Prolog

198 27 1
                                    

Disinilah, aku berada. Gumpalan awan kelabu menghalau sinar matahari. Gerombolan orang dengan pakaian hitam dan aku juga memakainya persis seperti mereka.

Manikku memandang manusia yang telah berbaring disana. Tepat didalam gundukan tanah, gadis yang kusayangi telah tertidur untuk selamanya.

Rasa penyesalan muncul mengingat kejadian itu, seharusnya aku tidak biarkan ia mencariku, ini semua salahku. Seharusnya aku yang mati, bukan (Name).

"(Name) ... maafkan aku, seharusnya aku tidak akan meninggalkanmu waktu itu ...."

"Maafkan aku, karena kejahilanku, membuatmu kesal. Aku menyesal, (Name). Kumohon kembalilah, aku berjanji tidak akan seperti ini lagi."

Pada akhirnya, nasi sudah menjadi bubur, tidak bisa mengulangi waktu yang telah berlalu. (Name) tidak akan pernah kembali, bahkan tidak lagi berada di dunia.

Aku menunduk, tidak berani melihat kematiannya. Sambil menahan isakan tangis, memegangi tanah yang menguburnya.

"Karma-kun ...."

Suara mengintrupsi membuatku buyar. Guruku-Koro-sensei mendekati yang tengah berkabung.

Dengan tentakelnya, ia menepuk punggungku mencoba memberi kesabaran untukku yang sedang merasa kehilangan atas kehadiran (Name).

Sisi lain, tentakel itu membawa buku entah tidak tahu siapa pemiliknya, "Sensei berduka cita untuk muridku, (Name)-chan. Tapi, sebelum itu sensei punya sebuah titipan dari (Name), jadi terima ini sebagai pemberian terakhir dia untukmu."

Koro-sensei kini memberikan buku milik (Name), Sekilas seperti buku diary. Aku memandang sampul diary itu, betapa cantiknya dirimu yang sedang tersenyum difoto yang terdapat disampul diari milik (Name).

"Dan juga (Name)-chan meminta sensei agar kau membaca halaman terakhir diarinya," ujar Koro-sensei.

Tanganku membukakan diary (Name), lalu membuka lembaran terakhir. Terlihat karangan kata yang telah tertulis di kertas halaman terakhir diarinya.

Teruntuk, Akabane Karma.

Hai, karma-kun, kalau kau sudah membaca ini berarti aku sudah mati, 'kan. Sebelumnya, aku berterima kasih banyak kepadamu yang telah menemaniku dan membuang waktumu untukku, aku tidak pantas berada disampingmu. Entah kenapa aku tidak layak menjadi temanmu, haha.

Terlebih, aku minta maaf atas sifatku ini yang tidak bisa kuubah atau yang lainnya, pasti kau tidak menyukainya, kan. Tapi, aku yakin diluar sana banyak yang menyukaimu, begitu juga dikelas kita.

Hmm, sepertinya aku banyak menulis dikertas ini. Pokoknya, aku terima kasih atas segalanya. Dari dalam hatiku, aku akan jujur untuk menulisnya disini. Aku menyukaimu, Karma-kun, walaupun aku tidak pernah mengatakan sejujurnya kepadamu, apalagi dihadapanmu.

Setelah kematianku ini, kumohon jangan murung sebab aku, aku sudah baik aja di alamku sekarang. Kalau kau sedang ingin bertemu dengan sosokku ini, maka ingatlah waktu kita bersama. Kuharap dengan mengingat dan mengenangku, cukup untuk membayar kerinduanmu kepadaku nanti.

(Fullname)

-[⸙]-

[A/N]: Hai, ketemu lagi dengan daku :D ini squel dari cerita 'lost' ya.

Karena aku baik dan tidak sombong/plakk

Ga gitu, aku dapet ide untuk melanjutkan cerita ini dan semoga aja bisa lanjutin :') dan sebagian juga ada minta yang dilanjutin dan jadilah book ini

Jadi, terima kasih telah berkunjung di book aku yaヾ(^ω^*)

𓍯 𝐎𝟐 , 𝐍𝐚𝐭𝐬𝐮𝐤𝐚𝐬𝐡𝐢𝐢 | A. KarmaWhere stories live. Discover now