21.Kidung Untuk Askara

38 4 0
                                    

2002

"minum dulu susunya...." Galak seorang lelaki muda pada gadis berjaket jeans yang akan berjalan keluar dari rumah ...

"udah telat Te ... takut dosennya rese..." kesal Margareth di ambang pintu ...

"daripada tulang kakak yang rese ... atau lebih buruk ... kesehatan kakak yang rese" timpal  Mauliate sambil mendelik ke arah gelas susu dihadapannya ...

Margareth mencebik dan segera mengambil dan meneguk susu dalam gelas itu kemudian mengelap bibirnya

"gue udah kuliah ... lo masih aja memperlakukan gue kayak anak anak..." cebik sang gadis ...

"itu kancing tengah  di kancing ... besok bajunya jangan ketat ketat napa .." lanjut sang lelaki muda tegap tanpa memedulikan keluhan Margareth

"lo bukan Bapak gue Te...." Margareth makin uring uringan .... Mauliate tertawa mendengarnya tepat ketika Bapak keluar dari kamar mandi sambil menghanduki badannya yang basah

"aku Bapakmu dan aku setuju sama Ate" ujar Bapak dengan pandangan tajam , Margareth memutar matanya kesal

"au ah .... aku udah minum susunya .... kuota aku jadi anak penurut hari ini sudah habis ..." cibir si Gadis yang segera pamit dan meninggalkan rumah dengan ditingkahi tawa dua lelaki kesayangannya

sesaat hening muncul saat tawa bapak dan ate selesai ....

"gak capek kamu te?" lirih Bapak sambil memeriksa jadwal ..

"aku udah ngedealin semua janji pak... gak enak kalo cancel...." senyum Ate sesaat ...

"tetap utamakan sekolahmu .... udah kelas dua ... belajar yang benar kalo mau masuk negeri...." ujar Bapak yang masih serius mencentang centang Jadwal Grup musik mereka ....

"ate nanti masuk kampus yang samping perempatan itu aja ya pak ... biar bisa fokus sama kerjaan kita .... ate juga akan ikut beberapa EO biar kita bisa belajar manajemen mereka ...." ujar Pemuda bongsor itu serius

Bapak berdiri dari meja makan dan berjongkok dihadapan Ate ... "pikirkan dulu dirimu .... lihat Stella ... dia bisa move on ... sekarang di singapura dengan si Fransiskus Sastrawidjaya... dapet beasiswa Nanyang sekaligus lelaki dari keluarga terpandang yang bisa membiayai berobat penyakitnya.... " senyum Bapak hangat

Ate sedikit cemberut " it's Francis pak .... dan iya dia kaya .... Ate bukan apa apa dibanding dia.... " ujar si pemuda lemah

Pak Wito menepuk nepuk pipi Pria muda anak angkatnya itu  "poin bapak bukan itu.... kamu pasti paham... " lanjut sang lelaki Tua...

" lantas? " ujar sang anak bimbang
" kalo kamu bisa raih yang terbaik ... buat apa jadi sekedar ... oke ...?" jelas Sang ayah .....

Mauliate mengangguk angguk " aku akan buat Brand kita ... Soewito-Nasution menjadi yang terbaik .... sementara sekolah ... bisa ngikut lah pak ... yang penting gak malu maluin... " cengirnya kemudian....

" yo wis.... siap siap sekolah.... jangan lupa malam ini acara kebaktian tutup peti di keluarga .... " ujar Bapak mengingat ingat ...

" Askara .... yang punya Askara grup ... Patriarch mereka meninggal kemarin sore..." ujar Ate melengkapi

Bapak mengangguk angguk " iya ... yang punya warung Franchise Pecel itu kan... apa namanya?"

" Pecelku" Ujar Ate ringan seraya mengambil handuk untuk mandi....

Bapak mengawasi Ate hingga menghilang di kamar Mandi.... anak itu selalu eksepsional .... dia sangat fokus terhadap bisnis keluarga sampai kadang kadang lupa makan .... keinginannya untuk membalas budi lebih besar dari segala hal yang sebenarnya penting untuknya .... kupikir selama ini kami yang menyelamatkan Ate .... tapi tidak ... Ate yang menyelamatkan keluarga kami ... sejak dia hadir di hidup kami

the eternity origins : Bogor BiruWhere stories live. Discover now