05.Forbidden Fruits

71 6 0
                                    

"kenapa kembali?" ujar Bapak memandangi perempuan yang duduk di hadapannya... riuh rendah pasar anyar siang yang riuh rendah itu seolah olah terabaikan dari pandangan laki laki setengah baya itu

"Papanya Banda akhirnya menceraikanku ... Rumah di Kreo dijual dan dibagi dua ... lalu.... "

" KENAPA KEMBALI?.... " kesal Soewito lagi .... semua pengunjung Kedai Memandang ke arah meja di pojok itu .... Soewito tersadar ... kemudian menarik napas panjang

" Stella .... " lirih Ratna .....

" dia merasa ada sesuatu yang harus diselesaikan.... " lanjut perempuan itu kemudian

" kita semua tahu itu kecelakaan...kenapa harus dibahas lagi ....kami mencoba pulih kenapa harus diingatkan?" geram Soewito

Ratna mengangkat bahunya ..." bukan kalian saja yang mencoba pulih ...kami juga ....dan Mas Wito tahu ...ini gak semata mata kesalahan keluarga kami ...kesalahan Stella..."

" gak ada yang bilang kayak gitu ..." kejam Soewito lagi

" Margareth bilang begitu...dan itu menghantui Stella sampai sekarang..." timpal Ibu Ratna bergetar

" itu hanya kata kata anak kecil..."

" kata kata anak kecil yang melukai anak kecil lainnya ...yang membuat anak kecil lainnya gak bisa melanjutkan hidup sampe sekarang" cerocos Ibu Ratna tidak terkontrol

Pak Wito menarik napas panjang "kami yang terluka dan itu semua kesalahan kami? Margareth yang kehilangan Ibu ...bukan anakmu .... jangan membuat kami seolah olah penjahatnya ....kau hanya terlalu melayani kemelankolisan Stella .....lupakan semua" ucap Pak Wito seraya berdiri untuk membayar Cendol dan segera meninggalkan tempat itu

"Mas Wito jangan lupa... Margareth kehilangan ibunya.....tapi kami kehilangan keluarga kami karena Ibunya Margareth...." ujar Ratna tajam

Soewito memandang perempuan itu dan mengangkat bahu tidak peduli ... "kami melanjutkan hidup ...kusarankan kalian juga...." lirihnya dingin

*********
" Kak ....MBS?*" ujar Mauliate yang semena mena membuka kamar Margareth ,Gadis itu hanya memandangnya sesaat lalu kembali tenggelam pada buku Bacaannya

"mau sampe kapan kakak mau diemin aku sih" Lirih Mauliate yang kemudian terduduk di Meja belajar sang kakak seraya menebarkan begitu saja majalah majalah musik yang dibawanya ke atas meja belajar itu ....

"kalo lo ketemu perempuan itu lagi gue gak mau lo beramah ramah sama dia" Pecah Margareth di ruangan kamar yang tiba tiba sunyi itu ...

"lha ...aku gak bisa terlalu ramah juga ...tapi kalo harus cemberutin dia tanpa alasan yang jelas aku juga gak bisa ...gak tega...." keluh Mauliate sambil menyetem gitar pink Margie

"kenapa? baru dideketin aja udah suka lo sama dia? laki mah gitu ..kayak kucing.. .gak bisa dikasih ikan asin dikit..." cebik Margareth ...

" faktanya kucing akan menerkam apapun yang berbau darah kalo dia lapar ..." timpal si lelaki tampan seraya memetik gitar di tangannya ...

" lo lapar?" timpal Margareth sambil tak sengaja mengagumi ketampanan sang adik yang masih memetik gitar di ambang jendela ...Matahari membiaskan kulitnya yang sewarna tembaga menjadi indah berkilauan

Mauliate menggeleng " aku hanya mau menjadi manusia yang pantas ...." ujarnya seraya memejamkan matanya hanyut dalam nada nada dimainkannya

"ya lo mantesin diri sama orang yang pantas ... bukan orang yang kayak gitu...." kesal Margareth kemudian

Mauliate memandangi gadis itu penuh makna

"jadi ceritakan padaku legenda itu" ujarnya misterius

"legenda ?" bingung Margareth

the eternity origins : Bogor BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang