Stranger in The Night - Bab 2 & 3

7.9K 207 5
                                    

Bab 2

Semenjak Alia kehilangan kesuciannya, ia memutuskan hubungan dengan kekasihnya, Bram, yang tinggal di kota sebelah. Ia tidak sanggup jika harus berkata jujur alasannya maka ia bilang ingin fokus kuliah dan bekerja hingga tidak bisa meneruskan hubungan mereka.

Bram murka dan memaki juga menuduhnya telah berselingkuh. Tentu saja Alia menyanggah hal itu, tetapi Bram tidak percaya. Alia tidak mau lagi mengangkat telepon dari lelaki itu yang selalu menerornya hingga harus mengganti nomor teleponnya agar terputus hubungan dengan Bram.

“Al, kamu nggak pernah dijemput lagi sama Bram? Putus?” tanya Kikan, rekan kerja di cafe yang sudah menikah dan mempunyai anak.

Alia mengangguk. “Iya, Mbak.”

“Wah, sayang banget. Padahal Bram kan super ganteng, kerjaan juga sudah mapan,” ujar Melda, usianya sebaya Alia, wajahnya selalu dirias makeup tebal dan rok seragamnya lebih pendek dibandingkan waitress yang lain. Namun, gadis itu baik.

Alia hanya tersenyum. Bram memang nyaris sempurna. Namun, ia bisa apa? Dirinya sudah ternoda. Lagi pula... Bram selama ini terlalu cemburuan dan sering membujuk Alia untuk berhubungan intim dengannya. Alia selalu tegas menolak karena ia anti pergaulan bebas, tetapi nahas, dirinya malah diperkosa oleh lelaki tidak dikenal.

“Ya udah, emang belum jodoh kali. Lagian Alia kan manis, bisa langsung dapet pacar lagi.” Kikan mengedipkan mata dan menunjuk seorang lelaki yang duduk di meja dekat jendela dan tengah menatap ke arah mereka bertiga. “Tuh contohnya, laki-laki berjaket hitam itu, dia kayaknya suka sama kamu, Al.”

Alia menelan ludah melihat lelaki itu membuang pandangan kemudian meneguk minumannya. Dia lagi! Apa dia... benar si pemerkosa?

***

Bab 3

Alia terbangun dengan napas memburu. Ia mimpi buruk lagi. Kali ini bukan mimpi yang sama seperti hari-hari sebelumnya, tetapi baru. Ia diperkosa lagi oleh lelaki bertopi dan bermasker hitam.

Alia bersyukur hanya bermimpi, tetapi hal itu tetap saja membuatnya gelisah. Hari ini ia libur kuliah dan tidak ingin masuk kerja, tetapi ia membutuhkan gaji. Maka ia memaksakan diri untuk ke cafe dengan tingkat kewaspadaan tinggi.

Sore ini, lelaki berjaket hoodie itu datang lagi, sepasang matanya terus mengikuti ke mana pun Alia melangkah sampai gadis itu menghilang ke dapur atau ke tempatnya untuk beristirahat.

“Buat Mbak, biar seger lagi!”

Alia mendongak kepada Reksa yang menyodorkan segelas es kopi susu dengan butiran embun di permukaan gelas hingga gadis itu meneguk liur. “Aku nggak mau ditraktir lagi, Reksa, aku nggak en---”

Reksa meletakkan telunjuknya di bibir Alia. Senyumnya mengembang memperlihatkan lesung pipinya. “Mbak, udah. Diminum ya. Aku malah seneng traktir Mbak. Hari ini Mbak kayaknya banyak pikiran, jadi aku kasih kopi biar Mbak semangat lagi.”

Alia tersenyum sendu. Jika Reksa mengetahui kondisinya yang sudah ternoda... tentu lelaki itu takkan mau mendekatinya lagi. “Makasih, Reksa.”

“Sama-sama, Mbak.” Lelaki itu menepuk bahunya kemudian kembali melayani pengunjung.

