ELVINO 2 - FOURTEEN

2.6K 369 43
                                    

Mata itu mengerjap perlahan menyesuaikan cahaya lampu yang langsung berkontak langsung dengan mata nya, ia melihat ke sekitar dan langsung tau kalau dirinya sedang berada di rumah sakit sekarang.

Elvino berusaha bangkit dari tidurnya, melepaskan masker oksigen yang beberapa waktu lalu menjadi penopang hidup nya, ia melihat ke arah sofa di sana keluarga nya sedang duduk bersantai mengabaikan elvino yang menatap keluarga nya polos, apa keluarga nya tidak tahu kalau dirinya ini sudah siuman.

"Daddy", ucap elvino pelan, delvan menengok singkat dan kembali berbicara dengan david, mereka membahas beberapa perusahaan yang mereka bangun bersama.

"Daddy", panggil elvino lagi, dan hasilnya tetap sama delvan mengabaikan nya.

"El haus daddy", lanjut nya, delvan menaikan alis nya sebelah dan menatap ke arah air putih di atas nakas, "di situ ada air putih, minumlah, jadi lah anak mandiri, el sendiri kan yang bilang kalau el bisa hidup sendiri?".

Elvino merengut pelan, benar kata daddy nya, kata-kata itu keluar sendiri dari mulut nya tanpa di suruh, "baiklah", ucap nya pasrah, dengan susah payah elvino mengambil air putih di atas nakas, ia hanya bisa menggunakan tangan kiri nya karena tangan kanan nya di infus seperti anak bayi, elvino tahu alasannya karena ia sering kali mencabut infus secara paksa kalau sudah muak.

Berapa kali pun elvino berusaha ia tidak bisa mencapai gelas itu, tenggorokannya sangat kering sungguh, delvan tersenyum singkat melihat bungsunya yang terlihat sangat berusaha menggapai gelas nya, ia mengambil air putih di dalam botol yang sudah ia siapkan sedari tadi dan memberikan nya kepada elvino.

"Jadi? Apakah el masih yakin untuk hidup sendiri hmm?", ucap delvan menusuk, elvino menatap daddy nya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ia menggeleng pelan dan merentangkan tangan nya, "no, tidak untuk sekarang, jadi lah anak penurut jika ingin peluk daddy, sekarang minum dan pakai lagi masker oksigen mu, lihat lah nafas el sangat berat".

Walaupun dengan isakan kecil yang tertahan elvino tetap melaksanakan apa yang daddy nya suruh, ia meminum minuman nya dan memakai masker oksigen nya lagi, "el udah nurut sama daddy, jadi boleh peluk sekarang?", tanya el dengan tatapan sayu nya, delvan mengangguk singkat dan membawa tubuh kecil itu ke dalam dekapan nya, memberikan usapan ketenangan di punggung yang terasa lebih hangat, ia juga mengecup singkat dahi elvino menyalurkan rasa sayang nya di sana.

"Jadi kenapa saat itu el tidak membangunkan daddy hmm?".

"El hanya tidak ingin merepotkan, daddy sudah terlalu lelah merawat el seharian".

"Lain kali jangan gitu lagi ya sayang, daddy tidak merasa kerepotan ataupun kelelahan kalau itu menyangkut tentang el".

"El mengerti daddy, maafin el, janji tidak akan seperti itu lagi".

"Daddy pegang janji mu el, sekarang apakah masih sakit perutnya?".

"Perut el seperti di aduk-aduk sekarang, rasanya sangat mual dad, el gak suka".

"daddy panggil kak rey dulu ya", jawab delvan, elvino langsung menggeleng kuat dan semakin mempererat pelukan nya, "tidak, el tidak butuh kak rey, el hanya butuh daddy, jangan berhenti usap-usap nya", ucap elvino dengan mata yang berkaca-kaca, delvan tersenyum tipis dan mengangguk pelan, walaupun begitu ia tetap mengkode David dengan tatapan mata nya agar cepat menghubungi rey.

Dan benar saja, tidak lama itu rey datang, ia menghampiri adik nya dan mengecup dahi elvino sayang, "gimana perasaan el sekarang hmm?", tanya rey lembut.

"El baik-baik saja kak", Jawab el lemas, sebenernya sedari tadi ia menahan gejolak di perutnya, ia merasa kalau beberapa saat lagi akan ada yang keluar dari mulut nya.

ELVINO 2Donde viven las historias. Descúbrelo ahora