[2] Megan Throne ✔

➺ Di mulai | 9

❝

— To all of the Queens who are
fighting alone.
You're not dancin' on your own. —

❞

.

.

.

.

.

Pada lembar keteguhan jiwa prihal hidup di atas dunia. Teruntuk lautan biru beserta langit yang menjadi saksi atas perjalanan sang Ibu Naga. Bertujuan melepas batas dan sekat atas ketidakadilan yang terjadi sejak lama.
Ketika gelombang lautan disaksikan dengan mata tajam seolah sedang di penjara. Disusul angin yang menerjang memberi perumpaan sebuah abiwara. 
Mendiktekan sebuah kebenaran melalui bahasa pembebasan, melalui perlawanan di medan perang. Kini anggukan kepala menjadi sebuah keputusan, bahwa peperangan telah resmi di gaungkan.

Seluruh pasukan Urendai telah berlayar dengan kapal. Bendera hitam dengan lambang Naga tiga kepala berkibar diterjang angin lautan. Di pimpin seorang Ratu dengan keyakinan, bahwa kemenangan akan ia dapatkan.

"Khaleesi, kami telah mengirim surat pada tiga penyihir Davenda. Dan mereka mengirimkan balasan." Kai menundukkan kepala sejenak, memberikan laporan pada sang Ratu.

Lysa lantas menoleh, "apa isinya?"

"Mereka akan menunggu kita di perbatasan Luxidos. Dan Lady Miyaqha telah membuat shield besar untuk menjaga Urendai dari serangan luar saat Khaleesi tak ada di sana."

"Bagus. Bagaimana dengan pasukan benua Barat?"

"Pasukan mereka akan tiba besok pagi. Kita akan menunggu nya sembari mempersiapkan senjata."

"Baiklah."

Setelah itu Kai undur diri dari hadapan Lalysa. Sang Ratu tengah berdiri di tepi jendela, menatap lautan biru di luar sana. Seluruh kerabat nya tengah sibuk mempersiapkan segala kebutuhan perang mereka. Mulai dari senjata, perbekalan, taktik, kelengkapan, dan hal lainnya hampir rampung di sana.