ch 11

337 7 0
                                    

wet, aku titip cerita ini ya

---

setidaknya kalau di bar atau kelab, para pria akan betah kalau ada perempuan di dekapan mereka. gisna pikir hanya sampai disitu saja, tapi ia salah. di kegiatan luar pun, seorang lelaki bisa melakukan itu.

membawa perempuan lain.

entah untuk pamer atau memang kebiasaan ganjil, gisna tak ingin mengerti. di hari selasa itu, ia benar benar menemani ares.

ares tidak berkomentar soal pakaiannya--celana denim panjang dan blus panjang juga. sementara itu, ares sendiri memakai pakaian olahraga hitam dan ia menyetir sendiri mobil (sepertinya) merk bmw nya.

mereka sampai di sebuah gedung olahraga sewaan dan menemui dua orang pria yang nampak akrab dengan ares. gisna tersenyum saja kepada kedua pria itu, kecuali ia tersenyum lebih lama kepada salah satu diantara mereka.

dua pria itu adalah sepasang ayah dan anak yang dekat dan tak jauh pula statusnya seperti ares. si ayah memandangi ares dengan geli, tahu bahwa mereka pria yang suka mengurus urusan masing masing. ia berkomentar bahwa gisna sangat cantik dan bakal membuat mereka semangat.

jika ini bukan jenis pekerjaan yang aneh, maka gisna tak tahu lagi.

sesi pertama diisi dulu oleh ares dan si pria tua sementara gisna duduk menunggu bersama si pemuda. mereka tak berbagi pembicaraan untuk waktu yang lama.

"dia pacar kamu?" tanya si pemuda akhirnya.

"bukan."

"kenapa kamu bisa disini?" tanya si pemuda lagi, kali ini ia menoleh. "aku tau ares. dia gak akan asal comot perempuan."

gisna menoleh dan tersenyum, "aku liat kamu udah baikkan sama papa kamu."

"jawab aku!"

"kenapa? kamu cemburu?"

"kamu kenal dia dari mana?" tanya pemuda itu, sekarang agak terlihat jijik.

"di bar. sama kaya pertama kita ketemu." jawab gisna.

pemuda itu berdecak, terdengar tidak suka. "kamu bilang kemarin mau berhenti."

"kan aku miskin, mana bisa berhenti?"

"aku ninggalin kamu supaya kamu berhenti!" desis pemuda itu.

"aku kan udah bilang ke kamu, gak akan bener suka sama cewek kaya aku, erik." kata gisna. "kamu sendiri yang nyusahin hidup kamu."

"halah, kamu gak berubah, ya?" erik berdiri dan mengusap kasar wajahnya. "masih suka jual diri sana sini."

"kamu tau sendiri aku gak kaya gitu." kata gisna.

"bahkan ke ares? kamu yakin kamu gak ngelakuin itu? dia kaya, loh. kamu yakin?"

gisna berdiri dan berkata, "enggak."

marah, erik meninggalkan gisna sendiri dan tak lama sesi ares dan si pria tua berakhir. gisna memberi ares sebotol air. si pak tua pergi ke bar dan bicara dengan si bartender.

i've got my eyes on you.Where stories live. Discover now