak kelakuan iblis itu.

Karma sialan, menatap tajam kerah Karma.

"Baik, karena [Name]-chan sudah tidur kelas, maka kerjakan soal yang di depan papan tulis!"

Kau langsung kedepan papan tulis dan mengerjakan yang soal tersebut. Beruntung, kau sudah mengerjakan sebelum insiden tadi, itu saja membuatmu lega tanpa berpikir keras lagi.

Tanganmu terhenti menulis tanda selesai, dan menatap Koro-sensei seakan menunggu untuk meminta tanggapan dari gurumu.

Tentakel itu bergerak-menunjukan jawaban yang telah kau tulis disana, "Ini jawabannya salah, tapi tidak apa-apa caramu menyelesaikan itu sudah benar seperti bapak jelaskan. Tapi kamu tahu apa yang menjadi salah pada jawabanmu?"

"Kurang ... teliti?"

"Iya, betul sekali." Koro-sensei dengan kepala berwarna hijau, "Oke, Karma-kun kau coba benarkan jawaban [Name]-chan, dan juga juga mengerjakan satu soal disana, cepat!"

Dengan bangganya, karma bangkit dari bangku dan bergerak menuju kepapan. Tak lupa dengan tatapan remeh ia lontarkan kepadamu sebelum mengerjakan, kamu hanya membalas dengan tatapan sinis dan kembali ke kursimu.

"Seratus untukmu, Karma-kun. Baiklah kita lanjutkan ke materi selanjutnya," ujar Koro-sensei.

Kau terperangah melihat karma menjawab soal-soal itu dengan sempurna. Sekali-kali mencuri pandangan pada sosok karmadengan tidak sengaja. Bagaimana bisa ia mengerjakannya dengan tampilan seperti berandalan dan suka malas-malasan, apakah benar dia sepintar itukah.

Merasa ditatapi olehmu, ia mendekatimu lalu membisikanmu secercah kata ke telingamu. Kemudian, ia kembali dengan penuh kemenangan itu.

"Soal itu saja kau tidak bisa, bagaimana kalau aku mengajarkanmu supaya otak kecilmu bekerja keras agar memahami soal, hmm. Ups ..., Maaf tapi fakta sih, hehe."

Lagi-lagi dibuat kesal oleh Karma, ialah membuatmu naik pitam saat menjejakan kaki disekolah ini. Kau mengabaikannya, tapi kata hati sudah terpendam amarah, kalau bisa kamu tak segan-segan menarik dia ke Palung Mariana dengan ikan piranha, itu sudah cukup bagimu dibandingkan bersampingan dengan Karma selama setahun kedepannya.

"Tolong siapapun bebaskan aku sehari tanpa Karma, aku butuh refreshing," gumammu tanpa sadar kamu lontarkan dan diakhir menghembus nafas mengeluarkan keluh kesah.

——[⸙]——

Kukira Karma itu berandalan semacam siswa nakal pada umumnya, tapi anehnya otaknya pintar. Bagaimana caranya ia diberi kelebihan dia bak kelakuan Iblis, tuhan sangat tidak adil.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 18, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𓍯 𝐎𝟐 , 𝐍𝐚𝐭𝐬𝐮𝐤𝐚𝐬𝐡𝐢𝐢 | A. KarmaWhere stories live. Discover now