JiFa-PROLOG

164 28 4
                                    

"Nama saya Keffa Arzika, salam kenal."

"Gemes.." Arera memandangi cowok di depan sana yang baru saja mengenalkan dirinya. Murid baru yang akan menambah angka dalam absen kelasnya.

"Ayo Keffa, kamu boleh duduk dibelakang Erika. Erika, acungkan tanganmu."

Siswi yang bernama Erika terlihat mengacungkan tangan dengan wajah judesnya. Bukan karena apa dia menampilkan wajah seperti itu, pacarnya baru saja mengakhiri hubungan mereka, jadi dia badmood dan emosi bukan main.

Cowok bernama Keffa itu perlahan berjalan ke belakang dan duduk di belakang Erika yang masih mendengus mengingat wajah orang yang baru saja menjadi mantannya yang ketiga.

"Dia galak ya? Mukanya judes..." Batin Keffa takut-takut saat Erika tak sengaja menoleh ke arahnya karena ingin mengambil secarik kertas di meja Keffa entah punya siapa.

Keffa melepaskan tas di punggungnya dan meletakkannya di gantungan khusus yang ada di pinggiran meja sebelum matanya menelusuri setiap sudut kelas yang kini akan menjadi rumah kedua untuknya. Atau... tidak.

Sebagai murid baru yang punya pacar cukup tampan dan kulit putih sepertinya -walaupun bukan dirinya saja, ada banyak yang berparas sempurna sepertinya di kelas maupun di luar kelas- Keffa cukup gugup di pandangi lamat-lamat oleh para kaum hawa disini. Dia tidak geer, tapi memang Keffa merasa tatapan para perempuan penghuni kelas memang tertuju ke belakang, tempat dirinya duduk saat ini.

Jadi untuk menetralkan kegugupannya Keffa memilih mengeluarkan buku tulis dan peralatan menulisnya.

Sementara murid baru itu sibuk dengan kegiatannya, seorang siswi bernama Arera yang tadi sempat membatin gemas melihat Keffa mengenalkan dirinya dengan gugup tampak menidurkan kepalanya di atas meja dengan tangannya sebagai bantalan. Matanya tak pernah berhenti bahkan teralih pada setiap inci gerakan yang diperbuat oleh Keffa. Cowok yang kini, hari ini, detik ini akan menjadi crush nya diam-diam.

Tak sadar sudut bibir Arera mengukir senyuman aneh saat tak sengaja membayangkan bagaimana nanti ia akan berpacaran dengan cowok yang kelihatan soft di matanya itu.

Ah, betapa sangat halu nya Arera. Kebanyakan menonton anime.

Bu Utami tampak kembali menulis materinya di papan board, sesekali dia akan menjelaskan sambil memandangi murid-muridnya yang beberapa fokus mendengarkannya dan ada yang beberapa sibuk dengan kegiatannya sendiri -entah itu memainkan pulpen, menulis padahal Bu Utami belum menyuruh mencatat, meniup dan menggosok kuku untuk di percantik (biasanya murid perempuan) atau ada juga yang diam-diam berbisik-bisik dengan teman sebangku-.

Keffa fokus mendengarkan Bu Utami yang sedang menjelaskan materinya, sesekali dia mengangguk dan menatap kagum saat Bu Utami memberitahu bagaimana proses bulan, matahari dan bumi dan planet-planet melakukan tugasnya -padahal dia sudah mendengar materi ini bahkan dari SD- tapi Keffa tak pernah merasa bosan jika itu sudah menyangkut dengan luar angkasa.

Keffa suka hal-hal yang berbau luar angkasa. Dia suka melihat bintang dan bulan di malam hari, dia suka saat cahaya matahari menerpa kulitnya, dia suka memandangi langit, membayangkan bagaimana jika dia bisa tiduran di atas awan yang kelihatannya sangat lembut itu, dan dia suka saat Guru pembawa pelajaran IPA menjelaskan tentang luar angkasa -hanya jika tentang luar angkasa, selebihnya dia tidak begitu suka-.

Cowok itu terlalu sibuk mendengarkan Bu Utami hingga tak sadar jika Arera tengah tersenyum-senyum melihat wajahnya yang menurutnya sangat tampan sekaligus menggemaskan dalam satu waktu. Apalagi diiringi dengan tangannya yang sesekali bergerak diatas kertas mencatat apa yang menurutnya penting.

Baru hari pertama, bahkan baru melihatnya hari ini saja Arera sudah dibuat terkagum-kagum dengan seorang...

Ah, siapa tadi namanya?

Eit, tidak kok, Arera tidak lupa. Mana mungkin ia melupakan nama crush nya begitu saja. Tadi Arera segera mencatat namanya saat murid baru itu memperkenalkan diri.

Keffa Arzika.

Namanya tampan. Begitupun orangnya.

Sunggingan senyum dikedua sudut bibirnya tak hilang sedari tadi. Arera tak merasa pegal atau apapun saat bibirnya terus mengukir senyuman kesemsem terhadap Keffa, justru, bukannya merasa pegal, Arera merasa jika dadanya bergemuruh hebat dan perutnya tak berhenti bergejolak, membuatnya sedikit menahan napas sangking terpesonanya dengan ciptaan Tuhan bernama Keffa Arzika.

Tenanglah, Arera. Ayo, palingkan wajahmu sebelum si Keffa-Keffa itu balik menatapmu dan membuatmu pingsan.

Tapi...

"Arera, kenapa kamu menatap ke belakang terus?"

"KEFFA GANTENG BU!"

Reflek seluruh penghuni kelas -termasuk Keffa, orang yang namanya disebut Arera- memandangi perempuan itu.

Arera melotot, lantas menutup mulutnya dan  menoleh kearah Bu Utami yang sudah memicingkan matanya.

"Arera anj- KECEPLOSAN!"

Cutie Tetangga! Onde histórias criam vida. Descubra agora