Sampai waktunya pulang, Alia tidak bisa berhenti merasa cemas, gelisah, dan takut. Ia ingin minta Reksa mengantarnya pulang, tetapi ia malu. Lagi pula, ia tidak enak jika harus merepotkan orang lain. Jadi ia menekan semua perasaan buruknya kemudian keluar dari cafe sambil menoleh ke sana kemari setelah berpisah dengan para karyawan lainnya.

Rumah kontrakan Alia dekat dengan cafe, ia hanya perlu berjalan kaki sekitar sepuluh sampai lima belas menit. Namun, bila malam tiba dan suasana menjadi sunyi, rasanya jarak yang harus ia tempuh jauh sekali.

Pukul sepuluh lewat sepuluh menit, kakinya terus melangkah dengan cepat menelusuri gang yang lumayan lebar. Saat itu, ia mendengar suara langkah di belakangnya membuat jantungnya seketika berdegup kencang.

Alia menoleh ke belakang dengan cepat. Kosong. Ia melihat ke segala arah, dan tidak melihat seorang pun di sekitarnya, hanya seekor dua ekor kucing besar.

Saat gadis itu kembali melanjutkan langkah, tiba-tiba seseorang menyergapnya dari belakang dan membekap mulutnya.

Satu tangannya meremas dada Alia yang terbungkus sweater.

Alia memberontak berusaha melepaskan diri. Ia menginjak kuat-kuat kaki si penyergap kemudian kabur. Sekilas ia menoleh ke belakang, ternyata lelaki berjaket hoodie yang selalu memperhatikannya di cafe!

Tidak! Ia tidak mau diperkosa lagi! Alia melemparkan tasnya kepada lelaki itu, dan berhasil, terdengar teriakan dari arah belakangnya. Di dalam sling bag-nya, Alia tidak membawa apa pun kecuali sebuah batu besar. Sementara dompet dan ponsel ia simpan di tas pinggangnya. Ia berjaga-jaga seperti itu gara-gara mimpinya kemarin malam.

Ternyata lelaki itu kembali mengejarnya. Alia menoleh ke belakang dan melihat darah mengucur di dahinya. Kakinya terus berlari. Sebentar lagi ia tiba di pos satpam. Tinggal beberapa puluh meter lagi. Lalu....

“Aahhh---!”

Hanya sekejap Alia berada di dalam sergapan si lelaki sebelum kemudian ia terbebas dan terjerembap ke jalanan beraspal di bawahnya. Telapak tangan dan lututnya terasa nyeri, tapi untunglah hanya lecet.

“Mbak, cepat panggil pak satpam!”

Alia tersadar dan melihat di hadapannya dua orang tengah bergumul saling tendang dan tinju. Salah satunya si lelaki pengunjung cafe dan satunya lagi... Reksa?!

Kedua kaki Alia lemas, tetapi ia mengangguk dan buru-buru bangkit berdiri kemudian berlari ke pos satpam. Dengan keringat bercucuran dan napas tersengal, Alia meminta dua orang berseragam cokelat yang berjaga untuk segera mengikutinya.

Ketika Alia dan kedua satpam tiba di tempat tadi, Reksa sudah berhasil melumpuhkan si lelaki berjaket hoodie. Reksa menduduki punggung lelaki itu yang sudah babak belur.

Sepasang mata lelaki itu lebam, tetapi tatapannya terus mengikuti Alia, pun ketika ia digiring oleh kedua satpam menuju pos.

“Mbak... baik-baik saja?” tanya Reksa dengan raut cemas.

Alia mengangguk. Ia masih lemas dan gemetar.

Lelaki tampan itu menepuk-tepuk celana jeans Alia, membersihkannya dari kotoran. “Aku antar Mbak pulang, ya?”

Alia mengangguk, lalu memeluk Reksa dengan erat. “Maaf, biarkan aku seperti ini sebentar saja....”

Reksa tidak menjawab atau bercanda seperti biasanya, ia hanya balas memeluk Alia.

***

Cerita lengkapnya sudah bisa dibeli di KaryaKarsa (bisa beli per bab yang kalian minat saja)
Atau
Pdf lengkapnya juga sudah ready

Thank you 🥰😍😘

Genre: Dark Romance 21+

Senin, 27 Juni 2022, 15.29 wib.

Stranger in The Night by EmeraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang