15. He Kissed Me In The Elevator

2.4K 357 354
                                    

Disclaimer!

• Cast akan bertambah seiring berjalannya cerita.
• Perhatikkan setiap latar cerita.
• Komentar sesuai alur cerita.
• Narasinya ikut dibaca ya, biar ngefeel.

Happy Reading!

***

Minggu siang ini jalanan cukup padat. Hari ini, Ael berkesempatan ikut dengan Reinal datang ke acara pesta pernikahan salah satu kliennya. Gara yang menyetir kali ini, sementara Ael ada bersama dengan Mba Ayu di belakang, menggunakan car seat. Mereka berhenti di lampu merah. Ael melihat keluar kaca mobil ada seorang anak laki-laki yang membawa barang bawaan. Ael masih belum mengerti, bahwa kakak itu tengah berjualan.

"Papa, papa! Mau itu!" tunjuk Ael keluar kaca mobil dan mengarah pada anak laki-laki yang tengah berjualan tisu dan air mineral.

"Mau apa, hm?" tanya Reinal sembari menengok Ael yang berada di kursi belakang.

"Itu, Papa. Mau itu di kakaknya!"

Reinal mengerutkan keningnya. Apa itu artinya Ael ingin tisu wajah dan air mineral? Tapi sorot matanya melihat botol minum favorit Ael ada di genggaman Mba Ayu, membuat Reinal kebingungan.

"Kamu mau beli apa di kakak itu?"

"Semuanya, Papa. Kata Kak Cala, kita halus beli itu, buat kakaknya mam ciang. Ael juga pelnah beli waktu itu, telus kakaknya senenggg banget, Papa."

Lagi lagi Ael menyebut nama Sarah. Gara yang sudah mengerti maksud Ael pun segera menurunkan kaca mobil samping. "Ael mau bantu beli dagangannya kali, Mas. Setangkep saya begitu."

Reinal yang langsung mengerti pun segera memanggil anak itu, "Tisu dan air mineralnya berapa?"

"Tisunya lima ribu, airnya juga lima ribu, Om."

"Ya sudah, saya mau tisunya satu dan air mineralnya tiga ya." Kata Reinal.

Ael ikut tersenyum ketika melihat wajah kakak itu sumringah karena barang dagangannya berhasil laku. Gara yang melirik ke arah Ael pun, mengerti bahwa ia ingin melihat wajah kakak itu dan menurunkan kaca mobil belakang.

"Ini ambil buat kamu semuanya, ya. Habis ini pulang aja istirahat, barang dagangannya buat besok kamu jual lagi."

"Om tapi ini banyak banget."

"Tidak apa-apa, ini keinginan anak saya."

Kakak itu langsung tersenyum ke arah Ael yang ikut tersenyum melihatnya dan berkata. "Makasih yaa, adik kecil."

Ael mengangguk antusias dan melambaikan tangannya pada kakak itu masih dengan robot dino yang berada di genggamannya. "Kakak cemangat, ya!"

Entah pemandangan apa yang Reinal lihat sekarang. Netranya memandang kagum pada putranya sendiri. Umur Ael belum terlalu besar, namun begitu cepat mengerti dan meniru perbuatan baik orang lain.

"Papa, papa. Makacih ya, kakak itu pasti seneng bica mam cama mama papanya."

Reinal mengulurkan tangan untuk mengusap puncak kepala Ael. "Anak baik, kamu belajar dari siapa sayang?"

"Kak Cala, Papa. Kata Kak Cala, bantu olang olang itu dicayang Allah." Ujar Ael dengan wajah menggemaskannya membuat Reinal bibir Reinal mengatup.

Gara melirik ke samping. Reinal terdiam setelah mendengar bahwa Ael belajar dari Sarah tentang segala hal dalam berbuat kebaikan. Bahkan Gara pun terkejut jika Ael mudah mengerti dan meniru perilaku baik Sarah pada orang lain meskipun tidak secara langsung.

Our Home [PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang