Mulai Bertindak

506 82 3
                                    

"Bang Gem kamu dimana sih!?" ucap Taufan kesal dikala tidak menemukan Gempa sama sekali.

Ia mulai terikut-ikut memanggil Gempa dengan sebutan Abang. Taufan lalu melihat ternyata Gempa berada diruang kerja ayahnya.

"Ayo--nmmm."

"Sssst diam nanti ketahuan."

"Emang kenapa sih?" Tanya Taufan.

"Lihat nih apa yang kutemukan."

"Eh itu kan bang Alin dan siapa perempuan itu?" Tanya Taufan menunjukkan data-data Halilintar dan seorang perempuan.

"Elektra. Namanya unik juga," lanjut Taufan.

"Dia Bundanya bang Al," ucap Gempa.

"APA!"

"Sssst diam," Taufan langsung menutup mulutnya.

"Dan lihat apa yang kutemukan nih," ucap Gempa menunjukkan sebuah rekaman suara.

"Hah jadi Ayah pengen ngebunuh bang Al kita gak boleh ngebiarin ini terjadi," ucap Taufan,Gempa pun menangguk setuju.

💠💠💠💠

"FANG!!" teriak kedua anak kembar itu.

"OPOCOTEMAKKAU!"

"Lupakan itu kita butuh bantuan!"

"Bantuan apa?" Tanya Fang.

Mereka lalu menceritakan perihal Halilintar dan Ayah mereka.

"Waduh gawat dong terus aku harus ngapain?" Tanya Fang.

"Kita gak dibolehin ke rumah sakit jadi tugas kamu jagain bang Al," ucap Gempa.

"Dan kita bakal cegah ayah kita buat gak ngebunuh bang Al," ucap Taufan.

"Oke tapi kan aku gak kenal sama yang namanya Halilintar," ucap Fang.

"Tanya aja sama Resepsionisnya," ucap Gempa mereka lalu kembali kerumah mereka sebelum ayah dan ibu mereka tau kalau mereka keluar rumah.

"Untung aku ini anak yang baik, suka membantu, dan rajin menabung," ucap Fang lalu pergi menuju rumah sakit.

💠💠💠💠

Sesuai saran dari kembar Gempa dan Taufan akhirnya Fang menjaga Halilintar walau ia tidak memiliki hubungan dengan Halilintar, tapi ia balas Budi dengan sikembar yang dulu pernah menyelamatkan dirinya.

"Jadi ini kamar si anak itu," ucap Fang melihat sosok yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Fang dapat melihat jelas sosok Halilintar yang dimana Halilintar adalah orang pernah merubah dirinya dimasa lalu.

Flashback on

"Rokok atau sigaret adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau kering yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya."

"Terus?" Tanya Fang cuek.

"Di dalam rokok, terdapat 250 jenis zat beracun dan 70 jenis zat yang diketahui bersifat karsinogenik. Kandungan tersebut berasal dari bahan baku utama rokok, yaitu tembakau. Selain itu, bahan pewarna yang biasa dipakai untuk membuat tampilan rokok lebih menarik, dapat memperbesar potensi racun dari rokok."

"Ngapain Lo nyeritain hal itu ke gue coba," ucap Fang hendak membakar rokoknya.

"Jangan merokok itu bahaya," ucap Halilintar mengambil rokok Fang dan kabur.

"WOI!!"

Fang kemudian mengejar Halilintar lalu berhenti karena kelelahan.

"SAYANG HIDUPMU MASIH BANYAK DILUAR SANA KEBAHAGIAAN YANG MENANTIMU!" teriak Halilintar sambil berlari membuat Fang terdiam mencerna.

Flashback off

"Gak mungkin itu dirimu kan, hai kawan ayo bangun apa yang terjadi padamu."

"Dia memiliki riwayat penyakit jantung dan harus mendapatkan donor jantungnya segera," ucap dokter tiba-tiba masuk dan memeriksa keadaan Halilintar.

"Apa penyakit jantung?!"

"Dalam dua minggu jika ia tidak mendapatkan donor jantung maka hidupnya akan berakhir," ucap dokter.

"Baiklah saatnya aku balas Budi," batin Fang.

💠💠💠💠

"Hiks...hiks."

"Mama?!" Tanya sikembar.

"Mama kenapa kok nangis?" Tanya Gempa.

"Mama teringat masa lalu mama Gem hiks," ucap Elisa.

"Emang kenapa ma?" Tanya Taufan.

"Mama dulu pernah nabrak orang hiks," ucap Elisa.

"Mama pernah nabrak orang!?" ucap sikembar kompak.

"Terus keadaannya gimana?" Tanya Taufan.

"Perempuan itu meninggal ditempat hiks...dan ternyata hiks...itu ibunya Halilintar," ucap Elisa menunjukkan foto ibu Halilintar didalam sebuah tablet.

"APA!?"

💠💠💠💠

Drap...drap...drap

Seseorang masuk kemudian menyuntikkan sesuatu kedalam infus Halilintar. Ia kemudian melepaskan kepala jubahnya.

"Maaf bukan kau tidak diterima hanya saja jika kau hidup keluargaku akan hancur berantakan," ucapnya kemudian pergi.

Ternyata semua itu didengar oleh Halilintar yang ternyata sudah sadar sejak tadi dengan badannya yang masih lemah ia melepaskan jarum infus tersebut dari tangannya.

Halilintar lalu turun dari ranjang dan pergi dari rumah sakit tersebut dengan langkah tertatih-tatih.

Dijalan ia dipertemukan kembali dengan sahabat semasa SMP nya yakni Yaya.

"Halilintar!" Seru Yaya namun Halilintar kembali tak sadarkan diri.

-Bersambung-

Jangan lupa vote 🌟, Comment 💬, Follow 💫, dan masukan ke reading list📖 kalian ya agar kalian tidak ketinggalan cerita 📚 terbaru dari Author.

_____Selamat membaca_____

Stepbrother (Tuntas)Where stories live. Discover now