Bab 6

89.9K 2.1K 18
                                    

Atifa, Abian dan yang lainnya sudah siap untuk pulang karna besok Abian akan ada meeting dengan klien dari luar negeri, hingga terpaksa mereka harus pulang dengan Aiden yang merengek tak ingin pulang. Namun karna bujukan dari Atifa membuatnya mau ikut pulang meski tak ingin berbicara pada Abian karna kesal pada Papinya

"Bian!"panggil Atifa yang menatap sekeliling jalanan terlihat penuh oleh pedagang kaki lima

"Kenapa honey?"tanya Abian masih fokus pada kemudi mobilnya

"Mampir makan dulu yuk,  aku laper banget nih"jawab Atifa membuat Abian menatapnya,  dia lupa jika sebelum pergi mereka belum sarapan

"Baiklah,  mau makan apa honey?, tapi tunggu. Kita cari restor.. "belum selesai berbicara Atifa sudah menyambarnya

"Gak mau direstoran. Makan dipinggir jalan aja ya"jawab Atifa dengan antusias

"No honey,  makanan pinggir jalan itu gak sehat dan sudah terkontaminasi sama polusi dan bakteri lainnya. No ya,  nanti kalo kita sakit terus keracunan karna makanan kurang sehat gimana honey?. No..no...no..no"jelas Abian membuat Atifa mendengus kesal

"Orang kaya emang nyebelin,  diajak makan pinggir jalan aja banyak alesan. Mentang-mentang duit banyak, makanan harus dimasak sama chef handal, makanan harus serba dari restoran. Sekali-kali kek makan pinggir jalan biar tau susahnya orang miskin, biar tau makanan orang miskin, bukan cuma makan direstoran dong,  udah dikit mahal lagi. Makanan pinggir jalan kan murah meriah banyak lagi. Nyebelin"gerutu Atifa dengan pelan namun dapat didengar oleh Abian yang menghela nafas mendengar gerutuan tunangannya ini

"Ya udah mau makan apa hmm?"tanya Abian dengan menjalankan mobilnya pelan

"Gak jadi. Pulang aja"jawab Atifa ketus dengan memalingkan wajahnya menatap keluar jendela

"Ayolah honey, aku minta maaf oke. Aku cuma gak mau sama Aiden sakit perut karna makanan pinggir jalan kaya gitu,  aku cuma ingin kalian makan yang sehat dan terjaga makanannya"jelas Abian setelah menepikan mobilnya tepat didepan gerobak yang bertuliskan makanan serba ada

"Iya aku tau, makanya sekarang pulang aja deh, aku udah cape pengin pulang dan istirahat"jawab Atifa memejamkan matanya mengantuk dan selera makannya hilang entah kemana

"Honey...gak jadi makan nih?, beneran?"tanya Abian memastikan dengan mengayunkan tangannya didepan wajah Atifa memastikan benar tidur atau tidak

"Oke,  karna kamu diam aja berarti jawabannya iya. Kita pulang"ucap Abian dan kembali melajukan mobilnya, Atifa hanya melirik Abian sebentar yang tersenyum tipis membuatnya kesal dan rasanya ingin sekali membuangnya kelaut

"Dasar nyebelin, gak peka banget" batin Atifa dengan memejamkan matanya kembali hingga kantuk datang menyerangnya

Hampir 1 jam perjalanan membuat Abian meregangkan badannya dan menatap Atifa yang tertidur,  sesuai permintaan gadis itu untuk diantar pulang ke kontrakannya dengan alasan rindu dan tak ingin merepotkan Abian,  sekarang Abian benar-benar mengantarkan Atifa kembali ke kontrakannya

Abian menatap kontrakan Atifa tersebut yang telihat kecil dan mungkin beberapa bulan lagi akan roboh karna rumahnya sudah miring ke kiri, yang membuat Abian khawatir lagi adalah tempatnya yang berada ditengah tanah kosong dan jauh dari pemukiman warga, jika terjadi apa-apa pada Atifa tidak akan ada yang dengar apalagi menolongnya itulah yang Abian pikirkan

Bahkan Abian pernah meminta Atifa untuk tinggal dirumahnya yang dulu saat masih SMA, tapi Atifa menolak dan memilih tinggal disana dengan alasan uang sewanya masih lama membuat Abian mengalah dari pada harus memaksa dan membuat tunangannya ini marah padanya

"Honey!"bisik Abian sambil meniup telinga Atifa yang hanya menggeliet lalu tidur kembali sambil memeluk tasnya

"Bangun honey,  kita sudah sampai dirumahmu"bisiknya lagi dan sekarang Abian mulai mengendusi leher Atifa yang wanginya membuatnya nyaman dan candu

My Duda My Husband [END]Where stories live. Discover now