Separate 25!

793 126 30
                                    


o0o

Sepulang dari mengantar Jimin, Jungkook tak lansung pulang. Ia mampir sebentar untuk membeli bugeopang pesanan sang mama. Kedai kecil di pinggir jalan tak jauh dari rumah menjadi langganan nya.

'' Bi, bugeopang nya tiga." Pintanya dengan lembut, tanpa turun dari motor karena kedai itu benar-benar di pinggir jalan.

''Ne, tunggu sebentar ya." Ucap wanita tua itu .

Sembari menunggu pesanannya di buatkan, Jungkook sibuk memainkan hp nya. Sesekali menatap lalu lintas dan menengok seberang jalan yang ada terdapat sebuah taman.

''E-eh" mata nya melotot lebar saat melihat seorang anak kecil, usia 7 tahun mungkin? Berdiri di seberang jalan, seperti bersiap-siap akan berlari dan benar saja. Tak cukup hitungan deti anak itu menyebrang tanpa melihat kanan kiri.

Bruk

Nyaris saja terjadi kecelakaan di sana jika saja Jungkook dan kaki panjangnya tidak berlari secepat mungkin.

''Hiks hiks hueeeee"

''E-ehh hey jangan menangis." Jungkook gelagapan, anak itu tiba-tiba menangis.

'' Maaf hiks maaf membuat tangan kakak berdarah hueee."

Sekali lagi Jungkook terkejut, ia pikir anak itu menangis karena hampir saja mati. Tapi ternyata anak itu menangis karena rasa bersalah membuat tangan Jungkook terluka dan mengakibatkan lengan nya lecet.

''Eh tidak apa-apa, yang penting kau baik-baik saja." Lanjut Jungkook cepat,tak ingin membuat anak itu menangis lebih lama.

''Yun Ji-aa"

Dari kejauhan terlihat seorang wanita berbaju cream berjalan mendekat dengan sedikit berlari.

''Yun Ji-aa kau baik-baik saja nak? Maafkan Ibu ya? Maaf kan ibu nak "

Wanita itu dengan segera mengambil alih sang anak, memeluknya dengan penuh penyesalan.

''Bu, Yun Ji baik-baik saja kakak ini menolong Yun Ji."

Wanita itu menoleh menatap Jungkook yang masih terduduk di aspal.

'' Terimakasih, terimakasih banyak karena sudah menyelamatkan anak ku. Kalau kau tidak ada entah apa yang terjadi pada Yun Ji." Ucap wanita itu lagi.


''Jadi nama anak manis ini Yun Ji?"

Jungkook tersenyum cerah, menatap Yun Ji dengan wajah tampan nya. Membuat anak kecil berusia 7 tahun itu merona malu.

''Hmm ne Yun Ji, Min Yun Ji." Jelas nya dengan malu-malu.

''Sayang kita harus segera kembali, Ayah pergi ke rumah sakit,kak Jimin masuk rumah sakit. Rumah saat ini tengah kosong." Wanita itu kembali menatap anak nya intens.

Membawa bocah 7 tahun itu berdiri, ia juga membungkuk lagi ke Jungkook sebagai ucapan terimakasih sebelum akhirnya pergi

''Nama Jimin di Korea banyak kan? Mana mungkin yang di maksud kak Jimin eoh, tadi aku mengantar kak Jimin juga baik-baik saja " monolog Jungkook dengan sedikit terkekeh,menertawakan pemikiran nya.

*
*

Pagi ini kembali cerah seperti pada umum nya. Keributan masing-masing kelas di setiap pagi juga seperti pada umumnya. Tapi itu terlihat tak terlalu berarti di kelas Taehyung, kelas nya terlihat sepi meski beberapa siswi di pojok tengah merumpi dengan suara pelan.

Hitungan menit pembelajaran dimulai, di awali dengan absen pagi.

''Park Jimin?" Panggilan yang ke tiga kali nya. Namun si anak baru tak kunjung menjawab, membuat desas desus tentang si anak baru menjadi trending topik hangat.

Bagaimana tidak? Baru beberapa hari sekolah, ia kembali menghilang dengan misterius. Tidak masalah jika itu hanya sehari? Tapi Jimin tak masuk sekolah tanpa keterangan hingga hari ke 3.

Bahkan para guru yang mengajar juga terlihat tak terlalu mempermasalahkan hal itu. Semakin membuat para murid lain menaruh curiga pada Jimin, si anak misterius.

''Bukankah aneh, kita tidak masuk sehari saja pasti sudah di marahi oleh guru-guru itu. Dan lihat sih aneh Jimin itu, dia tidak masuk tiga hari tanpa kabar dan guru biasa biasa saja, wow luar biasa." Ujar siswi dengan bando bunga itu memulai pembicaraan di meja kantin.

Pergosipan tentang anak misterius,Park Jimin tak hanya menjadi pembicaraan para siswi. Tak ayal beberapa siswa juga ikut, sekiranya hampir separuh murid semakin penasaran dengan sosok Park Jimin.

Tapi lain pula dengan Jungkook,ia sedikit bingung dan khawatir karena ketidak hadiran Jimin. Ingin menghubungi tak tahu caranya,ingin mendatangi rumah Jimin tapi ia waktu itu hanya mengantar Jimin hingga luar.

''Kak Jimin kemana sih?" Gumam nya sembari memainkan miniatur bola basket di tangan nya.

Berbicara tentang nya, si pemeran utama saat ini masih terbaring dengan ventilator di tubuh nya. Katup jantung nya kembali bermasalah, dan Jimin kembali menjalani operasi kecil 3 hari yang lalu. Tadi pagi ia telah siuman setelah tertidur selama 3 hari?

Tapi ia terlalu lemah untuk bergerak dan kurang nyaman karena keberadaan ventilator yang menyokong pernafasan nya. Sembari menunggu katup jantung nya yang baru saja di operasi kembali baik dan dapat menerima saturasi oksigen yang cukup untuk jantung nya.

Klek

''Jimin? Sudah bangun?" Hoseok masuk dengan perlahan, ia baru saja dari luar membeli secangkir kopi dan sedikit makan untuk mengisi tenaga.

Saat melihat pergerakan di tangan Jimin ia beralih mendekat,sedikit tersenyum cerah. Memberi semangat kepada keponakan kuat nya itu.

''Hebat, Jimin nya paman kembali menjadi orang paling kuat dengan melawan penyakit itu." Celoteh Hoseok riang,ia selalu seperti itu ketika Jimin sehabis melakukan tindakan.

Yah katanya sebagai kata-kata motifasi dan penyemangat hidup bagi Jimin yang sudah menjadi anak luar biasa kuat.

''P-paman h-haushh" ujar nya lemah. Tubuh gembil itu terasa sangat lelah meski sudah tertidur 3 hari lamanya.

''Jagoan belum boleh minum hmm, nanti kalau sudah boleh paman akan langsung memberikan susu pisang kesukaan Jimin."  Jawab Hoseok dengan senyum manis, meski hatinya berdenyut nyeri. Kala mengingat dibalik perban yang membelit dada sang keponakan, terdapat kulit dan tulang rusuk yang sudah sering di bongkar pasang layaknya sebuah mainan Lego.

''P-papahh" Jimin kembali berbicara, menanyakan keberadaan sang Papa.

''Papa sedang ada perjalanan ke luar negeri, tadi pagi baru berangkat sebelum Jimin bangun. Oh iya ia berkata jika Jimin nya pulih dengan cepat maka ia akan membawakan hadiah nanti." Lagi, dengan senyum meski melontarkan kebohongan Hoseok tetap menjawab pertanyaan Jimin dengan ceria.

Bagaimana tidak berbohong, sang keponakan menanyakan persepsi sang ayah yang bahkan dari awal Jimin masuk ruang operasi tak pernah datang menjenguk. Lebih tepatnya pada awalnya ia di usir oleh Yoon Gi. Kemarahan paman Jimin itu membuat ia kalap dan bahkan berani mengusir ayah kandung dari sang keponakan.

Namun hari-hari berikutnya Seokjin benar-benar tak datang lagi ke rumah sakit. Bahkan hanya untuk sekedar menanyakan kondisi sang anak pun tidak.


''Orang tua macam apa kau kak! Jimin itu tidak salah apapun! Tapi dia selalu menjadi korban keegoisan Kakek dan kebodohan papa nya. Kalau kau memang tidak mampu __lepaskan, lepaskan Jimin dan aku bersedia menjadi ayah nya."





To be continued





Hayyy, everyone 😋 udah sebulan ajah yah 😢 hiks Hye bener bener lagi banyak kerjaan di sekolah. Jadi kayak separate bakalan update 1 kali dalam sebulan.

Oke , see you 👋🏻

Separate Where stories live. Discover now