02. Uluran Tangan

27 7 12
                                    

•••

Kenapa harus hidup dengan berlebihan padahal bisa bersantai?

Karena nyatanya hidup ku kejam dan menjijikkan hingga aku terpaksa untuk jadi lebih kuat.

Mereka menyakiti hati dan fisikku dan aku pun harus bisa sekuat tenaga melawan.

Menjadi orang yang menyebalkan bagi mereka memang terasa menyenangkan walau harus dibayar dengan cacian.

Setidaknya mereka juga merasa tersiksa sedikit demi sedikit oleh ulah ku.

Ah...

Aku juga ingin bersantai saja.

Bahkan pasti terasa lebih menyenangkan walau hanya berbaring beralaskan rumput dan terbelai angin malam.

Apa aku bisa melarikan diri?

Aku harus.

Mari tunggu saat aku sudah punya cukup uang untuk kabur.



"Lee Seol-ssi, berhenti melamun! Komputer nomor 14 dan 15 sudah terisi. Awasi pesanan mereka." Suara pria yang melengking sang pemilik kafe internet mengangetkan Seol yang melamun dengan bungkusan makanan yang berserak di depan nya. "Kau seharusnya memperhatikan pelanggan! Aigoo~ lihat betapa banyaknya sampah makanan itu!"

Cengiran menyebalkan lah yang menjadi balasan Seol atas Omelan bosnya itu.

"Maaf, sajang-nim ahjussi!"

Seol kemudian mengadu sakit di dahi nya setelah lawan bicaranya menyerang dengan telapak tangan.

"YAK! Berhenti panggil aku ahjussi! Panggil Beomgyu Oppa karena aku hanya dua tahun lebih tua dari mu!"

"Aku tak akan menurut!" Ucap Seol setelah tertawa keras. "Ah, ada pelanggan yang datang! Tolong bersihkan sampah itu ya sajang-nim! Terimakasih."

Jiyeon dengan sifat jahilnya meninggalkan Beomgyu si pemilik kafe menganga tak percaya. Namun berakhir menurut untuk membersihkan sampah makanan Seol yang berserak.

"Anak itu lagi-lagi makan sembarangan."

•••

"Sajang-nim! Aku pulang dulu!"

"Baiklah, berhati-hatilah di jalan."

"Anu ... Beomgyu Oppa..." Seol yang kembali menarik perhatian Beomgyu malah menunjukkan raut penuh keraguan.

Apa tidak apa-apa meminta pinjaman pada Beomgyu untuk kabur dari rumah?

Tidak!

Walau menyebalkan, dia banyak membantu ku dan itu sudah cukup.

"Tidak jadi. Aku pergi, ya! Sampai jumpa, sajang-nim." Dengan begitu Seol berlari menjauh dari kafe.

Seol, tak sudi menganggap orang tua angkat nya sebagai keluarga.

HAPPINESS |• Kang Taehyun •|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang