Bab 3

83.2K 2.4K 53
                                    

Kini Atifa berada didalam ruang kerja Abian dengan dikursi didepan kursi Abian hanya terhalang meja kerjanya saja. Atifa meremas tangannya saat Abian meletakkan berkasnya lamaran pekerjaannya setelah selesai membacanya

"Kenapa wajahmu pucat sekali?, kau sakit nona?"tanya Abian dengan wajah datar dan dinginnya

"T-tidak, aku baik-baik saja tuan"jawab Atifa menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah datar Abian

"Baiklah, kau diterima disini sebagai pengganti kepala Divisi yang pensiun itu. Jika kau tak tau ruangannya, dia ada dilantai 4 pintu bercat biru navy. Hari ini kau boleh bekerja"jelas Abian membuat Atifa membelalakan matanya terkejut

"Tuan seriusan? Alhamdulillah ya Allah"seru Atifa bahagia dengan tak sadar memeluk Abian dan melompat girang ditengah pelukkan mereka membuat sang empu terkejut karna mendapat pelukan mendadak dari Atifa, apalagi dada gadis ini menggesek dadanya membuatnya menahan nafasnya, namun dia berusaha menormalkan kembali nafas dan wajah kesemula

"Ekhem.. "dehem Abian menyadarkan Atifa yang langsung melepas pelukkannya dan tersenyum canggung

"Saya permisi tuan"pamit Atifa dan pergi keruangan Abian

Setelah kepergian Atifa, Abian menghela nafasnya lega dan frustasi bersamaan karna miliknya bereaksi hanya karna pelukkan Atifa dan merasakan dada besar gadis itu menggesek dadanya saat melompat dipelukkannya, kenapa teringat dada besar gadis itu saja bisa membuat miliknya mengembang dan berdiri tegak membuat Abian meringis sakit

"Akhh.. Sial!, gue harus solo kalo gini"umpat Abian dan pergi kekamar mandi diruang pribadinya untuk mengeluarkan bibit unggulnya bersama sabun kesayangannya
_________
Diruang kepala Divisi

Atifa menatap karyawan disana dengan senyum ramahnya dan dibalas senyum ramah juga oleh mereka semua yang sudah tau jika gadis didepannya ini adalah bosnya yang menggantikan bos mereka yang dulu

"Selamat pagi semuanya"sapa Atifa tersenyum manis dengan memperlihatkan lesung pipinya

"Hai, kenalkan aku Atifa Ayu Azahra bisa panggil aku Atifa atau Tifa, aku disini menggantikan kepala divisi disini yang telah pensiun minggu lalu,  jadi aku mohon bimbingan dari kalian semua jika ada yang aku kurang mengerti dan aku pahami. Terimakasih"jelas Atifa membuat para karyawan disana bertepuk tangan dan bersorak senang karna pengganti ketua mereka adalah wanita cantik

"Umur ibu cantik berapa?"tanya seorang wanita berambut pendek yang memang centil dari yang lainnya

"Emangnya saya kelihatan tua ya?, kok dipanggilnya ibu?"justru Atifa berbalik tanya dengan mengambil sebuah cermin ditasnya

"Enggak kok ibu masih muda dan cantik pokoknya,  maksud kami itu panggil anda ibu karna biar lebih sopan saja sama atasan,  masa kami harus panggil nama kan gak enak"jawab wanita tersebut dan diangguki yang lainnya

"Makasih lo dibilang cantik. Tapi jangan panggil ibu dong,  kan Tifa lebih muda dari kalian dan belum berpengalaman juga. Jadi kalian gak boleh panggil Ibu pokoknya"ucap Atifa membuat mereka mengerti dan menganggukan kepala mereka

"Baiklah,  kami akan panggil anda mba aja ya"jawab wanita berambut pendek (Nuri)

"Oke Nuri. Semuanya silahkan kembali bekerja dan saya akan ke ruangan saya. Selamat bekerja semuanya"ucap Atifa dan pergi keruangannya

Sampainya diruangannya. Atifa disuguhkan oleh ruangan yang benar-benar rapih, barang-barang tertata ditempatnya membiat Atifa tersenyum,  namun saat menyadari jika tempat ini kotor membuatnya menghela nafas. Atifa melangkah kesudut ruangan untuk mengambil sapu dan ikrak disana lalu mulai membersihkan ruangannya sampai benar-benar bersih. Akhirnya semuanya telah berasih membuat Atifa menghela nafas lega dan melemparkan tubuhnya disofa

My Duda My Husband [END]Where stories live. Discover now