38 - Boy with blonde hair

76 11 8
                                    

Suara tetesan benda cair bergema di seluruh tempat itu. Tempat gelap dan lembab yang hanya diterangi oleh lampu yang redup. Jeruji besi yang terpasang dengan kokoh memastikan bahwa orang yang berada di dalam tempat itu tidak bisa melarikan diri.

Suara langkah kaki terdengar dengan jelas di tempat yang sunyi itu. Seorang laki-laki berhenti di depan jeruji besi. Menatap dengan dingin kepada orang yang berada di belakang jeruji besi.

Kedua tangannya di rantai ke dinding, memaksanya untuk tetap berdiri. Darah segar kembali menetes dari luka yang ada di pelipis kepala dan lengan kiri bagian atasannya, membentuk sebuah genangan darah kecil di bawahnya.

Rambut pirang serta wajahnya dengan jelas menunjukkan bahwa dia bukan orang Jepang. Pakaiannya ternoda oleh darah dan beberapa sobekan kecil hasil dari sebuah pertarungan.

Bentuk dari jubah hitam laki-laki itu berubah menjadi benda hitam dan melesat tepat ke arah leher orang itu. Benda itu berhenti setelah menancap di dinding, tepat di samping leher orang itu, membuat sedikit darah mengalir dari luka yang di berikan oleh benda hitam itu. Orang itu sama sekali tidak menampakkan ketakutan.

Jubah itu kembali ke bentuk asalnya. " Keberanian yang cukup bagus, tuan Livian " kata laki-laki itu.

Orang itu mengangkat wajahnya. Dia menatap dengan lemas ke arah laki-laki itu. Mata birunya terlihat mencolok ditimpa oleh cahaya dari lampu yang redup.

" Kali ini apa yang kau inginkan, Akutagawa Ryunosuke? " Sebuah pertanyaan dilontarkan oleh orang itu.

" Biasanya kami akan membunuh siapa saja yang melihat apa yang kami lakukan. Tapi ini adalah pengecualian untukmu. Kami bisa menjadikan mu tawaran "

" jadi begitu, kakakku adalah direktur utama dari salah satu perusahaan internasional yang cukup besar di negara asal ku. Kalian menjadikanku sebagai tawanan dan memaksa kakakku untuk membayar uang tebusan. Apakah begitu? "

" Itu benar. Kami akan melepaskan mu jika kakakmu membayar uang tebusan itu dalam dua hari "

" Apa yang terjadi jika kakakku tidak membayar uang tebusan itu? "

" Jika kakakmu tidak membayar uang tebusan dalam dua hari, aku akan membunuhmu. Lihat saja nanti "

Laki-laki bernama Akutagawa itu berlalu meninggalkan orang itu seorang diri. Seulas senyuman muncul di wajah orang itu. Kemudian sebuah kalimat keluar dari mulut orang itu.

" Ya, kita lihat saja nanti "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

--❄️--

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sebuah ledakan menjadi awal dari hilangnya keheningan malam. Suara tembakan dari senapan otomatis bersahut-sahutan mewarnai malam.

Baku tembak terjadi di depan gedung utama markas Port Mafia. Sekelompok orang tiba-tiba saja menyerang tempat itu pada dini hari. Sebagian bagian depan gedung itu sudah rusak akibat ledakan.

Port Mafia sedikit kewalahan dalam baku tembak itu. Tapi hal itu berubah ketika Akutagawa dan kadal hitam ikut dalam baku tembak itu. Dalam sekejap mereka berhasil membalik keadaan.

Walaupun begitu masih ada beberapa orang dari kelompok itu yang masih bertahan. Di saat-saat seperti itu, dari bayangan benda benda di sekitar tempat itu tercipta sesosok makhluk.

Giginya yang besar dan tajam berderak, bulu hitam nan tebalnya bagaikan bayangan, mata merahnya bersinar di bawah cahaya bulan.

Seekor serigala hitam raksasa muncul di hadapan kubu Port Mafia. Lolongan serigala itu memecah suara pertempuran di tempat itu. Bersamaan dengan itu puluhan makhluk-makhluk mulai muncul dari dalam tanah.

Makhluk-makhluk itu terlihat seperti kesatria Eropa, lengkap dengan armor dan senjata mereka. Aura hitam terus keluar dari para kesatria hitam itu. Hal itu membuat beberapa anggota Port Mafia bergidik ngeri.

Serigala itu kembali melolong. Lolongan serigala itu seakan memberi perintah kepada para kesatria itu untuk menyerang. Para kesatria hitam itu langsung menyerang ke arah para anggota Port Mafia.

Pertempuran kembali di mulai. Port Mafia masih unggul dalam segi kekuatan, tapi kesatria hitam itu terus bermunculan.

Hal itu terus terjadi dan memberikan kerugian bagi pihak Port Mafia.

Saat kelompok itu berpikir mereka akan menang, serigala itu tiba-tiba saja mengerang sambil menatap ke langit malam.

Hal itu membuat perhatian sembilan orang dari kelompok itu ikut teralihkan kearah serigala itu menatap. Saat mereka memperhatikan, ternyata ada seekor burung elang yang sedang terbang di atas mereka.

Seketika itu mereka kembali berbalik kearah pertarungan. Sayangnya mereka langsung disambut oleh hadiah yang kurang mengenakkan. Sebuah pisau kecil melesat dan menancap di masing-masing kepala dari keenam anggota kelompok itu. Pisau itu menancap cukup dalam hingga membuat keenam orang itu mati di tempat.

Hal itu membuat tiga orang yang tersisa di kelompok itu menaikkan kewaspadaan.

Sebuah peluru melesat dengan cepat dan mengenai jantung dari salah satu anggota kelompok itu. Disusul oleh peluru kedua yang mengenai kepala anggota lain dari kelompok itu.

Satu orang yang tersisa mengarahkan moncong handgun miliknya kearah datangnya dua peluru. Belum sempat dia menarik pelatuk handgun miliknya, sebuah peluru melesat menembus jantungnya, kemudian di susul peluru kedua yang mengenai kepalanya.

Disisi lain, di salah satu gedung seorang laki-laki berambut pirang tengah tersenyum sambil berdiri memegang sebuah senapan laras panjang.

" Sekarang hanya tinggal membersihkan sisanya " kata laki-laki itu.

'kobarkan apimu, Eden'

Elang yang tadinya terbang di langit, langsung terbang menukik ke arah serigala itu. Bulu-bulu elang itu digantikan oleh api biru kehitaman yang kian berkobar begitu semakin dekat dengan serigala itu.

Serigala itu melolong, segera saja para kesatria hitam muncul untuk memblokade jalur elang itu. Tapi itu hal yang sia-sia, karena semua kesatria hitam yang di lewati oleh elang itu langsung terbakar sampai hancur oleh api biru elang itu.

Elang itu melesat menuju serigala itu. Kobaran besar api biru memenuhi wilayah di depan gedung milik Port Mafia.

Elang itu melesat keluar dari kobaran api itu, kobaran api itu mulai padam, bersama dengan api di bulu-bulu elang itu yang mulai padam. Tidak ada benda yang rusak di tempat itu, hanya ada sisa-sisa serigala dan kesatria hitam yang perlahan terbakar menjadi debu.

Elang itu terbang menjauh dari tempat itu dan menuju kepada laki-laki berambut pirang itu.

Elang itu kemudian bertengger di pundak kanan laki-laki itu. Laki-laki itu mengelus-elus kepala elang itu.

" kerja bagus, Eden "

Laki-laki itu tersenyum melihat matahari yang mulai terbit. Menutup matanya dan menikmati hembusan angin hangat di tengah pagi musim dingin. Menghirup udara, kemudian menghembuskannya kembali yang menciptakan uap di udara.

" Ini cukup menarik "

Angin hangat menerpa laki-laki itu, sinar matahari perlahan mulai memancarkan cahayanya. Malam telah berakhir bersama dengan berakhirnya pertempuran di depan gedung milik Port Mafia. Hari yang baru telah datang dengan membawa harapan baru bagi setiap orang.













#Author's note

Ada yang bisa nebak siapa karakter baru ini?

Yang pasti dia laki-laki. Kalo umurnya...... Ya, seumuran sama Yoshiro lah. Dan pastinya ada nama Livian nya.

Kalo soal penampilan, dia ini penampilannya bisa kaya anak kuliahan. Tapi juga bisa kayak mafia, tergantung sama pakaian dan sifatnya yang bisa berubah-ubah tergantung dengan siapa dia berhadapan.

Sebenarnya dia ini murah senyum, kaya Yoshiro. Tapi ya, seperti yang tadi author tulis di atas. Semuanya tergantung kondisi dan siapa yang berhadapan dengannya.

Kalo sama yang lebih tua, ya sopan. Kalo sama musuh, nggak usah basa-basi langsung bakar.

Kok kesannya malah bar-bar, ya?

[On-Revisi] Bungo Stray Dogs : [Return to hometown]Where stories live. Discover now