Dituduh Berzina

44 6 12
                                    

"Astagfirullahal aziim..."

Ricuhnya lingkungan pondok pesantren Al Firdaus begitu menyita perhatian para penghuninya. Seluruh santri tak percaya pada apa yang mereka saksikan, orang paling berpengaruh dengan keilmuan agama tinggi dan kerap mengisi kajian-kajian itu sedang tertangkap basah berbuat tak senonoh dengan seorang wanita.

Tentu saja hal ini memalukan, mengingat di lingkungan pondok pesantren khusus pria ini memiliki aturan ketat. Para penghuni baik siswa maupun pengurusnya diharuskan menjaga sikap dan kehormatan diri serta nama baik Al Firdaus itu sendiri.

Seluruh anggota keluarga besar pesantren Al Firdaus gempar, mereka berkerumun sambil berteriak mengutuk. Situasi menjadi sangat tidak kondusif. Dengan cepat, pimpinan pondok mengambil alih kendali dengan berdiri di depan anak didik beserta jajaran pengurusnya, meminta mereka agar tidak gegabah mengambil keputusan.

Seluruh penghuni pondok berkumpul di aula setelah menggiring kedua pendosa tersebut. Mereka semua menatap sepasang insan tak bermoral itu dengan  tatapan garang.

Pimpinan pondok, Kyai Syam, mengakomodir seluruh penghuni pesantrennya agar tetap tenang, tapi yang mereka lihat saat ini benar-benar di luar batas kewajaran. Semua orang di sana sudah melihatnya secara gamblang, terang-terangan, seorang guru teladan dan terpuji, yang di elu- elukan akan menyandang gelar da'i muda sesuai kecerdasannya itu, telah berbuat maksiat berduaan dalam kamar. Terlebih dengan posisi sang pria yang dikenal begitu shaleh tersebut berada di atas wanita tak dikenal dengan posisi menindihnya.

"Demi Allah, Pak Kyai, saya tidak berzina!" ucap Akif Furqan meyakinkan. Namun pembelaannya tak membuahkan kepercayaan secuil pun.

"Rajam saja mereka! Rajam!" Riuh sekali suara-suara itu menggema memenuhi telinga Furqan. Dosa apa dia, sampai harus menanggung aib memalukan yang tak pernah ia lakukan?

"Tenang semuanya, Tenang. Kita sebaiknya tabbayun dulu."

Kyai Syam menegur. Menghela napas panjang. Jika diakui sesungguhnya ia sangat terkejut dengan apa yang terjadi saat ini. Akif Furqan adalah sosok pria baik yang selama ini dikenalnya. Bahkan sekali waktu dirinya ingin pria shaleh itu kelak menggantikannya memimpin pondok pesantren tersebut. Meneruskan mimpinya lalu menikah dengan putri semata wayangnya. Zahra.

Akif  Furqan mendekati kepala pondok, dia harus membela diri.

"Ini tidak seperti yang terlihat, Pak Kyai! kami perlu menjelaskan semua, Wallahi, kami tidak berzina, Pak Kyai," kata Akif  Furqan cemas, pimpinan pondok memandangnya dengan tatapan marah, Akif tau setiap ucapannya takkan lagi ada yang mempercayai.

Akif memandang wanita itu, yang kini menyembunyikan kulitnya yang terekspose dengan selimut di tangannya dari kamar Akif Furqan. gadis itu adalah harapan terakhirnya saat ini, untuk membeberkan kebenaran. Ia harus membantunya meluruskan masalah ini supaya tidak terjadi salah paham berujung fitnah.

Yang dipandang menunduk, Akif Furqan heran, ekspresi ini tidak cocok dengan apa yang terjadi barusan. Wanita itu, dia menunduk dalam, seperti akan menangis. Apa  gerangan yang membuatnya tampak begitu berduka?

"Awalnya saya sudah menolak, Pak Kyai. Tapi Gus Akif memaksa saya."

"Itu tidak benar, Pak Kyai. Demi Allah, saya tidak melakukan apa -apa dengan wanita ini. Saya tidak mengenalnya. Sungguh. " Akif Furqan menyela dengan marah, kenapa wanita itu berbohong?

"Beri dia kesempatan bicara! Supaya saya tahu sebejat apa kelakuan kamu, Akif Furqan!" Titah pimpinan pondok berteriak tak kalah marah dan tak ingin dibantah.

"Iya, Pak Kyai, beliau memaksa saya supaya masuk ke kamarnya lalu ...
dia mengancam saya, jika tidak menuruti kemauannya ... maka ... " Wanita itu memejamkan matanya, dia terpaksa menjadi orang jahat
untuk menyelamatkan hidupnya. Jika tidak melakukan hal seperti ini, ia akan mempertaruhkan hidupnya lagi di tempat yang tidak seharusnya. Inilah pilihan terakhir. Ia harus menikah, dengan pria baik-baik. Perihal nama Akif Furqan yang tengah ia rusak, ia pria bertuhan. Biarlah Tuhan yang memberi dia ganjaran.

Terpaksa Menikah Karena FitnahWhere stories live. Discover now