10. Gavrael Pradipta

1.6K 303 68
                                    

Disclaimer!

• Cast akan bertambah seiring berjalannya cerita.
• Perhatikkan setiap latar cerita.
• Komentar sesuai alur cerita.
• Narasinya ikut dibaca ya, biar ngefeel.

Happy Reading!

***

Setelah terus menerus diundur, akhirnya sidang putusan hak adopsi Ael kini sudah selesai. Kini anak itu resmi menjadi anaknya. Papa dan Mamanya, serta Bu Ratih yang ditemani Mbak Iyas pun turut hadir ke persidangan dan kini tengah bercengkrama di kediaman keluarga Pradipta.

“Alhamdulillah, terima kasih banyak ya, Pak, Bu. Mas Reinal, saya jadi merepotkan karena tadi diajak makan bersama keluarga Mas Reinal.”

Reinal tersenyum, bersama Ael yang berada di dalam gendongan Reinal sambil tersenyum sumringah. “Saya yang seharusnya berterima kasih. Karena Bu Ratih dan Mba Iyas sudah merawat Ael.”

“Iya, Bu Ratih, Mba Iyas, terima kasih banyak. Sudah merawat cucu saya,” kata Eros yang kini sudah dengan bangganya mengakui Ael sebagai cucunya.

“Iya, Pak, Mas. Terima kasih kembali. Sepertinya saya dan Iyas harus kembali ke panti, takut anak-anak nyariin, Pak.”

Eros kemudian mengangguk, diikuti dengan Angel yang beranjak dari sofa. “Bu, saya juga berterima kasih, ya. Saya senang sekali, akhirnya rumah ini bisa jadi tempat tinggal Ael.”

“Iya, Bu. Ael beruntung sekali dapat diterima dikeluarga barunya.” Kata Bu Ratih yang kemudian mendekati Ael dan melambaikan tangannya pada anak itu. “Dadah, Ibu sama Mba Iyas pulang dulu ya, Ael.”

Ael dengan semangat melambaikan tangannya pada Bu Ratih dan Mba Iyas, “Dadadadadah, Bubu cama Mba Yas!”

Setelah mengantar Bu Ratih dan Mbak Iyas sampai pekarangan dan diantar pulang ke panti oleh Gara, Reinal, Eros dan Angel kembali masuk ke dalam rumahnya.

“Nenaaaa, Ael mau... cucu...”

Kemudian Angel tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk mengambil alih Ael ke dalam gendongannya. “Yuk, kita bikin susu.” Angel mengerti arti tatapan suaminya, itu artinya ada yang ingin dibicarakan dengan Reinal.

“Nanti malam kakekmu mengadakan acara. Semua anggota keluarga diharapkan untuk datang. Kamu mau bawa Ael?”

Reinal mengangguk pelan, “Kalau Ael mau, Rei akan bawa Ael.” Jawabnya singkat.

“Kamu baik-baik aja, kan?”

“Hm, memangnya ada alasan untuk gak baik-baik aja?”

“Rei, Papa tau gimana keadaan kamu. Semenjak kamu berlutut dihadapan kakek untuk memindah tangankan semua urusan denda papanya Sarah ke tangan kamu, hubungan kamu dan kakek jadi renggang lagi. Ditambah kamu mengadopsi Ael.”

“Pa, lagipula sejak kapan hubungan Rei dan kakek baik-baik aja?”

Eros menatap wajah datar putranya. Terlihat begitu lelah, namun tetap dipaksakan untuk terlihat biasa saja. Eros tahu betul sehancur apa putranya sejak empat tahun lalu.

“Untuk urusan marga Pradipta, gak akan Rei ambil pusing. Ael sekarang udah resmi jadi anak Rei, jadi otomatis nama Pradipta akan melekat dibagian akhir namanya. Dengan atau tanpa persetujuan kakek.”

“Papa!” Suara Ael melengking memanggil namanya. Anak itu berlari menghampiri Reinal dengan botol susu yang berada di pelukannya.

“Papa, Om Gala kemana cih?”

Our Home [PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang