Chapter 02

842 224 50
                                    

Kai menggandeng tangan Sunghoon dan keduanya berjalan keluar kamar. Temannya itu bermimpi buruk lagi dan berakhir tak bisa tidur. Fajar telah terbit, sebentar lagi pagi akan muncul.

Di ruang tengah, terdapat Beomgyu yang terduduk sendirian. Melamun. Rautnya tampak kacau dan kantung matanya menghitam. Pemuda itu bahkan tak sadar akan kedatangan dua temannya.

"Lagi-lagi nggak tidur?" tebak Kai.

Beomgyu melirik sekilas dan menggeleng pelan.

"Benar-benar nggak tertolong ya?"

"Pembohong!" teriak Beomgyu frustrasi.

Kai menelengkan kepala,"Siapa?"

"Sihyuk-nim, dia berjanji akan membantu kita mendapat terapi. Kupikir aku bisa selesai dari mimpi buruk ini dan tidur nyenyak. Tapi tidak..."

Kemudian Kai menghela napasnya dan menghampiri Beomgyu, lalu menggandeng dua orang yang bermimpi buruk itu ke dapur. Setidaknya ia harus bisa menenangkan keduanya. Pikiran mereka seringkali kacau sebab kurangnya waktu tidur. 

"Mungkin dia hanya sangat sibuk di kementerian. Setidaknya dia memberikan kita rumah dan makanan. Setelah urusannya selesai dia akan memberikan bantuan untuk kita."

Kai mengambil roti tawar dan selai cokelat, membuat beberapa roti lapis, mengambil jus apel dari kulkas lantas menuangnya ke gelas. Kemudian ia menyodorkannya pada dua temannya yang telah duduk di meja makan.

"Ini, untuk mengganjal perut."

"Nggak mau," Sunghoon menepisnya,"maunya pakai selai srikaya."

"Aku maunya jus mangga." tambah si pemuda beruang. 

"Pilih-pilih!" Alis Kai bertaut. "Kalau nggak mau ya sudah!"

Sunghoon merengut, lalu mengambil sepotong roti lapis yang dibuat Kai dan mengunyahnya. Maniknya masih menerawang seluruh ruangan. Masih takut dengan sesuatu yang mengawasinya itu.

"Soobin hyung masih belum pulang ya?" tanya Beomgyu sambil menopang dagunya.

Kai menggeleng pelan dan menyedot jus apelnya. "Katanya ingin menemani ibunya lebih lama."

"Memangnya ibunya kenapa?"

Kai hendak berucap, tetapi merasa sangsi. Melihat Kai ragu-ragu, Beomgyu memukul meja, membuyarkan lamunan anak itu.

"Ayolah, katakan saja. Memangnya kami siapa?"

Pemuda berdarah campuran itu merengut. "Soobin hyung itu anak tunggal. Dan Ayahnya itu seorang tentara yang jarang pulang ke rumah."

"Begitu?"

"Ayah Soobin hyung meninggal di suatu peperangan, empat tahun yang lalu."

Mendengar itu, Beomgyu jadi bungkam. Sedikit merasa tidak sopan sebab menanyakan hal itu. Ia beralih menyesap jus apel yang tadi disiapkan Kai sembari memikirkan keadaan Soobin dan Ibunya. Selama Soobin menghilang, siapa yang merawatnya?

"Omong-omong, kalian pikir kita menghilang seberapa lama?" celetuk Beomgyu.

"Kurasa aku nggak tinggal di tempat itu lebih dari dua minggu." balas Sunghoon dengan mulut penuhnya.

Kai pun mengangguk,"Kurasa kurang dari satu bulan."

Beomgyu melirik,"Kalian serius?"

Kai dan Sunghoon mengangguk bersamaan.

Beomgyu jadi sangat gamang. Entah apa ia yang salah terka dan ia luput akan sesuatu, atau dunia makin lama makin mengherankan.

"Jungwon bilang, kakaknya dan teman sekelasnya melaporkan hilangnya dia ke polisi. Dan laporan itu telah terbit sejak setengah tahun." ungkap Beomgyu.

After GizhiWhere stories live. Discover now