T I G A B E L A S

826 72 7
                                    

The | Never Ending Story

𝕳𝖞𝖚𝖓𝕷𝖎𝖝

Garam dan Sodam yang sejak tadi uring-uringan mencari keberadaan Jimmy dan Yeri yang kabar nya sempat di seret oleh Changbin dan Minho ke suatu tempat

Akhir nya mendapat sedikit pencerahan setelah sang kuasa berbaik hati mempertemukan kedua gadis itu dengan Jisung, yang kebetulan tengah berjalan bersama Minho

"J-jisung!? Minho!?"

"Apa?" Ucap Jisung sedikit melengos namun kedua pria itu akhir nya menghentikan langkah nya kemudian mengarahkan fokus nya kepada Garam dan Sodam.

"Tolong kasih tau, Jimmy sama Yeri ada dimana?" ucap Garam tanpa berbelit-belit, kedua Gadis itu tampak gelisah, menatap meraka bergantian.

"Minho!? Kita juga denger dari anak-anak lain kalo lu sama Changbin sempet bawa mereka ke suatu tempat"

"Tolong kasih tau kita" Tekan Sodam, meminta penjelasan.

"Ck mungkin dua temen lu udah pingsan di pinggiran sekolah akibat tindakan absurd nya" Ucap Minho dengan nada santai.

"Padahal sedari awal udah tau kalo ada campur tangan Hyunjin, masih tetep aja di lakuin ck"

"Tolol" Celetuk Jisung seraya merangkul pundak Minho kemudian berjalan menjauh dari kedua nya.

Tak bisa di pungkiri bahwa ketakutan dan kekahawatiran yang semakin menjadi itu telah berhasil menggiring mereka menuju Sisi sekolah

Apa mungkin kedua teman nya masih mengganggu Anak baru itu? dengan tindakan yang jauh lebih Frontal?

Sehingga berimbas merugikan orang lain, juga membahayakan diri nya sendiri?

Apalagi sedari awal ia memang mendengar bahwa ada nama Hwang Hyunjin yang turut di ikut sertakan dalam kalimat ejekan yang di cetuskan Jimmy sebelum-sebelum nya.

Dan Garam rasa Asumsi itu terbukti Benar, saat ia dan Sodam mendapati kedua teman nya telah menjadi bagian dari objek memilukan yang tersaji di depan mata kepala nya.

"Astagaa Jimmy?! Yeri?!" Teriak Garam, seraya berlari menghampiri Yeri yang tampak tergeletak bersama Jimmy tak sadarkan diri.

"Sial, Jimmy kenapa lu bisa berpikiran pendek kaya gini.." Umpat nya dalam hati, padahal sedari awal ia sudah mewanti-wanti untuk berhenti mengganggu Felix

Ternyata cercahan Kalimat nya selama ini hanya masuk kuping kanan dan lewat kuping kiri, ia merasa Miris.

"Ri bangun!" Teriak Sodam mencoba menyingkirkan untaian rambut yang menutupi wajah lebam teman sekelas nya dalam kepanikan.

"Taksi cepet panggil Taksi! Mereka harus di bawa kerumah sakit"

***

Saat ini pria kecil itu tampak berjalan sedikit tertatih setelah membayar angkutan umum yang sempat ia naiki

Sang sopir Mengabulkan permintaan Felix yang ingin di turunkan pada Toko serba ada kala itu, jadi ia hanya di patok untuk membayar setengah harga

Dan tentu saja Felix akan menggunakan sisa uang itu untuk menaiki kendaraan berikunya setelah ia selesai dari sini.

"kata petugas UKS tadi Felix harus makan yang bener.."

Mulut kecil nya bergumam, pria konstelasi itu sedikit meratapi diri nya yang sempat menyia-nyiakan makan pagi di piring nya sampai tidak habis, padahal itu persediaan terakhir nya minggu ini

Dan potongan roti yang sudah mendekati masa Expired itu jadi terbuang sia-sia gara-gara masalah nafsu makan nya yang sudah tidak stabil sejak saat itu juga.

Untuk saat ini Felix bertekad untuk tidak mengulangi nya, ia akan berusaha untuk melawan rasa pahit di lindah nya, dan memenuhi asupan gizi di tubuh nya dengan benar.

"Kak.. tolong, kasihani kami.."

Namun sebelum Felix memasuki pelataran pertokoan tiba-tiba ia di hampiri oleh dua pengemis kecil yang meminta belas kasih dari nya.

"kami butuh uang kak.." Lanjut nya terus memasang raut memelas dengan muka Lusuh yang selalu berhasil membuat orang seperti Felix merasa Iba.

Tentu saja Pria Lee yang berhati Malaikat itu tanpa pikir panjang mengais Pouch Kain berisi lipatan Uang yang tak terlalu tebal itu dari dalam tas gendong nya

"sebentar ya.." ucap nya dengan nada lemah, wajah Felix yang senantiasa pucat masih mengekspresikan bahwa ia juga sedang dalam kondisi tak baik-baik saja sekarang.

Kedua bocah yang sedari tadi menungguinya sambil sedikit mendongak itu tiba-tiba saling menatap satu sama lain

Sorot mata kedua nya kini tampak aneh dan mencurigakan, seperti tengah Mensiasati Felix

Yang tentu saja tak berhasil menangkap gelagat itu dengan fokus nya yang sudah terbagi dan sampai pada akhir nyaㅡ

Pats..

Dalam sekejap mata semua Uang yang sempat terkandung dalam telapak tangan mungil itu Raib, di rampas habis oleh kedua pencuri kecil

Yang kini berlari kencang setelah berhasil mempermainkan kebaikan hati nya sambil cekikikan dengan Lebar.

"hㅡey! berhent-Akkh.."

Jika sudah seperti ini Felix yang masih dalam kondisi lemah pun tidak bisa berbuat apa-apa selain memegangi perut nya yang terasa di tekan dan di tusuk dalam raut menyakitkan.

"pen-akhh.. Felix ga bisa ngejar.." dan teriakan lemah itu berujung menjadi lenguhan kesakitan

Saat pemuda Lee itu mengharap bantuan dari seseorang yang mungkin saja sudi untuk menolong nya

Namun rencana itu tak sampai terlaksana sebab perkataan nya terlanjur teredam rasa sakit yang di derita tubuh nya

Badan nya goyah, dan kaki nya tak mampu untuk berlari, padahal Uang itu untuk jangka waktu sampai ia mendapatkan pernghasilan bulan pertama nya.

Dan sekali lagi Felix hanya bisa mengikhlaskan benda itu lenyap dari kepemilikan nya.

Kemudian dengan berbekal sisa uang yang ia punya, Felix pun kembali berjalan memasuki area Perbelanjaan yang cukup ramai itu tanpa Merasa Kecil dan Malu.

Mengabaikan orang-orang yang kini tampak keheranan melihat kondisi nya, bahkan setelah keluar gedung, dan menyusuri beberapa ratus meter dengan langkah lemah

Sederet tatapan Asing itu terus saja mengekori tubuh nya sampai Pria manis yang sedikit pendiam itu memasuki rumah sederhanan nya dengan perasaan Letih yang luar biasa.

"cape rasanya.." Felix merebahkan tubuh nya yang kelelahan di atas ranjang tidur, setelah ia melepas atasan yang tampak lusuh itu dari kulit nya

Dan entah keinginan dari mana tiba-tiba ia mengangkat lengan nya yang di penuhi lebam ke awang-awang

Memandangi setiap bubuhan Merah keunguan yang telah menebal itu lekat-lekat, dalam pandangan redup nya yang kesunyian.

"Hyunjin.. Felix gak bermaksud kaya gitu.."

Ranum milik nya yang tampak kering dan layu itu kemudian bercicit pelan, meratapi secercah Desiran Penyesalan terhadap lontaran Emosi nya kepada Keparat Sialan yang sempat menyumbangkan secuil kebaikan di atas Kebutaan Kesalahan nya.

Felix menghela nafas panjang, untuk saat ini Ia hanya ingin tidur dan melupakan sejenak semua persoalan yang kerap mengguncang nya tiada Henti

Dan perlahan, pria kecil itu membawa kelopak mata nya yang indah untuk terpejam di bawah sayup alam sadar nya yang mulai melanda.









Tobecontinue.

Chapter telah selesai di Revisi pada 4 Februari 2023










Typo everywhere*

𝗵𝘆𝘃𝗻𝗹𝗶𝘅 | The Never Ending StoryOnde histórias criam vida. Descubra agora