Kekasih Pemain Hati

465 63 7
                                    


Yuki tersipu saat Alam, kekasihnya tengah berjongkok dihadapanya untuk membantunya mengikat tali sepatu Yuki yang sempat terlepas.

"Selesai." Senyumnya lalu berdiri di hadapan Yuki.

"Terimakasih." Senyum tulus Yuki bahagia.

Sementara segerombolan manusia yang ada di sana hanya memutar bola matanya jengah.

Saat ini mereka tengah berada di lapangan hijau dengan puluhan siswa yang tengah melaksanakan kegiatan olahraga.

Yuki dan Alam tidaklah satu kelas, namun kebetulan jadwal olahraga mereka di hari yang sama meski berbeda guru, tetap saja mereka berada di satu lapangan yang sama.

"Alam! Pimpin pemanasan dulu ya! Selagi nunggu pak Indra guru olahraga IPA 1. Bapak mau ke toilet sebentar." Perintah pak Hadi yang merupakan guru olahraga di kelasnya.

Selalu Alam bukan yang lain. Tentu saja karna Alam merupakan ketua kelasnya. Sebenarnya Yuki tidak rela jika Alam harus memimpin pemanasan karna para siswi sudah pasti akan berteriak tidak jelas. Bahkan beberapa siswi juga meminta jam tambahkan khusus untuk pemanasan jika Alam yang memimpinnya. Mau bagaimana lagi, most wanted selalu saja terlihat istimewa dan Yuki yang bukanlah seorang anak kecil mau tidak mau dituntut untuk selalu mengerti.

--------

Tanggal merah adalah hari terbahagia sedunia, tadinya. Tapi sekarang, sepertinya itu hanya angan belaka karna nyatanya saat ini segerombolan abg perempuan tersebut tengah sibuk dengan tugas kelompok yang akan di presentasikan esok hari.

"Ckk gagal deh acara ngedate gue. Padahal ini adalah pertama kalinya gue jalan sama di...." Ucapnya terpotong sembari melirik Yuki.

Sementara yang dilirik lebih memilih menulikan telinganya, berbanding terbalik dengan Adel, Kiki, dan Fiqa yang sebal ingin sekali melempar sepatunya ke wajah Laras.

"Aaaa..... Sama siapa sih Ras? Kasih tau dong..... Eh jangan bilang lo mau jalan sama...." Ucapnya terpotong saat tangan Laras membekap bibir Ulin.

"Apaan sih Ul, jangan berisik!" Peringat Laras kesal.

Meskipun Laras dan Ulin tidak menyebut nama yang dimaksud tentu saja semua sudah tau siapa orang yang Laras dan Ulin maksud. Dan tentu saja hal tersebut membuat mood Adel, Kiki, Fiqa dan Yuki jadi drop.

---------

"Ma.... Yuki bareng kakak aja ya...." Pinta Yuki sembari bergelayut di lengan mamanya membuat mamanya heran.

"Loh kog tumben? Pasti lagi berantemkan?" Tebak mama membuat wajah Yuki cemberut.

"Engga kog ma..... Alam katanya nggak bisa jemput." Sedih Yuki meletakkan dagunya di bahu mama.

"Kata siapa aku nggak bisa jemput?" Ucap seseorang tiba - tiba membuat Yuki dan mamanya terkejut sontak segera menoleh ke arah sumber suara.

"Surprise!" Binar Alam sembari membawa buket bunga seketika membuat mata Yuki berbinar.

Dengan wajah cemberut ia menghampiri Alam.

"Katanya nggak bisa jemput!" Sebal Yuki menatap Alam yang terus saja tersenyum membuat jantung Yuki berdebar.

Bagaimana tidak, pria most wanted di sekolahnya ini semakin hari semakin terlihat tampan saja, mungkin karna Alam memiliki darah Italia dari ayahnya sehingga membuat wajah blasterannya semakin menawan.

"Aku bercanda sayang, mana mungkin aku nggak jemput kamu, kecuali kalo aku nggak masuk." Gemas Alam sembari mengecup puncak kepala Yuki membuat jantung Yuki hampir melompat.

Kumpulan cerita pendek ALKIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora