1. Perihal keterlambatan

823 86 10
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


┉┈◈◉◈┈┉

Jalu paling benci dengan yang namanya ketidakdisiplinan. Apalagi jabatannya sebagai ketua ekskul voli putra sekaligus salah satu kabid OSIS di sekolahnya membuatnya harus lebih menonjolkan sifat tegasnya untuk menindaklanjuti ketidakdisiplinan yang terjadi di sekitarnya.

Tapi entah lelucon apa yang diskenariokan oleh semesta hingga ia harus mendapat kekasih yang bertolakbelakang dengannya. Yarasha Putri Galgani yang sering dijuluki putri tidur itu tampaknya sebuah nasib buruk bagi Jalu.

Orang-orang menilainya begitu.

"Yarasha! Udah aku bilangin berapa kali? Jangan begadang! Lihat, sekarang siapa yang kena getahnya!" Jalu terdengar meledak-ledak di kala mereka berdua terjebak macet karena lampu lalu lintas menyala merah.

Ini semua berkat drama yang semalam Yara tonton, bisnis proposal. Gara-gara suaminya— Jeon Jungkook, bikin snapgram poster drakor itu, Yara jadi tertarik buat nonton. Dan Yara itu tipikal yang ga akan berhenti sebelum rasa penasarannya terpuaskan, jadi dia habisin malamnya buat drakoran.

Cewek itu bahkan terlihat mengantuk sekarang, kepalanya terasa berat jadi ia menyandar pada punggung pacarnya yang terhalangi tas punggung.

"Hmmm."

"Jangan tidur di jalan! Bahaya, Yara!" Jalu kembali mengomel saat merasakan kepala perempuan itu di punggungnya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menarik tangan perempuan itu agar melingkar dengan benar di pinggangnya.

"Cerewet lu, kek ibu-ibu!" ujar cewek itu kesal.

Jalu menghela napas kemudian melanjutkan perjalanan mereka. Oh sial, kenapa jadi ceweknya yang ngambek? Bukannya yang seharusnya marah itu dirinya? Ah sudahlah, Jalu pusing. Ia hanya ingin cepat cepat sampai di sekolah.

-

Sesuai dugaan, Jalu dan Yara sampai di sekolah setelah bel berbunyi. Tentu gerbang sudah ditutup, mau tak mau, keduanya harus menunggu hingga jam pembelajaran kedua selesai. Baru, guru piket akan datang membukakan gerbang.

Plus memberi hukuman.

Jalu memarkirkan motornya di bawah pohon kemudian turun dari jok. Ia memilih duduk di trotoar. Cowok itu mengacak rambutnya frustasi.

"Ayang ngapain sih? Kek orang gila tau ga?" ujar Yara yang moodnya sudah kembali.

Cewek itu ikut-ikutan duduk di sebelah Jalu. Tangannya bergerak merapikan surai pekat kekasihnya. Kalau sudah begini Jalu sering bingung sendiri, mau marah tapi ceweknya itu gemesin.

Pen nyekek rasanya.

"Yara," panggil Jalu sambil memang tangannya Yara, otomatis cewek itu berhenti membenarkan rambutnya. Keduanya bertatapan. Jalu ingin bicara mode serius.

"Kamu itu salah. Sadar ngga?"

"Ck! Iya maaf. Habis drakornya bagus! Kan daripada nanti nanti aku ga bisa selesaiin. Kamu sih pake nyuruh aku ikut les segala! Aku tuh capek, Jalu! Pen rebahan!" protesnya.

Akhirnya yang disalahin siapa? Cowoknya lagi.

"Aku kan cuma menjalankan amanah Mama biar nilai kamu naik, Sayang. Kamu nggak mau masuk UI atau UGM jalur rapot?" tanya Jalu dan pertanyaannya itu terlihat berhasil membuat ceweknya kicep.

Jalu menyelipkan helaian rambut Yara yang halus ke balik daun telinganya sambil berujar dengan nada lembut, "Mau kan? Nah, jadi sekarang, stop dulu drakorannya, nanti pulang kita belajar bareng, lesnya kamu ikut sesi dua bareng aku. Okai?"

Bagai disihir dengan mantra ajaib, Yara langsung mengangguk patuh. Jalu memberi jempol pada perempuan itu. Mereka lantas mengobrol tentang hal lain. Hingga pada suatu saat..

"Tapi tumben ayang ga marah gara-gara telat?" ujar cewek itu sambil memainkan tangan kiri Jalu.

Pemuda yang tengah memainkan ponselnya dengan sebelah tangan itu lantas menoleh mendengar kalimat interogasi cewek itu, "Kata siapa aku ngga marah?"

"Loh? Jadi marah?"

"Ya jadilah. Gara-gara kamu aku nggak ikut kelas Bahasa Inggrisnya Ma'am Kylie. Nanti pulang kamu harus dihukum ya."

Yara mencebikkan bibirnya dengan ekspresi tidak setuju. Kenapa Jalu marah, kan yang niat anter jemput dia sendiri. Yara mah bisa naik gojek atau ngetem di deket terminal kaya pas SMP. Jadi ya bukan sepenuhnya salah dia lah. Pikirnya.

Tak terasa waktu cepat berlalu, jam pembelajaran kedua baru saja terdengar. Jalu berdiri dan membenahi pakaiannya. Padahal ga lecek.

Ceweknya yang masih mager malah tetep duduk anteng sambil ngeliatin ke seberang jalan. Mukanya masih cemberut. Ia menduga Yara masih memikirkan hukuman yang akan diterimanya akibat kelalaiannya yang pake acara begadang begadang ga jelas semalam.

"Ayo buruan. Aku tinggal kalo lama," kata Jalu terdengar mirip ancaman.

Pacarnya Yara kalo ngancem ga main-main kawan. Tinggal ya tinggal beneran. Sedikit kejam, tapi ya gimana lagi.

"Tinggal aja, aku mau bolos!" ketus Yara.

Yang satu nganceman, yang satu suka seenaknya. Ya beginilah indahnya dunia percintaan Yara dan Jalu. No days left without gelut.

"Yara, kamu mau hukuman lebih? Kalo mau silahkan. Aku ga ambil pusing," ujar Jalu dingin.

Pemuda itu segera mengenakan kembali helmnya dan menstater motor CBR nya. Dengan gengsi Yara akhirnya naik, tapi mukanya jelas-jelas menunjukkan bahwa dia ogah masuk sekolah.

Selesai memarkirkan kendaraan, keduanya ditatar Bu Helen yang terhormat selaku guru mata pelajaran matematika yang kebetulan sedang menjalani tugas sebagai guru piket. Yara mendapat tugas menyiangi rumput kebun kecil sekolah sedangkan Jalu harus membersihkan UKS.

Tapi tebak apa yang terjadi sekarang? Yara mengekor di belakang Jalu yang berjalan menuju ke UKS dengan selimut dan seprei baru.

"Ih ayang! Ikut!" rengek cewek itu sambil berusaha memeluk lengan sang pacar.

"Nggak! Kamu tugasnya bersihin kebon, Yara. Nanti Bu Helen marah kalo pas ngecek kamu ga ada di sana," tukas Jalu lantas mempercepat jalannya menuju ke UKS.

Yara menghentak hentakkan kakinya, tanda cewek itu merajuk. Tapi sama sekali tidak digubris oleh si adam.

"Alah, ayang kok gitu! Ya masa aku dikasi yang panasan kamu di UKS adem adem sendiri! Ga adil!"

"Ya protes sana ke Bu Helen. Dah ah, aku mau selesaiin ini dulu. Kamu kalo udah nanti langsung masuk kelas ya! Awas bolos, aku cubit sampe merah pipinya!"

┉┈◈◉◈┈┉

┉┈◈◉◈┈┉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓]asmaralokaWhere stories live. Discover now