JiFa-Tiga♡

153 37 0
                                    

Klo yg ini 900an kata

Sengaja aku jadiin dua chap, karna aku pikir klo di satuin kepanjangan.

Hehehe

HAPPY READING

Jian berjalan riang di sepanjang koridor sekolahnya, bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu.

"Es krim di warungnya mang Jajang katanya ada varian baru, pengen tapi uangnya udah abis." Ucapnya pada diri sendiri.

Disekolah masih terdapat beberapa murid dan guru, entah belum ingin pulang atau merencanakan untuk bermain ke rumah teman, ataupun yang tengah melihat mading.

Remaja itu membawa langkahnya ke dalam warung yang terlihat kuno dan sudah tua dari luar, tapi jika sudah masuk kedalam akan terlihat dinding warung yang berwarna-warni ceria.

Beberapa gambar permen, gulali, dan es krim menempel di dinding-dinding bagian atas warung itu.

Dan ada satu gambar pelangi berukuran besar di langit-langit warung.

Jian sangat nyaman berada di warung ini. Warna dan gambar yang berada di dalam warung sangat ceria dan itu sesuai dengan sifatnya.

Ceria-ceria bandel.

"Halo, mang Jajang! Katanya disini ada es krim varian baru ya? Mau dong satu!"

Suara Jian yang cempreng membuat pria paruh baya yang biasa di panggil Mang Jajang tersentak kaget.

"Oh, iya den, bener. Sebentar mamang buatin!"

"Okeyy!"

Sambil menunggu es krim nya, Jian duduk di kursi panjang terbuat dari kayu yang ada di depan warung es krim itu. Di depannya juga ada meja yang menempel di dinding warung, juga ada beberapa permen berbagai varian yang di letakan dalam toples.

Sudah di tata apik, ada boneka-boneka lucu seperti princess, atau kartun-kartun Disney yang di tata di samping toples-toples permen itu.

Lucu banget ih.

Tapi sayangnya Jian enggak bawa ponsel, kalo bawa pasti udah Jian fotoin warungnya Mang Jajang terus upload tiktok atau ig, soalnya enggak dibolehin sama Papi. Takut hilang, mahal soalnya.

Harganya aja udah cukup buat makan selama 8 bulan, ck ck.

Apalagi keluarga Jian kalo sebulan aja udah abis 5 jutaan sebulan nya.

Benar-benar sultan.

Tapi Jian enggak sombong kok, dia kan cuma nakal aja.

Jian orangnya baik, ganteng, gemoy, giat belajar, tidak sombong, dan rajin menabung.

Tapi cuma mimpi sih.

Soalnya kenyataannya enggak gitu. Sama sekali.

"Ini den es krim nya. Semoga suka ya! Jangan lupa atuh buat ajak temen-temennya kesini, biar warung Mamang makin rame! The best lah!"

Jian menerima es krim nya dengan senyuman bahagia.

Akhirnya bisa makan es krim lagi setelah setengah bulan harus puasa es krim dulu, soalnya kan lagi di hukum Papi. Uangnya di jajannya dipotong huhuhuuu.

"Makasih Mang. Iya Mang tenang aja nanti Jian promosiin ke temen-temen kalo es krim nya Mang Jajang itu enaaaaaaakk banget! Tapi emm hehehehe, hari ini Jian ngutang dulu yaa, uangnya abis pakai buat bayar urunan kelompok."

Enggak enak banget, tapi mau gimana lagi. Tapi Jian enggak bohong kok soal uangnya habis buat urunan kelompok.

Baru aja uang dibayar Mami, sekarang udah ludes lagi aja.

Mana bayar kelompok nya gak nanggung-nanggung lagi, 70 ribu perorang. Gimana Jian enggak rugi?

Mang Jajang nampak santai saja meladeni ucapan Jian. "Gak papa den, ini gratis buat den Jian! Soalnya hari ini Mamang ulang taun."

"Wah, gitu ya? Selamat ulang tahun Mang Jajang! Moga berkah selalu ya buat Mamang. Betewe makasih traktirannya yaaaa."

"Iya den santai aja, makasih ucapannya loh, Mamang seneng jadinya."

"Sama-sama Mang."

Setelah selesai bercakap-cakap dengan Mang Jajang, Jian pulang dengan perasaan bahagia. Udah dapet es krim gratis soalnya, enak banget lagi.

Plis jangan travelling /plak/.

Tok tok tok!

"Assalamualaikum, Mamiiii!"

Jian mengetuk pintu rumahnya, tapi belum ada sahutan. Dia mengetuk lagi.

Tok tok tok!

"Mamiiii? Jian pulangggg!"

Udah beberapa menit menunggu pintu di buka, tapi enggak ada Mami nya yang biasanya bukain pintu buat Jian.

Remaja itu memutar knop pintu, tapi dikunci.

Dia mulai panik.

TOK TOK TOK!

"MAMIIIII? JIAN PULANGGGG! BUKAIN DONG PINTUNYAAAA!"

"MIIII? MAMIIIIIII?!?!?!" Jian menjerit kuat guna memanggil sang Mami yang mungkin saja lagi tidur sambil pasang headset. Jadi enggak denger pas Jian ngetuk pintu.

Tapi enggak ada yang balas-balas.

"Mami kemana sih?!" Gumamnya kesal.

Jian takut di tinggal, siapa tahu Mami nya pergi kemana gitu tapi enggak nungguin Jian, enggak ngajak Jian juga.

GDORRR DORRR GDORRRR!

"MAMIIIIIIIIIII?!?!?!?! TEGA BANGET YA GAK BUKAIN JIAN PINTU, JAHAT! HIKS! MAMIIII HUWAAAAAA BUKAIN PINTUNYAAAA!!!!!"

Remaja itu nangis sambil gedor-gedor pintu, tapi Mami nya kayaknya masih betah jailin Jian.

"Mamiii... hiks bukain Jian pintu huhuhuuuu hiks... jahat banget tau gaakk... huhuuu."

Apa Mami nya beneran enggak ada di rumah? Tapi kenapa pas pergi enggak mau nungguin Jian dulu?

Seorang gadis keluar dari rumah yang berada di sebelah rumah Jian. Dia tidak sengaja mendengar suara yang menggedor-gedor pintu juga teriakan diikuti suara tangis.

Apa remaja itu sudah pulang? Ah, dirinya harus cepat-cepat memberi tahu sesuatu pada remaja itu.

Lantas gadis yang tak lain adalah tetangga baru Jian itu berjalan menuju rumah Jian, melihat Jian yang berjongkok sambil menutup wajahnya menghadap pintu dengan tubuh gemetar membuat gadis itu segera berlari menyusul.

"Assalamualaikum. Hei, kamu Jian ya? Maaf, Mami kamu tadi bilang pergi dulu sebentar, beliau menitipkan kamu kepada saya. Maaf telat memberitahu, seharusnya saya menunggu kamu pulang tadi agar kamu tidak terlalu panik seperti ini. Sekali lagi maafin saya."

Jian membeku saat mendengar suara seorang perempuan di belakangnya. Lantas segera berbalik, mendongakkan kepalanya guna melihat orang itu lantas memelototkan mata bulatnya yang sembab.

Menatap marah pada gadis itu.

"Kakak! Jahat banget tau enggak?! Kenapa enggak dari tadi sih ngasih tau nya?! Hiks, Jian kan malu karena keciduk nangis! HUWAAAAA JAHAAAATT! MAMII JIAN MALUU HUWAAAAAAAA!"

Gadis itu terperanjat kaget saat tiba-tiba dibentak begitu saja. Tapi seusai nya dia tersenyum gemas.

Remaja ini kenapa lucu banget sih?!

Gadis itu ikut berjongkok di depan Jian yang sudah terduduk sambil menghentakkan kakinya kesal. Jian menutupi wajahnya yang sudah berantakan oleh air mata.

"Maaf ya, kamu mau ke rumah saya? Sambil nunggu Mami kamu pulang. Tenang aja, di rumah saya ada Mama saya, jadi jangan khawatir takut terlihat tetangga."

Bersambung~

Cutie Tetangga! Where stories live. Discover now