Bab 6

179 21 0
                                    

●● Kedua Pengeran itu melotot ketika salah satu perempuan tersebut mendorong temannya hingga jatuh ke telaga ●●

"Astaga! Apa wanita itu ingin membunuh temannya?"

"Wah ini tidak bisa di biarkan, ayo Mel"

●● Hendak keluar dari tempat persembunyiannya, tetapi- ●●

"Kakak ih, baju Lucia jadi basahkan" gerutunya saat ia di dorong oleh sang kakak.

"Haha, lagi pula memang harus basah bukan" ia ikut  menyemburkan diri juga ke telaga tersebut.

"Ayo" ajaknya lagi kepada sang adik.

●● Lagi-lagi kedua pengeran tersebut melotot tidak percaya ketika kedua wanita tersebut menyelam bersama ke dalam telaga tersebut ●●

"Mataku tidak salah lihat kan? Mereka benar-benar menyelam ke telaga ini" ucapnya setelah keluar dari tempat persembunyiannya.

"Tidak, kau tidak salah lihat. Karena aku juga melihatnya, sepertinya telaga ini ada sisi lain" Atensi Emel beralih kepada Leonardo yang berkata demikian.

●● Di satu sisi Claude, Ishid dan juga Damian tengah fokus mencari keberadaan tanaman obat yang ia cari dan sedari tadi tak kunjung di jumpai ●●

"Apa benar disini? Kita susah sedari tadi menelusuri setapak ini, namun tak kunjung dapat juga" merasa sedikit kesal dan juga lelah Ishid langsung mendudukkan pantatnya di tanah tanpa alas atau apapun.

●● Yah, sedari tadi mereka belum beristirahat karena terfokus pada misi mereka ●●

"Kak Claude sama Ishid istirahat saja, biar aku yang menyisir sebelah sana" Damian pergi menyisir tempat itu sendirian selagi kedua teman sekaligus keluarga baginya itu untuk beristirahat.

●● Sekitar Sejam Damian menyusuri tempat tersebut tetapi tidak membuahkan hasil, ia mendengar sebuah suara gaduh seorang gadis yang sepertinya sedang bertengkar ●●

"Biarkan aku membantu kak..."pintanya kepada sang kakak dengan gurat wajah sendu. Namun sang kakak hanya menatap sang adik dengan datar.

"Kakak"

"Berhenti!" Pekiknya yang sudah tak tahan akan sikap adiknya.

"Kakak" serunya lagi.

"Karena siapa ini terjadi?! Karena siapa?!!!" Geramnya hingga urat lehernya terlihat.

"Ini semua karena mu!" Sahutnya lagi membuat sang adik tertegun.

"Berhentilah bersikap seperti ini, aku tidak suka melihatmu merengek!" Perkataan yang ia lontarkan kembali membuat sang adik menatap sayu sang kakak.

"Ya, aku tau. Karena aku ini terjadi! Karena aku a-ku..."

Tes!

●● Air mata lolos dari mata sang adik membuat sang kakak merasa sedikit nyeri di dadanya ●●










































°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

N
E
X
T

P
A
R
T

👋🏻

The Demon Castel Where stories live. Discover now