⏳GS-07⏳

2.6K 412 42
                                    

Sinar matahari pagi masuk dari sela gorden kamar Barja, setelah pergumulan panas mereka semalam, tubuh Barja ambruk di jam 3 malam.

Dan mereka selesai bermain, bahkan belum sempat mandi karena udah keburu ngantuk.

Vacya duluan bangun, dia membuka matanya pelan, merasakan tubuhnya sudah kembali ke wujud perempuannya.

"Gila..semalam beneran gue jebolin Barja?" bisik Vacya kalut, dia hendak bangun dari tidurnya, namun tertahan pelukan dipinggangnya.

Menunduk, mata Vacya melotot tak karuan, keadaan mereka berdua telanjang dan lagi tubuh Barja tak kembali jadi laki-laki.

Tubuh polos dengan dua payudara yang banyak bersisa bekas cupang dan gigitan Vacya semalam.

Tangan Vacya bergetar hebat, Barja..gak balik jadi cowok dan lagi dia melihat bekas darah dikasur.

Yang berarti semalam Barja lepas keperawanannya. "G-gak mungkin kan Barja terus jadi cewek?" bisik Vacya gemetar.

Dia melepas pelukan Barja kemudian mengambil pakaiannya yang ada dilantai, Vacya harus pergi sekolah, nanti saja ini dibicarakan lagi.

Vacya juga harus menenangkan pikirannya, dia kan diberi obat perangsang lalu Barja menyerangnya, berarti ini bukan kemauan Vacya.

Barja menjebaknya.

Vacya segera keluar dari kamar Barja dan melompat ke kamarnya, ini hal yang dia takutkan akan terjadi.

Tapi Barja keras kepala, dia memaksa Vacya, ini akan menjadi masalah yang besar.

Beberapa menit setelah Vacya pulang, Barja bangun dengan rasa sakit dibagian selangkangannya, dia meremat selimutnya kuat dan meringis.

"Akhh..sakit banget anjer!" umpatnya emosi, Barja membuka matanya dan menunduk, reaksi yang sama seperti Vacya, matanya melotot tak percaya.

Barja segera duduk walau rasa sakit masih terasa dibagian bawah tubuhnya, tangan Barja bergetar, dia menyentuh dada besarnya yang masih bersisa bekas cupang Vacya.

"K-kok..gue gak balik jadi cowok.." lirihnya kalut, Barja meremat rambutnya kuat dan menahan tangis yang hendak keluar.

Dia meraba bagian vagina nya, masih ada bekas sperma Vacya, dan Vacya semalam keluar didalam.

"Gue gak bakal hamil kan?" bisiknya gemetar.

Barja menggeleng kuat, dia segera turun dari kasur walau rasanya sulit, apalagi kakinya lemas, Barja harus menunggu 10 menit sampai dia bisa berjalan.

Tapi ada satu hal yang membuat Barja kecewa. "Cya kok pulang sebelum gue bangun.." lirihnya sedih, apa Vacya marah?

Itu mah sudah pasti, kan Barja yang maksa Vacya semalam, pasti dia marah sama Barja.

Barja masuk ke kamar mandi lalu menguncinya.

"Hiks..Cya.." tangisan Barja mulai memenuhi kamar mandi, rasanya sakit ketika Vacya tak ada disebelahnya setelah malam mereka yang panas.

Barja meluruh dilantai kamar mandi, menangis pilu, rasanya menyakitkan.

....

"Vacya--CYA! TUNGGUIN GUE!" Vacya yang tadinya berjalan di koridor sekolah sontak menegang, untungnya di sekolah ada beberapa teman Barja yang masih jadi cewek.

Seperti Hali dan Atya, mereka tetap jadi perempuan.

Vacya tak mau berbalik, saat Barja sampai disebelahnya, Vacya tetap tak mau menatap kearah Barja.

"Cya, soal semalam--"

"Gausah bicarain itu lagi."

"Tapi Cya, gue minta maaf karena maksa lo semalam." lirih Barja, dia hendak menyentuh tangan Vacya tapi gadis itu menepisnya kuat.

Vacya tampak menolak sentuhan Barja, membuat cowok itu menegang dengan air mata yang tak bisa dibendung.

"Gue udah maafin, itu lo..masih sakit?" tanya Vacya yang masih enggan menatap Barja.

Barja sendiri sudah menangis didepan Vacya, meremat seragam yang Vacya pakai.

"Hiks..sakit Cya..a-aku takut gak bisa balik jadi cowok lagi.."

"Udah gue peringatin kan? Lo yang ngeyel!"

"M-maaf..hiks.."

"Minggir, gue masih ada urusan."

Vacya menepis tangan Barja yang ada diseragamnya, lalu berjalan menjauhi Barja sendiri.

Meninggalkan Barja yang meluruh ke dilantai koridor dan menangis pilu, kenapa jadi kaya gini, Barja gak mau kaya gini.

"ARGH BANGSAT! Hiks CYA JANGAN GINIIN GUE!" Barja meringkuk meremat rambutnya kuat, berusaha mengenyahkan pikiran buruknya.

Gimana kalau Cya jauhin gue?

Gimana kalau Cya benci sama gue terus abai sama gue?

Gimana kalau, Cya sama yang lain?

Gimana kalau gue hamil, terus Cya gak mau tanggung jawab!?

Tapi kan..gue yang maksa dia..

Entahlah, kepala Barja sakit memikirkan semuanya.

Bersambung⏳

Gender Swap [End]Where stories live. Discover now