Chapter 1

964 42 1
                                    

Kriing

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Kriing..kriing..kriing..
Dering suara alarm tak mengganggu tidur nyenyak gadis itu. Entahlah, hawa di pagi ini rasanya sejuk sekali dan tak ada tanda-tanda matahari. Hanya ada awan awan mendung di langit yang menggambarkan cuaca pagi ini.

Tok..tok..tok..
Bahkan ketukan pintu di kamarnya masih tak mengganggu gadis itu untuk berselancar di dunia mimpinya.

Seseorang yang merasa tak ada jawaban dari dalam, ia berusaha masuk. Cklek.. bunyi pintu terbuka. Dan terlihatlah sang putri yang masih tertidur lelap di kasurnya.

Jacqueline Emiliana William, atau boleh disebut Liana. Wanita yang tak cukup muda di usianya itu memiliki wajah yang sangatlah cantik. Tak ada tanda-tanda penuaan pada kulit nya, seperti orang tua pada umumnya.

"Astaga anak ini." Ucapnya begitu melihat pemandangan di depannya.

"Acha bangun!" Tangan wanita itu, sedikit menggoyangkan badan Acha. Namun Acha hanya membalas dengan gumaman tak jelas.

"Cha bangun! Udah jam setengah tujuh ini." Tangan Liana yang semula menggoyangkan badan Acha, kini tangan wanita itu menggeplak tangan Acha.

"Aduh! Wait a minute Mom. Acha masih ngantuk." Rengek Acha. Sungguh dirinya masih mengantuk. Semalam ia begadang karena menonton drama favorit nya. Jangan salahkan Acha, salahkan saja drama favorit nya yang tayang di jam setengah dua belas malam.

"Gak ada. Cepat kamu bangun, sekolah kamu jam tujuh Cha. Ini udah setengah tujuh." Jelas Liana.

"Hm.."

1 detik

2 detik

3 detik

"APA?! MOM JANGAN BERCANDA DEH!" Teriak Acha begitu kesadarannya terkumpul penuh.

"Hustt suaramu. Ya buat apa Mom bohong, Cha? Salah siapa nggak bangun-bangun." Liana memutar matanya malas melihat tingkah anaknya itu.

"Salahin alarm nya Mom, kok ngga bunyi sih!" Gadis itu masih saja menyalahkan yang lain. Dengan cepat Acha segera bangkit dan berlari menuju kamar mandi. Dan melupakan handuk yang seharusnya ia bawa.

Liana yang melihat itu menggelengkan kepalanya, dan mengambil handuk yang berada di depan kamar mandi Acha.

"Cha handukmu ketinggalan." Sedetik setelah Liana mengatakan itu, Acha langsung membuka pintu kamar mandi nya dan gadis itu hanya menyembulkan kepalanya untuk mengambil handuknya.

"Hehe Acha lupa Mom." Cengirnya.

"Yaudah cepetan, Mom tunggu dibawah. Jangan lama-lama!" Peringat Liana sebelum melangkahkan kakinya keluar dari kamar Acha. Acha hanya mengacungkan jempol nya.

                                            ***

Kini Acha terlihat tengah bersiap-siap dengan seragamnya.

My Mr. PossesiveOnde histórias criam vida. Descubra agora