Chapter 12

1.5K 142 4
                                    

Ketika sore hari, aku pamit pada Hayam untuk kembali ke kamar ku. Namun tepat saat aku keluar dari ruangan Hayam, aku mendapati Wira dan Yunda tengah menunggu ku dengan senyum jahil.

"Kalian mengobrol apa saja di dalam?" Tanya Yunda.

"Kok enggak ngajak ngajak kita?" Tanya Wira.

Aku menghela nafas. "Ya, lagipula kalian sibuk bermesraan. Sudah lah, ayo kembali ke ruangan Yunda,"

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Derana, kalian membicarakan apa? Apa soal hubungan kalian? Atau-"

"Tunggu-tunggu kami tidak membicarakan itu ya. Aku hanya sedikit memberi saran pada Hayam mengenai masalah masalah yang terjadi di masyarakat. Hanya itu. Dan tanpa sadar, ternyata sudah larut sore, makanya aku baru keluar sekarang," jelas ku panjang lebar. Yunda masih tersenyum jahil.

"Gini loh, soalnya. Si Hayam tuh gak pernah mau deket-deket sama cewek. Cuma lo doang, yang bisa sampe deket banget kayak gitu sama Hayam. Gue gak bohong," Wira berbisik pada ku.

"Maybe, he's interesting with me?" Balas ku pada Wira dengan nada berbisik dan nada sedikit menggoda. Yunda menatap kami kesal.

"Bisa tidak kalian jangan saling berbisik?"

Aku meringis kecil. "Ampun Yunda. Yunda, ayo kembali ke ruangan."

"Ya sudah ayo, aku pergi dulu ya Wira," ucap Yunda seraya melambaikan tangannya. Tentu, Wira juga membalas lambaian tangan tersebut. Diiringi senyum tipis.

"Iya, Sudewi."

Kalian emang suka banget nunjukin kemesraan depan ku ya? Kawin aja sana deh.

***

Hari ini hari perjamuan, untuk hari ini aku dibantu oleh dayang keraton untuk membantu Yunda bersiap-siap. Baiklah, saatnya kerja!

Pagi-pagi kami sudah menyiapkan pakaian yang akan dipakai Yunda, dan segala pernak pernik nya. Pertama-tama kami membantu Yunda untuk mandi, dan juga perawatan kulit, agar ketika jamuan nanti ia tampak cantik paripurna.

Setelah itu, kami membiarkan Yunda beristirahat, sampai waktu menunjukkan matahari terbenam. Jika diibaratkan jam, mungkin sekitar pukul 6 sore. Kami mulai memakaikan Yunda pakaian yang terbaik dari yang terbaik, tak lupa juga dengan beberapa perhiasan emas yang membuat terlihat elegan.

Yosh, selesai juga! Satu hari yang cukup melelahkan. Karena biasannya setiap hari aku hanya menemani Yunda ke kolam ikan. Memang ya, badan jika di kasih santai malah jadi malas.

"Kalian semua boleh keluar dari ruangan ku, kecuali Derana," kata Yunda. Semua dayang menunduk, dan segera keluar dari ruangan Yunda.

"Derana, aku cantik kan? Wira pasti akan menyukainya kan?" Tanya Yunda yang menoleh ke arah ku.

"Tentu pasti! Ku yakin, Wira tak akan bisa berkedip sedetik pun, melihat Yunda!" Puji ku.

"Sayang sekali, dayang tidak diperbolehkan ikut dalam jamuan ini, ah padahal aku ingin Derana disisiku," kata Yunda dengan nada merengek. Aku tertawa renyah.

"Aku akan menghabiskan waktu ku dengan bersantai di taman anggrek."

"Selepas acara jamuan, kami akan kesana!" Seru Yunda.

"Kami?"

"Ya, aku, Hayam, dan Wira. Kami tidak akan membiarkan mu sendirian!"

Him, Sri Rajasanagara [MAJAPAHIT]Where stories live. Discover now