6. Chocopie

299 57 3
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


┉┈◈◉◈┈┉

Siang ini Yara duduk di tribun penonton. Nemenin si bayi gorila latihan voli, ngapain lagi? Padahal hari ini hari Sabtu, harusnya mereka santai di rumah atau jalan, hang out gitu.

Suntuk banget di sini, mana Yara ga paham tentang beginian. Dia noob kalo urusan olahraga —kecuali olahraga di konteks lain, wkwk bercanda.

Udah ke-17 kalinya dia nguap gara-gara bosen. Pengen tidur rasanya, tapi nanti jadi tontonan orang-orang di bawah, kan kebalik. Masa dia yang ditonton?

Untuk itu, saat Jalu lagi istirahat, Yara bilang kalo dia pengen ke minimarket sebentar. Mau beli makanan ringan alias cemilan buat temen nonton. Awalnya si bapak melarang, ya tentu saja, tau sendiri orangnya macam mana. Tapi karena temen-temennya bilang 'alah biarin napa? Kasian dari tadi dia sendiri di sini. Pasti nglangut', akhirnya dibolehin sama Jalu.

Team volley, aishiteru!

Dan sekarang Yara baru aja masuk ke salah satu minimarket yang ada di pinggir jalan. Kelihatannya sih ga begitu rame. Dia menyusuri rak satu persatu. Senyumnya muncul ketika menemukan sekotak chocopie yang rasa coklat. Ternyata tinggal satu.

Tangannya baru terulur untuk mengambil barang tersebut ketika tiba-tiba seseorang menyambarnya duluan. Bangsat! Ga bisa dibiarin! Mana langsung main pergi lagi. Ga sopan banget, harus diajak gelut! Ga peduli dia walopun itu orang cowok. Lagian kan ada kelinci petarungnya. :P

“Anjrit! Itu punya gue!” serunya memprotes.

Namun manusia keji itu tak berhenti sama sekali. Maka Yara dengan gesit mengejarnya  lalu menarik tangannya. Wah ni cewek emang ngeri banget!

“Balikin nggak?!” perintahnya dengan tangan kanan terulur.

Pria itu meliriknya dari atas sampai bawah kemudian mengangkat alisnya tinggi. Setengah mukanya tertutup masker hitam, tapi bodo amat. Yara ga peduli.

“Ini?” Orang itu mengangkat kotak chocopienya. “This is mine, young lady.”

“Ga! Gue yang liat duluan! Jadi itu punya gue! Balikin!”

Beberapa pengunjung toko tampak memperhatikan mereka, itu sedikit membuat Yara gentar. Tapi chocopienya lebih krusial.

“Okay, but gue yang ambil duluan.. So, this is mine.” Ucapannya terasa tegas dan mengancam secara bersamaan karena menekankan ujung kalimat.

Pemuda itu melepaskan diri dari tangan Yara kemudian melangkah menuju kasir. Dengan cepat ia membayarnya dan keluar dari toko tersebut. Yara berteriak kesal. Bagaimana bisa cowok itu menggertaknya seperti itu? Kurang ajar emang!

-

Sambil memasukkan uang kembaliannya ke dalam saku celana jeans-nya, Yara mendorong pintu minimarket untuk keluar. Dia benar-benar kesal karena tak mendapat apa yang ia inginkan.

[✓]asmaralokaWhere stories live. Discover now