I'm okay, but not very good.

931 125 29
                                    

Naruto dan Sasuke berlarian di koridor rumah sakit, setelah Naruto mendapat kabar dari Sai tentang percobaan bunuh diri Sakura.

Sai bilang, Sakura melompat dari besi pembatas jembatan ke aliran sungai di bawahnya.

Setelah sempat ditangani di IGD, kini Sakura sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.

Naruto kalut diliputi rasa bersalah. Sakura nyaris meregang nyawa karena dirinya. Karena Sasuke meninggalkan Sakura untuknya.

Seharusnya Naruto memang tidak pernah ada di antara Sakura dan Sasuke. Seharusnya Naruto memang tidak kembali bertemu dengan Sasuke.

Langkah kaki Naruto dan Sasuke terhenti ketika melihat Sai keluar dari ruang rawat inap Sakura.

"Gimana keadaan Sakura?" Tanya Naruto.

Sai menatap Naruto dan Sasuke bergantian. "Dokter bilang, sebentar lagi Sakura sadar.."

"Orang tua Sakura udah dikabarin?" Tanya Naruto kembali.

Sai mengangguk, "Sebelum lompat, Sakura lepas jaket sama sepatunya. Di dalam jaket Sakura ada handphone. Jadi gw cari kontak Ibu sama Ayah dia, terus gw hubungi. Ibunya Sakura sigap datang ke rumah sakit, dan barusan.. Ibu Sakura lagi pulang buat ambil baju ganti. Tapi, Ayah Sakura katanya masih ada di luar kota." Jelas Sai panjang lebar.

"Sakura udah bisa dibesuk?" Tanya Sasuke.

"Boleh, tapi cuma satu orang." Jawab Sai.

Sasuke melirik ke arah Naruto. Lalu Naruto mengangguk, memberi isyarat bahwa Naruto mengizinkan Sasuke masuk ke ruang rawat inap Sakura.

Bersama dengan langkah kaki Sasuke yang menapaki ruang rawat inap Sakura, sampai saat Sasuke menutup pintu, Naruto merelakan Sasuke kembali pada Sakura.

Naruto melepas Sasuke yang tak seharusnya ada bersamanya.

Naruto pikir peran antagonisnya sudah selesai sampai di sini. Naruto tidak ingin membuat Sakura lebih hancur dari ini.

Dari sepasang netra onyx Sasuke pun Naruto bisa melihat penyesalan yang teramat dalam.

Naruto bukan masokis. Tapi Naruto juga tidak mau bahagia jika bahagianya harus merenggut bahagia orang lain.

Naruto yakin ia bisa bahagia dengan caranya sendiri. Meskipun tanpa Sasuke di sisinya.

"Tsk!" Naruto menyeka kasar air matanya dengan lengan baju.

"Nar, are you okay?" Tanya Sai.

"I'm okay, but not very good."

Sai melangkah mendekat pada Naruto. "Mau gw anter pulang? Sekalian gw mau ganti baju, keburu masuk angin."

Naruto mendongak menatap Sai dengan dahi mengernyit. Lalu Naruto mengulurkan tangan, menyentuh kaos Sai yang ternyata basah tapi sudah setengah mengering.

"BUKAN KEBURU MASUK ANGIN, BEGO! INI PASTI LU MASUK ANGIN!" Geram Naruto. 

"Astaga.. gimana bisa lu sejak nyebur nolongin Sakura sampe sekarang belum ganti baju?!" Pekik Naruto tak habis pikir.

Sai manyun. "Gimana gw mau ganti baju kalau Sakura ga ada yang nemenin?"

• • •

Sudah lewat dua hari sejak Sakura di rawat di rumah sakit.

Sudah dua hari juga Naruto lost contact dengan Sasuke.

Naruto merasa semua kembali pada tatanan awalnya. Sasuke bersama Sakura.

Lewat dua hari ini Naruto merasa semua sudah tergambar jelas. Yang Sasuke rasakan padanya adalah rasa menggebu-gebu sesaat.

Caramel Macchiato ✔Where stories live. Discover now