ELVINO 2 - FOUR

8.9K 768 39
                                    

Dengan langkah yang tegap delvan masuk kedalam sebuah ruangan yang bernuansa hitam, ia tersenyum miring melihat para manusia itu terikat dengan rantai yang sudah terlihat berkarat, mereka terus merintih ke sakitan takala luka yang di dapat nya terus menerus di siram oleh air yang sudah di campur oleh garam dan gerangan kesakitan itu lah yang membuat nya selalu menampilkan senyum miring nya, ini sungguh menyenangkan.

Delvan mendekati para manusia itu dengan langkah yang di buat selambat mungkin, ia mengambil salah satu pisau yang sudah tersedia di atas meja dan berjongkok melihat muka tahanan nya yang sudah bersimpah darah.

"Halo, bagaimana ruangannya, apakah bagus?", tanya delvan basa-basi sembari menggesekkan ujung lancip pisau itu di pipi tahanan nya, tapi tahanan itu tidak menjawab sama sekali dan malah menatap ke arah delvan nyalang.

"apakah mulut mu ini sudah tidak berfungsi, kenapa kau tidak menjawab pertanyaan saya?", tanya delvan lagi, ia melihat ke arah leher orang di depan nya dan terlihat lehernya sudah tergores oleh benda tumpul, sepertinya itu bekas cambukan.

Lagi-lagi delvan tersenyum, ia benar-benar bangga dengan anak buah nya, mereka menyiksa tahanan nya dengan sangat tepat, "baiklah, kalau kau tidak bisa menjawab, saya sarankan saat seperti ini kau jangan banyak berteriak dan mengancam, apalagi kau mengancam anak buah ku, mereka sangat tidak suka, saya berharap tenggorokan mu itu akan cepat pulih", delvan menepuk pundak tahanan itu dan langsung beralih ke tahanan yang benar-benar ingin ia temui sedari kemarin, ya dia adalah pengemudi truk itu.

Delvan kembali berjongkok, mulut nya terus menerus menampilkan senyuman yang sial nya terlihat sangat menakutkan di hadapan sang pengemudi truk, ia terus memundurkan tubuh nya guna menghindari pisau yang di pegang delvan, pisau itu terus menerus mendekati nya dan itu benar-benar membuat nya ketakutan.

"Kenapa kau takut dengan benda kecil seperti ini", ujar delvan menunjuk pisau yang memang memiliki ukuran yang cukup kecil.

"Maaf kan saya tuan", jawab nya dengan kata yang cukup bergetar ketakutan, tidak tahu kenapa aura yang di keluarkan oleh delvan lebih menakutkan daripada bawahannya, padahal sebelum nya ia tidak takut sampai segininya.

"Minta maaf ya, apa kesalahan yang kau perbuat?, kenapa au minta maaf kepada ku?", tanya delvan, tahanan itu meneguk saliva nya kasar, ia benar-benar sudah terjebak sekarang.

"Maaf karena saya sudah menabrak mobil yang di tumpangi anak anda", ucap pengemudi truk itu dengan nada ketakutan nya.

"Siapa yang menyuruh mu?", tanya delvan lagi, pengemudi itu menundukkan kepalanya dalam, ia benar-benar bimbang sekarang, di sisi lain ia tidak mau membahayakan keluarga nya dan di sisi lain juga dia tidak mau mati sekarang.

"Saya tidak di suruh oleh siapapun tuan, itu murni kecelakaan", ucapnya membela diri, delvan terkekeh mendengar penuturan pengemudi truk itu, sungguh bodoh.

"Saya beri kamu satu kesempatan, siapa yang menyuruh mu?".

"Saya jujur tuan, semua ini murni kecelakaan, tidak ada seorang pun yang menyuruh saya", dan ya lagi-lagi pengemudi itu tidak mengaku, delvan mengisyaratkan ke arah reno, dan reno pun segera mendekat dengan membawa iPad di tangan nya.

Delvan mengambil barang elektronik itu dan mengarahkan layarnya ke arah pengemudi, "kalau kau tidak mengaku, saya tidak segan-segan membunuh keluarga mu detik ini juga", ujar delvan dengan wajah geram nya, pengemudi itu menggeleng tidak percaya, ia kira keluarga nya akan terlindungi, karena itulah yang di janjikan oleh atasan nya.

"Tidak, tuan saya mohon jangan bunuh keluarga saya", ucapnya dengan air mata yang berangsur keluar dari matanya.

"Jadi siapa yang menyuruh mu, ini adalah pertanyaan terakhir ku, kalau sampai pertanyaan ini kau tidak mengaku juga, kau tahu kan apa akibatnya?".

ELVINO 2Where stories live. Discover now