5. 1001 cerita seorang Reyhan.

5 0 0
                                    

Hi!! Gimana udah di bantu vote belum? Penulis ngambek lho ya😴

Yang mau titip salam buat Reyhan boleh lho ya DM penulis hehe

❤️❤️

Disini lah Reyhan berdiri mengajak Ginda kembali ke kota jakarta. Mereka berdua sepakat untuk mencari bukti untuk pembelaan Ginda di mata hukum, Menarik kembali haknya yang dirampas menguasa kampus. Seengaknya semua orang tau seberapa bejat petinggi universitas itu hanya demi membela nama baik kampus.

Ginda mengedarkan pandangan ke semua sudut warung tua yang tampak masih cukup ramai pembeli. Kali pertama Ginda melihat sorot mata Reyhan penuh sendu memasuki tempat asing itu dimatanya. Langkah kaki Reyhan terus bergerak masuk, Membuat Ginda mengikuti di belakangnya. Reyhan tampak tersenyum sangat antusias memeluk seorang laki-laki paruh baya itu dengan erat.

"Lho? ini beneran Reyhan? Masya Allah. Udah dua tahun baru dateng kesini lagi."Ujar Mang asep dengan kaget.

Reyhan bertos ria. "Iya dong, Mang. Kan, Saya kuliah jadi gak bisa setiap hari kesini. Bukan anak sekolah lagi yang setiap hari nongkrong-nongkrong."

"Anak-anak gimana? Masih ada beberapa yang sering kesini?"Reyhan bertanya membuat Mang Asep menghela napas sejenak.

"Udah gak ada, Bahkan satu pun gak ada yang mamang lihat dateng kesini. Padahal geng kamu waktu sekolah banyak, Tara, Doni, Dion, Fikri, Fahri, Boro-boro."

"Sepi, Banyak yang berubah."

Reyhan terkekeh pelan "Namanya waktu mang, Harus siap nerima perubahan, Kan terus berjalan?"

Ginda tampak terdiam melihat interaksi keduanya, Dirinya tak tahu apa-apa mengenai masalalu Reyhan. Namun Ginda mengerti mengapa Reyhan mendatangi tempat ini, Yang ia tangkap sekarang Tempatnya berdiri adalah tempat yang banyak kenangan untuk seorang Reyhan.

Ginda memilih duduk pada bangku rotan yang tersedia dibelakangnya, Biar saja Reyhan terus berinteraksi tanpa memperdulikannya. Mungkin Laki-laki itu terlalu asik melepas rindu sampai lupa bahwa ada dirinya yang diajak kesini.

Ginda melihat kesekitarnya duduk ada banyak coretan pada kursi tua disana. Coretan yang tampak usang, Namun masih terbaca dengan jelas. "kali-kali ngopi, jangan belajar mulu kaya orang jawa."

"Gue bukan sadboi, gue cuma pengen ganti bokap."

"Mimi cantik"

"Reyhan♡ mimi."

"Jangan di dudukin, ini kursi khusus pacar gue. mysha clara adinata."

Ginda mengedikkan bahu acuh, Gadis itu memilih membaca Daftar menu kedai tersebut, Reyhan tampak menoleh saat suara Ginda terdengar memotong percakapannya "Capucino anget ya mang, Satu!"

Mang Asep mengacungkan jempol, Reyhan memperlihat deretan giginya saat Mendengar ucapan Ginda memanggil kata mang, Hanya hal kecil namun terkesan lucu parah untuk cewek sedingin Ginda.
Reyhan memilih duduk di sebelah Ginda yang terlihat bete, Tampaknya Ginda tengah memang memperhatikan semua interaksinya barusan kepada mang Asep.

"Udah wisata masalalu nya?"Ginda terdengar meledek dirinya.

"Belum abis, Karna ada lo aja jadi gue gak mau terlalu bahas masalalu."Balas Reyhan Enteng.

"Ya Gapapa kali, gue dengerin. Kayak nya Asik ya masa sekolah lo itu."Ginda membuka suara, menatap Reyhan si cowok sadboy?

"Itu sekolah gue, Bagian belakang sekolah gue ya tempat ini."

Ginda hanya ber-oh ria, Dia menyeruput capuccino miliknya yang sudah tersedia di atas meja. Reyhan tak lagi banyak bicara, laki-laki itu tampak terdiam menatap ke sekitar. Tiba-tiba sudut bibir tertarik keatas saat mengingat kenangan dulu.

"Cita-cita lo apa Rey?"

"Nikah, ngapain capek-capek kuliah mending langsung punya bini."ucap Reyhan receh.

"Eh anjir gue lagi bayangin, kita udah di jalannya masing-masing. Terus udh gak bisa kaya gini."

"Yang ngutang diwarung mamang buruan lunasin, gak baik lo lupain mamang berserta utang-utang lo."

Reyhan seperti melihat ada Tara yang terduduk dipojokan. Sahabatnya itu paling suka nyender dan menjauh dari bacotan anak-anak yang lain. Dion yang berada di depannya, dan Doni yang asik main mobile legend.
Sadar. Itu hanya bayangan mereka. Reyhan menggeleng seraya tersenyum tipis, tak sadar sudut matanya berair. Dia sangat merindukan momennya dulu. Andai waktu bisa di beli, Reyhan ingin menemui Doraemon untuk meminjam mesin waktunya.

BERPISAH ITU MUDAH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang