❬ ⸙: ✰❛Kehancuran; ❀❜ ❭

3K 372 38
                                    

↳˳⸙;; ❝ YEYYY SENENGG LIATT ANTUSIAS KALIANN. MAAF YA AKU JADI MATOKIN JADWAL UP DARI ANGKA VOTE. KARNA JUJUR AJA, NGELIAT BANYAK BANGET SIDERS TUH BIKIN AKU NGERASA KALIAN GA SUKA CERITA AKU. SO,PLEASEEE BANGETT.. JANGAN LUPA PENCETT BINTANG YANG ADA DI POJOK KIRI BAWAH YAA, GRATIS KOO, BUAT NAMBAH SEMANGAT AKU AJAA. AKU GA MINTA LAIN LAIN, CUMA ITU AJAA.. HEHE MAKASIII SEMUANYAAᵕ̈ ೫˚∗:

°°

3 month later

Dalam hening nya malam, seorang wanita dengan perut buncit tengah melamun, memandang hamparan gedung dengan pandangan kosong. Memikirkan bagaimana ia bisa terjebak dalam situasi ini.

Lalisa. Wanita yang tengah mengasingkan diri selama 3 bulan itu adalah Lalisa Kyle. Ia benar-benar tidak ingin di temui siapapun selain Jenny. Arco sempat membantah keinginan Lalisa untuk tinggal sendiri jauh dari kota itu, tapi karna Lalisa yang keras kepala. Arco pasrah.

Banyak perubahan yang Lalisa alami. Ia bingung dengan perut buncit nya itu. Baru menginjak usia 3 bulan, tapi perutnya sudah membesar seperti usia 5 bulan. Tak mengerti, tapi Lalisa harap bayinya baik baik saja. 3 bulan mengasingkan diri, membuat Lalisa yang terkenal polos, lemah dan lugu hilang di makan waktu. Kini wanita itu menjadi lebih dewasa, dan berpikiran luas. Enggan terjebak lagi.

"Jangan membuat ponakan ku sakit, Lalisa. Masuk dan makan," Lalisa menghela nafasnya, lalu berbalik menghampiri Jenny yang tengah menyiapkan makan malam. Tidak setiap hari. Akhir-akhir ini Jenny sibuk, entah tugas sekolah apa yang membuat gadis itu jadi jarang mengunjunginya.

Dengan gerakan lambat, Lalisa mendudukan diri nya disana. Memandang makanan yang sangat menggiurkan di depan nya.

"Makan," Lalisa hanya mengangguk, lalu mulai memakan makanan yang sudah Jenny siapkan. Gadis garang itu juga ikut makan. Bedanya, Jenny hanya makan Mie instan dan daging. Membuat Lalisa menyerngit, namun memilih diam.

"Oh, aku baru ingat!.. Besok kita akan memeriksa kandunganmu. Kita lihat apa yang terjadi. Kenapa perut mu sudah membesar," sekali lagi, Lalisa mengangguk. Membiarkan Jenny mengoceh. Tak lama hening, dering telfon milik Jenny membuat mereka berdua menghentikan pergerakan.

"Jeffrey," Lalisa mengerjapkan matanya. Rasa senang, bingung dan penasaran mulai menggerogoti hatinya.

"Ya?" Jenny mengarahkan kamera ponselnya ke atap, membuat Jeff yang tengah melakukan panggilan video itu hanya bisa menatap plafon.

"Hey! Dimana wajahmu, brengsek! " dengan mulut yang penuh makanan, Jenny mulai mengarahkan kamera itu ke wajahnya.

"Apa?"

"Rindu Lalisa. Dimana gadis nakal itu? " dengan antusias Lalisa merebut ponsel itu, membiarkan Jenny melanjutkan makan nya.

"Halo, Jeff!" Lalisa melambaikan tangan nya dengan senyum mengembang.

"Hai, Lamil. Woww! Kau terlihat gembrot," senyum Lalisa luntur. Ia memang sedikit sensitif tentang berat badan. Tapi itu dulu. Kini ia malah bersyukur, itu berarti anak nya sehat. Tapi gembrot bukanlah kata pujian yang mengharuskan nya memasang wajah senang dan gembira.

rose's sister | lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang