6. The Wedding

1.7K 130 6
                                    

Dimitri mengedikkan bahunya, "Memang mengapa kalau aku menakutinya?"

Jujur, ia berharap calon istrinya menakutinya. "Aku lebih memilih ditakuti daripada di sepelekan atau tidak di dengarkan."

"Tidak jika orang itu adalah istrimu."

"Oh ya? Kata siapa?" Nada suara Dimitri mulai meninggi. Kematian Emily sepertinya mengeraskan hati pria itu dan menipiskan kesabaran yang dimilikinya.

"Anggota organisasi adalah keluargaku, Daniela," Dimitri melanjutkan. "Jika aku tegas pada mereka, aku melakukannya untuk kebaikan organisasi. Sama halnya dengan istriku. Jika aku tegas atau kaku, semua adalah untuk kebaikan bersama. Lagi pula, bagaimana jika pertanyaannya kubalik," Dimitri melanjutkan. Ia ingin mengingatkan Daniela akan pengalamannya sendiri, bagaimana wanita itu bisa sampai di tempat itu.

"Apakah memiliki suami yang tegas dan kaku hal yang buruk?" pria itu bertanya dengan nada tajam.

Dimitri, lebih dari yang lain, tahu benar bagaimana hubungan wanita itu dengan suaminya. Ia sudah menjadi saksi kisah mereka sejak awal. Sejak rumah pelelangan hingga sekarang. Dan walaupun Levka jauh lebih tua dari Daniela dan mencintai serta melindungi wanita itu dengan sepenuh hati, tapi Dimitri tahu bahwa Levka adalah seorang pria yang dominan sepertinya. Ia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Levka memperlakukan Daniela di ranjang. Jika mereka terpuaskan dengan cara itu, siapa yang mengatakan bahwa ia tidak berhak menginginkan hal yang sama?

"Well... a-ku—. Tentu saja tidak. Aku tidak bisa membayangkan kehidupanku tanpa pria seperti Levka." Dengan enggan Daniela mengakui kekalahannya, yang membuat Levka tertawa kecil.

Daniela langsung memberikan tatapan tajam seakan suaminya baru saja melakukan sebuah pengkhianatan tingkat internasional.

Levka hanya menggelengkan kepalanya dan meraih pundak Daniela dengan satu tangan sementara tangan yang lain masih menggendong putri mereka di bahunya.

"Harus kuakui, Cintaku, kekhawatiranmu pada wanita itu patut untuk di apresiasi," Levka berkata dengan nada suara penuh kelembutan. "Tapi aku percaya pada Dimitri. Ia akan menjadi seorang suami yang baik bagi siapapun yang dinikahinya."

Levka merendahkan suaranya sebelum melanjutkan, "Sekarang, berhentilah menginterogasi Dimitri. Ia akan menikahi wanita itu dengan atau tanpa restu darimu. Kuharap kau tidak lupa, Dani, kita berhutang cukup banyak pada Dimitri. Karena bantuannya jugalah kau dan aku bisa bersama."

Dimitri tidak bersuara. Ia membiarkan Levka membujuk istrinya dengan caranya sendiri.

Perlahan, Daniela menarik nafas dan menatap kembali ke arah Dimitri kemudian mengangguk.

"Okay, baiklah," Daniela berkata sambil menghembuskan nafas. "Walau aku masih mengira ini adalah sebuah kesalahan, tapi aku akan menjadi saksi pernikahanmu, dan memberikan restuku."

"Good girl," Levka menjawab pelan sambil mencium ujung kepala wanita itu.

Begitu perhatian keduanya kembali beralih ke putri mereka, telepon Andre berdering.

"Ya? Bawa saja ia ke ruang ganti di samping gereja," Andre menjawab.

Seketika punggung Dimitri semakin tegak.

Mereka sudah tiba.

Ketegangan diantara orang-orang yang ada di ruangan itu kian meningkat ketika Andre menutup sambungan telepon dan menjejalkan benda itu kesaku celananya.

Pria berbadan kekar itu menoleh ke arah Dimitri dengan alis berkerut, "Mobil yang menjemput mereka sudah di sampai di depan, Brother."

"Kau terlihat bingung... Katakan," Dimitri memberi perintah.

The Ugly (Sub) Bride TAMATWhere stories live. Discover now